Keberadaan ku tak diperhatikan lagi, tapi yang mengejutkan aku masih diperbolehkan untuk tinggal diistana. Mungkin karna kepercayaan mereka padaku sebelumnya, aku tak mau berharap lebih, akan kugunakan kesempatan ini untuk meracik obat untuk ratu.
Dan juga membuat mereka percaya padaku lagi.
Aku sedikit merasa lega karna masih ada yang mempercayai ku, salah satunya adalah Gerla, asistenku. Dia membantuku meracik dan mengumpulkan bahan bahan yang kubutuhkan.
Tak hanya meracik obat, tetapi aku juga harus mencari bukti bahwa Arialah yang membuat minuman itu bukan aku. Apa sebenarnya rencananya?
"Gerla bagaimana menurut mu bau dari obat ini?"
"Baunya seperti kopi."
Ah sudah kuduga aku gagal lagi, jika dari beberapa ilmu dari buku buku yang kubaca diperpustakaan, baunya seharusnya seperti daun sirih.
"Nyonya, sepertinya anda bekerja terlalu keras, apa tidak mau istirahat terlebih dahulu?"
"Jika kau lelah silahkan beristirahat Gerla, aku baik baik saja." Aku berusaha untuk tak menghilangkan senyuman dari wajahku.
Terkadang tanganku terkena beberapa bahan disini, misalnya terkena panasnya kompor, atau terkena benda tajam.
Gerla terus terusan menawarkan dirinya untuk mengobati tanganku, tetapi aku selalu menolak, aku merasa bahwa aku tak memiliki hak. Sebagai gantinya, aku menutupi tanganku menggunakan sarung tangan hitam.
Tak hanya Gerla, Vedysenn juga setia membantuku, seperti mencari bahan diluar istana, atau mengajakku untuk melihat lihat kuda, apa mungkin seharusnya aku menghampiri rumah kakek Edwolls? terlebih lagi dia juga tinggal dihutan, jika dia sakit pasti dia meracik obat sendiri.
"Gerla aku ingin keluar sebentar, kau disini saja ya."
"Saya mengerti Nyonya, tetapi anda akan pergi kemana?" Gerla bertanya dengan raut wajah khawatir.
"Tenang saja, seperti biasa hanya ingin mencari bahan bahan lain."
***
Aku menaiki kudaku, sebenarnya aku sedikit khawatir aku akan tersesat, tapi mungkin tak akan ada yang peduli aku menghilang atau mati juga, aku berusaha mencari sebuah rumah diantara banyaknya pohon pohon yang tinggi dan juga lebat.
Hingga akhirnya aku menemukan rumah aneh tersebut, aku memberhentikan kudaku dan turun. Mengetuk pintu rumah yang kuno dan tua itu.
"Permisi, aku Helen, apa anda berada didalam?"
Pintu terbuka dan aku melihat kakek pendek itu yang membukakan nya, dia tersenyum lembut padaku dan mempersilahkan ku untuk masuk.
Aku duduk disofanya sambil menunggu kakek Edwolls untuk kembali, meremas kedua tanganku karna gugup.
Kakek Edwolls datang dengan membawakan secangkir teh hangat untukku, dia meletakkannya dimeja tepat didepanku dan duduk di sofanya.
"Minumlah terlebih dahulu nak, raut wajahmu terlihat lelah dan juga pucat."
"Ah terimakasih." Aku perlahan mengambil cangkir didepan ku dan meminum teh yang ada dicangkir tersebut, rasa dan aroma teh nya sangat khas dibandingkan dengan yang ada diistana.
"Jadi mengapa kau datang kesini nak? apa ada masalah?"
"..Aku mendapatkan tuduhan dan menjadi tersangka bahwa aku meracuni ratu, aku tidak tau harus berbuat apa. Dan akhirnya aku memutuskan untuk mencari ataupun membuat obat untuk ratu."
Edwolls terdiam, ada rasa simpati yang besar dimatanya.
"Aku harap kalian berdua baik baik saja nak, apa kau tau apa racun yang telah diminum oleh ratu?"
Aku terdiam dan gelengan pelan adalah jawabannya.
"Kalau begitu.. apa efek setelah korban meminum racun itu?"
"Kalau dari yang kulihat sendiri. Ratu terbaring lemas, bibir nya kering, kulitnya sangat pucat, dan mereka mengatakan bahwa kondisi perutnya yang paling parah, tetapi aku tidak diberitahukan lebih lanjut pada mereka."
Kakek Edwolls mengangguk pelan sebagai tanda bahwa dia mengerti, kemudian dia bangun dari sofanya dan memasuki salah satu ruangan.
Setelah beberapa menit, dia keluar dengan membawa sebuah buku di tangannya, dia memberikan buku itu pada Helen dan tersenyum pelan.
"Jika tidak salah, resep obatnya ada dibuku ini, di halaman 115. Bahasanya agak cukup rumit, tapi kuharap kau bisa mengerti isi buku ini hanya dari gambar ilustrasi nya."
"Astaga, aku sangat berterimakasih!"
Dengan senyuman dan juga lambaian tangan, aku pergi dari hutan itu, mungkin sebaiknya aku membaca buku itu saat sudah sampai diistana saja.
"Oh ya, apa Kyran sudah tau tentang ini.."
Aku kembali mengfokuskan pikiranku, aku harus bisa mendapatkan kepercayaan mereka kembali.
***
Yelen akhirnya bisa keluar dari istana, kini dai sedang memandangi bunga bunga yang ada ditaman kota, ditemani oleh prajurit dibelakang nya.
"Aku penasaran bagaimana keadaan kakak."
"Sepertinya dia tidak baik baik saja."
Suara serak dari belakang mengejutkan Yelen disana, dia menatap Felix yang masih menggunakan baju besinya. tidak lupakan saja, apa maksudnya tidak baik baik saja?
"Selamat datang kak! mengapa kakak ada disini?"
"Karna kau berada disini? hari sudah mulai larut jadi ayo segera kembali, dan ada yang ingin kubicarakan nanti."
Yelen terdiam dan memutuskan untuk mengikuti arahan kakaknya.
Berada dimeja makan bersama keluarga memang menyenangkan, tetapi melihat wajah masam Felix membuat Mereka berdua bertanya-tanya.
"Ada apa denganmu?" Frederick bertanya melanjutkan meminum air di gelasnya.
"Apa ayah tau bahwa seseorang telah meracuni Ratu Matteo?"
"Ah kabar itu, aku sudah mendengarnya tetapi mungkin tidak ada urusannya dengan kita."
"Tidak ayah, Helen menjadi tersangka bahwa ia yang meracuni ratu."
Yelen dan ayahnya sontak melebarkan mata mereka, memang mereka sudah mendengar kabar tersebut, tetapi tidak mencari lebih dalam.
"Tidak mungkin kakak melakukan itu.."
🌊🌊🌊
kira kira mereka tetep bakal dipijak Helen atau gak ya??
Mohon koreksi nya apabila ada typo dan sejenisnya
Thank youu

KAMU SEDANG MEMBACA
Tragic Fate
Fantasyseorang remaja yang saat itu sedang pulang dari pekerjaannya. pada pukul 11 malam tanpa ia sadari sebuah truk melaju kencang didepannya. badannya berhenti bergerak dan brak! ------ Kini sekarang bukannya mati dia malah bereinkarnasi menjadi putri an...