BAB 33

760 25 0
                                    

Semenjak Kyran menyelesaikan misinya, aku jadi lebih lega karna kurasa pergerakanku jadi lebih bebas, aku bisa akrab dengan para pelayan dan penjaga.

Tidak lupa dengan asistenku Gerla.

"Terimakasih untuk hari ini Gerla, aku terus menerus menyuruhmu, sepertinya aku harus memberimu cuti."

"Tidak perlu Nyonya, mempermudah urusan anda adalah tugas dan tujuan saya disini."

Aku tersenyum pelan, dari banyaknya bawahan disini, Gerla lah yang benar benar menghormati ku sejak awal, matanya tulus, dan wajahnya yang tak memiliki emosi itu tidak menunjukkan tatapan jijik padaku sama sekali.

Aku pergi ke taman seperti biasa, dikarnakan aku tak bisa keluar istana, aku jadi hanya bisa berbicara lewat sihir.

"Kak, aku merindukanmu, kenapa tak melanggar putra mahkota saja?"

Aku merasa kasihan pada anak itu, karna setiap sore dia terus mengeluh ingin bertemu denganku, aku padahal menyewa seorang pengasuh untuknya.

"Pemandangannya sangat indah, bukan begitu? Nyonya Helen."

Aku terkejut mendengar seseorang mengucapkan namaku di belakang, aku menatap kebelakang dan melihat Aria yang sedang memegang sebuah pot bunga.

"Iya, pemandangannya sangat cantik."

"Seperti Nyonya! Saya tidak heran mengapa Tuan Kyran hampir jatuh cinta pada anda!"

Untuk apa kata kata itu? itu terlihat seperti sindiran.

"Tidak mungkin. Dia sedang menjalani misi dan aku sangat merindukannya, jadi tolong jangan membahas nya."

"Oh, maafkan saya, memangnya kapan tuan kembali?"

"Akhir musim dingin, itu katanya, memangnya dia tidak memberitahu mu?"

Aria hanya menggeleng pelan, dia kemudian tersenyum dan segera pergi dari sana, cukup aneh tapi aku tidak terlalu peduli.

***

"Bosan, bosan, bosan, bosan. Seseorang tolong keluarkan aku dari sini."

Yelen menggerutu kesal dikarnakan dirinya sekarang dikurung di kamarnya karna ketahuan ingin keluar dari istana.

Dia hanya boleh keluar saat dia ke akademi, perjamuan khusus, makan malam, dan hal hal yang menurutnya membosankan. Jika bisa, dia ingin menyelinap masuk ke kota MoonWave.

Seseorang mengetuk pintu kamarnya, saat dia mengintip, ternyata seorang pelayan yang biasanya menitipkan surat.

"Ini dari Nona Helen."

"Aku mengerti, terimakasih!"

Yelen tersenyum di balas anggukan oleh si pelayan, dia masuk ke kamarnya dan dengan semangat membuka surat tersebut.

Yelen apa kau merindukanku? bagaimana dengan pelatihan sihirmu? jika saja aku dapat kesana dan membantu lebih. Kakak tidak diperbolehkan untuk keluar dari istana dikarnakan suatu alasan, jadi maafkan aku ya karna tidak bisa mengunjungi mu.

- Helen

Yelen tak bisa menahan tawanya mengetahui bahwa kakaknya memiliki nasib yang sama dengannya, sepertinya dia harus memberi saran pada kakaknya. Walau seharusnya dia lah yang harus diberi saran.

Saat sedang terfokus dengan pena nya, ia mendengar ibunya memanggilnya. Tunggu ibu? apa maksudnya..

Yelen tak bisa tak merasakan tubuhnya bergetar hebat, dia melihat kesekitar, tak ada siapapun disana, suasananya yang sepi membuatnya ingin kabur dari kamarnya itu, tetapi suara ibunya perlahan menjauh, walau dia bisa mendengar bisikannya.

Tragic FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang