Waktu kian berlalu, kini Helen berusia berusia 25 tahun, ia mengenggam erat tangan suami nya yang sebentar lagi akan menjadi seorang kaisar. "Aku sangat gugup." Lirih Helen.
"Tidak apa apa, semua orang menyukaimu dan aku yakin tak akan ada lagi yang menatap mu seperti dulu." Ucap Kyran mengelus pipi Helen.
Semenjak ayah nya yang semakin lemas dan tak punya tenaga untuk bertarung, Kyran lah yang melalukan seluruh perkerjaan ayah-nya. Ialah yang memerintahkah dan melatih para prajurit, mensejahterakan rakyat. Dan bahkan ia berhasil melepaskan tanah yang sudah di jajah selama beberapa abad. Semua potensi dalam diri Kyran memberikan seluruh kepercayaan dari warga. Dan kini, ia akan mendapatkan gelar kaisar.
Hingga berjalanlah mereka berdua menuju altar.
"Dengan ini, kami melantik Kyran Léandre Mattéo. Sebagai Kaisar wilayah Moonwave."
Diberikan lah mahkota itu pada Kyran, mahkota yang dilapisi emas dan berlian di tengah mahkota itu. Helen juga di berikan mahkota khusus, mahkota itu menyesuaikan kepala Helen, sama seperti milik Kyran itu sama mewah dan bercahaya nya.
Seluruh orang disana bertepuk tangan dengan gembira, senyuman lebar muncul dari bibir orang orang dan semuanya bersorak-sorai.
"Lihat, tidak ada yang akan menertawai mu bukan? kau tak perlu begitu gugup." Ucap Kyran yang menoleh menatap Helen yang melingkarkan tangan nya pada tangan pria itu.
"Mungkin aku yang terlalu berlebihan." Wanita itu tertawa pelan.
Pagi yang cerah dan menyenangkan bagi Helen hingga akhirnya malam tiba, pesta kedua akan segera di mulai. Lagi-lagi dia merasa sedikit gugup. Pesta dansa dan dulu ia berdansa dengan ayahnya.
Ia menggunakan gaun cantik dengan berwarna biru elegan, dengan beberapa mutiara menghiasi pinggulnya, rok dari gaun itu bergelombang bagaikan ombak pantai dan memiliki banyak lapisan.
Dengan para pelayan yang membantu menghiasi rambutnya dengan hari-hari. Rambut nya di kepang satu kebelakang, menyisakan rambut poninya yang disusun rapi di atas keningnya.
"Nyonya sangat cantik." Ucap Galen sembari mengikatkan pita di kepanganku.
"Terimakasih." Lirihku pelan, aku menatap wajah ku di cermin.
"Nyonya! Yang mulia Kyran sudah berada di pesta, apa ada yang bisa saya bantu agar bisa lebih cepat?" Tanya salah satu pelayan yang berada di depan pintu kamarku
"Tidak perlu, aku sudah selesai, bisa tolong antarkan aku? aku sedikit gugup." Pinta Helen.
"Tentu!" Semua pelayan di ruangan itu menyahut.
Helen berdiri dari tempat ia duduk, kemudian dia keluar dari kamarnya. Dengan para pelayan yang berada disekitar nya. Dia kemudian memasuki ruang pesta setelah berjalan di lorong yang panjang.
Seluruh orang menatapnya dengan kagum, mata mereka bersinar begitu melihat Helen dengan gaun cantiknya dan mata indah hangatnya yang memperhatikan ruangan pesta. Kyran berjalan menghampiri istrinya itu, menawarkan lengannya pada Helen dan tentu Helen menerima tangannya.
"Aku bersyukur menolak semua calon pengantin yang di pilih oleh ayahku, dan aku senang bahwa kau adalah pilihan ter akhirku yang tak bisa kutolak dan tak akan." Bisiknya di telinga Helen sebelum ia menarik tangan wanita itu mendekat.
"Jangan seperti itu." Tutur Helen yang menoleh karena malu, ia merasa pipinya memerah.
Para kelompok musik muncul di atas panggung, disana ada yang membawa biola, duduk di depan piano, ada yang sudah memegang trompet mereka dan ada juga yang akan bermain cello. Semua alat musik itu mengingatkan Helen pada dirinya 15 tahun yang lalu.
"Kudengar dari ayahmu kau suka musik, jadi aku memutuskan untuk menyewa semua para musikal ini untuk bermain di panggung."
"Terimakasih, benar aku suka sekali dengan musik." Ucap Helen dan tersenyum pada suaminya.
