BAB 10 - Buku diary

1.5K 54 0
                                        

Diperjalanan, Helen tak sengaja tersandung sebuah batu kecil, ia menatap batu tersebut dan memutuskan untuk langsung pergi, tetapi saat ingin bergegas pergi, ia tak sengaja melihat calon suaminya, Kyran. Bergandengan tangan dengan wanita lain, tentu saja dengan karakter utama dinovel aslinya, Aria.

Helen memperhatikan mereka, walau hubungan mereka hanya sebatas tuan dan pelayan, mengapa mereka bisa menyentuh sesama secara intim.

Helen menghiraukan mereka, toh memang dia tidak punya ketertarikan sama sekali pada sang putra mahkota, tapi yang dia ingat, Helen telah jatuh kedalam jebakan Kyran, ia cinta mati oleh Kyran, obsesinya yang berlebihan membuat ia terus menerus mendapat hukuman, terlebih lagi usahanya untuk menyakiti Aria.

Mungkin benar, sekarang ia harus menyingkirkan Aria, mungkin saat membaca novelnya ia suka pada karaker Aria yang lembut dan juga cantik, tetapi saat menjadi Helen itu sendiri, mengapa gadis yang seharusnya menjadi tokoh utama itu terlihat seperti pelacur?

Helen menghembuskan nafasnya, ia melanjutkan perjalanannya, rasanya ingin mual setiap kali melihat mereka.

Tibalah Helen diistana, seperti biasanya, ia disambut dengan tundukan para prajurit. Namun kali ini berbeda, ia melihat adiknya, berdiri dan melambaikan tangannya kearahnya.

Melihat pemandangan itu, wajah Helen berseri seri, ia menghampiri saudarinya dan memeluknya, ia bersyukur bahwa ia memiliki Yelen disisinya, satu satunya orang yang percaya dan mencintainya.

"Bagaimana kencannya kak?"

"Mungkin itu tidak bisa dikatakan sebagai kencan, ayo masuk kedalam." Helen berusaha menghindari topik dengan Kyran

Yelen mengerti, ia menggenggam erat tangan kakaknya, mereka akhirnya memasuki istana itu bersama.

"Hari ini kakak Felix sudah pulang, tapi sepertinya ia sangat lelah."

"Ah iyakah? itu kabar yang baik, mari kita ajak dia untuk makan malam nanti"

"Apa Kakak akan ikut?"

Helen terdiam mendengar pertanyaan adiknya, mungkin dia tidak tidak mau mengikuti acara makan malam bersama keluarganya, ia tau bagaimana espreksi tajam dan dingin yang akan diberikan ayah dan juga saudaranya, tapi akhirnya ia mengangguk pelan.

"Baiklah, sepertinya aku akan kali ini."

Yelen tersenyum gembira, mereka berada dilorong yang sunyi dan sepi, tidak ada suara selain suara dari sepatu mereka, tapi mereka tetap tersenyum pada sesama.

***
Tibalah malam dimana Helen akan makan malam dengan keluarganya, ia mengenakan gaun yang rapi dan tertutup. Sebelum ia menghampiri keluarganya untuk makan malam nanti, ia memutuskan untuk pergi keperpustakaan sebentar, saat melihat arlojinya masih menunjukkan pukul enam malam, makan malam dimulai pada pukul tujuh.

Helen berjalan menuju pintunya, tetapi ia lupa pada sesuatu, ia membalikkan badannya dan melihat sebuah plastik berwarna putih. Itu adalah bunga yang ia pesan tadi di toko bunga.

Ia mengeluarkan bunga yang ia pesan tersebut dengan hati hati, ia sadar bahwa bunga itu akan layu, tapi dikarnakan perawatan dari toko bunga tadi diperkirakan masih cukup lama untuk layu bunga itu.

Tapi ia tidak bisa diam saja mengetahui bunga itu akan layu, ia dengan lembut menggerakkan tangannya kearah bunga lembut berwarna merah muda itu.

Merasakan sesuatu mengalir ditangannya, membuat Helen terkesiap, tetapi ia tetap melanjutkan, ia tidak berhengi hingga akhirnya ia melihat sesuatu yang memiliki warna merah? itu adalah aura magisnya, Helen mencoba menekan sesuatu itu mencoba mengerahkan magisnya.

Tragic FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang