BAB 22 - vampir dan manusia

1K 33 0
                                    

"Ah.. lagi lagi kau mendapatkan data yang kuinginkan, aku bangga padamu."

"Apapun untukmu tuan, tolong balas cintaku."

"Haha, mungkin bukan saatnya, lanjutkanlah pekerjaanmu."

Lelaki dengan suara lembut, matanya tertutup oleh topinya, dia menaiki mobil pribadinya, entah akan kemana pria itu.

Sedangkan gadis yang berbicara dengannya hanya menatap mobil itu menjauh dan mengepalkan tangannya.

***

Aku dan Fellencia akhirnya bisa menemukan para prajurit yang sedang berpatroli. Kami menyapa mereka, sepertinya mereka memiliki tugas yang lebih berat.

"Selamat siang Nyonya dan Nona." Salah satu prajurit menghampiri kami.

"Selamat siang, apa kami boleh kembali, sepertinya aku cukup lelah setelah berpatroli."

Lelah? bukankah dia dari tadi hanya makan dan tidur di rumah Kakek Edwolls? lupakan saja, mungkin itu memang kebiasaan seluruh putri dan bangsawan dibelakang.

"Tentu, mari kami arahka-"

"Tidak perlu kami bisa sendiri."

Fellencia dengan acuh tak acuh melewat para prajurit, aku hanya bisa meminta maaf, kalau sudah sampai diistana aku akan mencubitnya, tenang saja.

"Kau ini, bisakah kau menolak dengan sopan?"

"Astaga kak, kau ini benar benar berlebihan tentang sopan santun, ada apa denganmu?" Fellencia berkata tanpa mengengok kebelakang.

"Aku hanya memperingatimu, kau adalah bangsawan kau tau."

Tidak ingin bertengkar, aku memutuskan untuk diam disepanjang perjalanan, hingga tibalah kami di kota, para warga menyambut kami dengan baik, tidak maksudku Fellencia.

Setelah memasuki gerbang istana, kami tentu bertemu dengan Vedysenn, dia memasuki kuda kuda itu kedalam kandangnya, aku sangat senang bahwa ia tetap bersikap ramah padaku.

Kini aku dan Fellencia berjalan dilorong, setelah berpatroli kami harus menyimpulkan data yang ada dihutan itu, aku juga mungkin akan disuruh untuk ikut rapat.

"Bagaimana datanya, aku tak memiliki ide apapun." Keluh Fellencia

"Apapun, yang penting itu berguna." Aku merasakan seseorang berada dibelakang punggungku aku dan Fellencia segera menoleh kebelakang dan menatap sosok Kyran yang berdiri tegak disana.

"Hmp orang yang meninggalkan istrinya berkuda sendirian tidak perlu ikut ikutan."

"Sialan kau, kita belum menikah bodoh."

"Tetap saja dia calon istrimu, dasar calon suami tidak becus!"

Apa apaan ini, kupikir mereka akan bersikap dewasa dan dingin seperti yang dibicarakan, semua itu hanya omong kosong? tapi aku tak menghiraukannya, aku segera memasuki ruangan tempat aku harus memberikan informasinya.

"Jadi diselatan aman saja, dan sungai disana cukup lancar, tetapi dibagian barat kami menemukan sedikit sampah mungkin kita seharusnya memberikan peringatan lagi pada mereka."

Aku terus menjelaskan, tetapi yang kudapat hanyalah pandangan tak peduli, orang didepanku hanya mencatat apa yang kubicarakan, aku tak yakin dia akan mengirim informasi itu pada sang raja.

"Sudah cukup, anda bisa pergi nyonya, terimakasih atas kerja kerasmu." Suara tanpa ada nada ketulusan disana.

'Benar, aku harus terbiasa."

Aku memasuki kamarku yang hening, para pelayan telah membersihkan kamarku, kini kamarku terlihat sangat rapi dibandingkan tadi pagi, tapi kuharap mereka tak memindahkan buku yang kusimpan dilemari itu.

Tragic FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang