BAB 42

16 1 0
                                    

"Apa katamu?" Suara seorang Pria memukul meja, diikuti dengan dua anaknya dengan ekspresi khawatir dan juga marah.

"Yang Mulia Tuan Putri, telah diculik oleh seorang Vampire." Prajurit itu berkata dengan tangannya yang gemetar. Melihat tatapan tajam dari sang Kaisar dan juga Anak laki lakinya.

"Ayah, kita harus segera kesana!" Felix dengan tegas berjalan dengan langkah yang cepat, dia menuju kandang kudanya, ia akan datang ke Moonwave dengan kakinya sendiri, tetapi tangan seseorang menghentikannya, Yelen dengan wajah paniknya.

"Tidak tunggu dulu, daripada datang ke Moonwave, aku tau tempat seharusnya kak Helen berada! Tolong percaya denganku kali ini!" Yelen berteriak dengan tegas, sehingga seluruh orang disana bisa mendengar suaranya. "Teman akademiku berkata bahwa vampir yang mengincar kak Helen berada disebuah pantai, jika kuingat ingat, dia tinggal di Servasys Hezel." Lanjutnya.

Seluruh orang di istana panik, tak kecuali para pelayan dan prajurit, mendengar perkataan Yelen, Kaisar segera memerintahkan para prajurit dan penjaganya untuk segera menyiapkan peralatan perang mereka. Vampire, Frederick sering kali berpikir bahwa makhluk tersebut hanyalah mitos atau bualan karna sejarah tak begitu menarik, tapi siapa sangka kini makhluk itu melukai dan menjadi ancaman putrinya sendiri.

Yelen mengambil jubahnya, ia mengikuti kakaknya yang bergegas kekandang kuda, ini tentang kakaknya, dan mungkin ini juga kesempatan untuk menggunakan sihirnya.

Kaisar hanya diam, seorang prajurit akan mendatangkan kuda utamanya, dia menatap kelantai dan memijat pelipisnya, menghela nafas.

"Seharusnya aku menolak kerja sama ini." Nadanya frustasi, tapi ia tahu bahwa bukan saatnya untuk bertindak depresi, Helen putrinya adalah Gadis yang kuat dan mandiri, dia yakin bahwa putrinya bisa bertahan.

***

'Dimana ini? aku berada dimana? mengapa gelap? biru? tunggu aku berada dilaut?!'

Aku menyadari diriku yang berada di lautan yang dalam, sebenarnya apa apaan ini. Tetapi, aku bisa melihat seseorang disana, seseorang yang memiliki rambut merah muda seperti ku. Bagaimana caranya ia berdiri dia air? Astaga aku mimpi konyol lagi.

"Helen, apakah kamu ingin menyerah begitu saja?" Suaranya lembut dan menenangkan, aku tak bisa melihat wajah orang itu tapi aku yakin ia cantik.

"Menyerah tentang apa?"

"Tentang kematianmu, aku tahu kau yang salah, dan aku tahu kau bertindak tidak baik. Dan sebagai Ibumu, aku tahu juga bahwa kau hanya menginginkan kasih sayang."

"Ibu?"

Aku mengusap mataku memastikan bahwa aku tak bermimpi, tetapi semua gerakanku terbatas, aku merasa aku tak bisa menggerakkan tubuh ini.

"Helen, aku akan mengulang waktumu, tetapi aku akan menghapus ingatanmu sehingga kau tak terpikirkan untuk balas dendam, seseorang telah menukar takdirnya dengan dirimu. Tapi tenang saja, keajaiban bisa saja terjadi, kau akan mengingat kejadian ini, namun pikiran balas dendam dan semua kejahatan mu akan hilang dari hatimu. Ibu selalu disisimu Helen, berbahagialah dengan suamimu."

Tanganku bergetar, badanku dingin, wanita yang mengaku sebagai ibuku mengecup keningku, meletakkan tangan lembutnya dan mengelus kepalaku, rasanya ingin menangis. Dan jangan bilang padaku bahwa sebenarnya aku tak pernah bereinkarnasi? Aku adalah Helen dari masa lalu, benar bu, keajaiban itu ada dan sekarang aku akan tetap bertahan untukmu. Kau mengulangi waktu hanya untukku, dan aku tak tahu apa yang kau korbankan untukku, aku mencintai mu, aku akan memelukmu erat-erat jika kau masih hidup sampai detik ini.

Aku membuka mataku, menyadari bahwa tanganku telah dirantai, darah dalam perutku tak diobati, tetapi aku memiliki magis yang dapat menutupi luka diperutku, walau sakit, tetapi setidaknya aku masih hidup.

Aku memperhatikan ruangan tempatku berada, gelap, bau dan penuh dengan debu, satu satunya sumber cahaya adalah pada jendela di tengah ruangan, langit biru yang terang dan cerah serta cahaya matahari yang menerangi ruanganku sehingga aku dapat menjelajahi ruangan dengan mataku.