Kemudian orang-orang itu akhirnya memainkan alat musik mereka, gesekan dari biola dan juga not not angka yang keluar dari piano membuat sensasi disana terlihat menenangkan.
Semua orang berdansa, termaksud dua pasutri utama di ruangan itu.
Kyran meletakkan tangannya di punggung kecil Helen, merasakan mutiara mutiara yang menghiasi gaunnya itu. Mereka pun mulai berdansa, tangan dan kaki Helen mengikuti irama yang diputar kan.
"Kau tahu aku sebenarnya mengakui bahwa wajahmu memang cantik sejak awal."
"Aku tahu, dari tatapan itu. Itu berbeda dari semua tatapan dingin yang diberikan pada orang orang dulu."
Mereka lanjut berdansa. Tak hanya kedua orang itu, Fellencia tak menyangka laki laki yang dulu ia anggap menyebalkan kini berdansa dengannya.
"Kau beruntung tuan GrandDuke, aku mengizinkanmu untuk berdansa denganku." Sarkas Fellencia sembari menatap Nelson yang tersenyum.
"Iya tuan putri, sayalah orang paling beruntung disini."
Fellencia mengenggam bahu Nelson erat, dia menahan kesal dan malunya disana, begitu Yelen menatapnya dengan tatapan terkhianati karna sampai sekarang ia belum memiliki pasangan, ia pikir Fellencia akan tetap lajang dan akan menemukan pasangannya bersama dengannya.
"Aku kecewa dengan mu Fellencia, kukira kita akan menemukan pasangan bersama sama, ternyata kau sudah menemukan lebih dulu, tidak adil, kau seharusnya tak melarang ku saat aku berkata aku menyukai Duke kepala tiga!" Gumam Yelen dalam hati
Sedangkan Felix, ia menari dengan seorang penari yang tidak tahu dari mana, intinya penari Kekaisara Moonwave. Dia merasa penari itu cantik dan menarik, dengan mata hijau mengkilapnya yang seperti batu zamrud—Alice.
"Aku tidak menyangka anda akan menerima tawaran saya, Yang mulia Kaisar." Alice bergumam pelan.
"Aku akan berdansa dengan siapa saja, agar tak bernasib sama seperti adik termudaku." Jawabnya singkat.
Alice terkekeh pelan. Musik terus berjalan dan semua orang terus menari sedangkan Yelen menikmati makanan makanan manis di meja bersama Alina.
"Bukankah anda juga sudah besar? mengapa tak berdansa dengan seseorang?" Tanya Alina dengan kue kering di tangannya.
"Dewasa? cih, otak tidak berumur kau tau?" Sinis nya sambil mengunyah kue yang sama dengan Alina, ia jelas tersinggung dengan pertanyaan Alina.
"Tapi kan otak berkembang."
"Aku tidak peduli."
Pesta terus berjalan, musik untuk berdansa sudah berhenti, itu artinya waktu mereka untuk berdansa sudah selesai. Kyran berbicara dengan teman temannya, mungkin tentang misi dan lain lain, tetapi tiba tiba Nelson mengarahkan mereka ke sebuah topik.
"Kalian belum melakukan itu? malang sekali kalian berdua tak bisa menikmati malam pertama karena misi." Sarkas Nelson dengan senyuman sembari meminum anggur nya.
"Apa-apaan." Jawab Kyran singkat.
Nelson pun segera tertawa, ia menepuk-nepuk pundak sahabatnya itu. "Tak mungkin kau tidak mengerti kawan, ayolah aku ingin menjadi paman kau tahu?"
"Fellencia sudah benar benar menerimamu?"
"Belum, aku tahu dia sudah jatuh cinta, tapi apa boleh buat, dia sama denial nya dengan dirimu." Jelas nya.
Kyran menghela nafas lelah, ia kemudian membuka beberapa dokumen yang diberikan oleh bawahannya, berisi tentang semua keperluan rakyat yang di tanggung jawab kan padanya.
Pria itu sibuk, tetapi semua yang ada di pikirannya hanyalah istrinya.
🌊🌊🌊
•
•
Cielahh jadi kaisar😋
jujur sebenarnya aku mau nulis tentang gimana Felix bisa jadi kaisar tapi kalau begitu mungkin bab nya terlalu panjang juga.
"Terus Frederick kemana?"
Gak tau males kali.
Vote nya kakak biar aku cemungut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tragic Fate
Fantasyseorang remaja yang saat itu sedang pulang dari pekerjaannya. pada pukul 11 malam tanpa ia sadari sebuah truk melaju kencang didepannya. badannya berhenti bergerak dan brak! ------ Kini sekarang bukannya mati dia malah bereinkarnasi menjadi putri an...