Aku bisa merasakan darah dari mulutku, tetapi apa boleh buat, aku tak bisa berbuat apapun.

Tunggu, bagaimana reaksi orang orang setelah mendengar ku menghilang ya? Apakah mereka akan peduli dan mencariku atau menganggap bahwa itu hal bagus dan melupakan keberadaan ku? aku selalu berpikiran aneh dari dulu sampai sekarang. Apa aku bisa berkomunikasi dengan Alina dari jarak ini, aku tak tahu ini dimana dan mungkin juga sangat jauh dari Moonwave.

Tidak, aku tak mau berhenti.

Aku menghela nafas dan memejamkan mataku, aku bisa merasakan magis dalam diriku bergoyang tak sesuai dengan arahnya, mencari sumber penerima terdekat. Hingga akhirnya aku bisa merasakan nadi seseorang terhubung denganku.

'Kak Helen..?!"

Suaranya serak dan terisak isak, aku tahu dia habis menangis, aku akan semakin terharu jika dia benar benar menangisiku. "Ya, ini aku Helen, kau bisa mendengar ku?"

"Kak apa kau baik baik saja?" Nadanya tetap panik.

"Ya, aku baik baik saja. Alina, kumohon lindungi dirimu, aku tidak tau aku berada dimana tetapi.. tolong beritahukan pada mereka bahwa aku masih hidup." Suaraku lemas dan pelan, satu satunya harapanku adalah Alina dapat mendengar dan mengerti pesanku.

'Aku mengerti. Kak, kali ini aku akan menyelamatkanmu dengan caraku sendiri!' Aku bisa mendengar suaranya yang percaya diri dan semangat namun khawatir, hal kecil itu membuatku tersenyum.

"Kau bahkan masih bisa tersenyum disaat keadaanmu yang sangat menyedihkan." Seseorang membuka pintu ruangan gelap itu, membuat perhatianku kini teralihkan padanya. "Apa kau benar-benar ingin mati disini? Tetapi, aku tak ingin kau mati begitu saja."

Mataku terbelalak saat mengetahui pria di depanku ini adalah Lucian, vampire yang dibicarakan oleh Yelen. Aku mengerutkan keningku karna vampire inilah yang menangkap dan menyembunyikan ku.

Vampir itu memegang daguku, membuat mataku melihat matanya. "Apa kau tahu mengapa semua keturunan mu selalu mati diusianya yang ketiga puluh enam?" Lucian  menyeringai.

"Itu karna semuanya sudah direncanakan, buyutmu adalah Gelency, dan akulah penyebab ia dieksekusi. Nenekmu, Serena tewas karena kecelakaan besar yang kusebabkan, aku membuat kuda yang mereka tunggangi mabuk sehingga tak bisa jalan dengan benar. Untuk ibumu? Ya bisa kubilang itu murni kecelakaan karna saudaramu yang tak berguna itu." Jelasnya.

Mendengar perkataannya hanya membuatku mengerutkan alisku, aku ingin menghajar makhluk sialan di depanku tetapi tanganku dirantai, tak dirantai juga akulah yang akan dihajar. Nafasku tercekat di tenggorokan, terengah engah karna tak bisa berkata apa apa.

"Sekarang kau disini, aku akan mengakhiri keturunan Amersyn dengan sihirnya memuakkan! oh iya saudaramu masih hidup ya? Karna dia terlalu polos dia adalah hal yang mudah. Berbeda denganmu yang memiliki banyak rencana dan licik, tetapi sekarang kau terlihat lebih bergantung pada seseorang."

"Aku akan memutuskan kepalamu dari badanmu, dasar Vampir sialan.."

Lucian terkekeh dan memegang tanganku, aku tak tahu apa yang ingin dia lakukan tetapi yang pasti ia mematahkan jari kelingkingku dengan mudah, membuatku sedikit berteriak.

"Memutuskan kepalaku? sebaiknya kau memperhatikan dirimu terlebih dahulu." Vampir itu melempar tanganku kesamping, rantai itu mengikuti tanganku, berat. Aku ingin muntah.

Dia meninggalkan ku sendiri diruangan ini, mataku lagi lagi kabur, aku bersandar pada tembok yang penuh debu itu, berharap seseorang datang untuk menyelamatkanku.

🌊🌊🌊





bikin ini ngeri sendiri😭

gimana pengembangan dan plot ceritanya? suka gak? kalau suka kasih vote dongg

Tolong kasih saran juga apabila penulisan ku bikin kalian kurang nyaman!

Dan mohon maaf jika ada typo atau kesalahan dalam cerita, jika ingin silahkan koreksi terimakasihh!!

Tragic FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang