BAB 40

879 28 0
                                    

Gadis berambut cokelat tua itu keluar dari sebuah perumahan, mengetahui adanya para prajurit kerajaan yang berada diluar istana, dia tersenyum Dan menghampiri mereka.

"Permisi apa ada masalah dikerajaan?" Aria menghampiri mereka dengan tenang, para prajurit itu menatapnya bergantian dan menegakkan postur tubuh mereka kembali, salah satu dari mereka pun berdehem.

"Yang mulia Kyran mencari anda. Harap ikut dengan kami Karna ucap beliau anda harus datang terpaksa atau tidak." Tak menghilangkan senyum dibibirnya, Aria hanya mengangguk pelan.

***

Aku duduk di kamar ratu, beliau memanggilku tanpa alasan, tetapi aku bisa melihat senyuman di bibirnya yang pucat, aku jadi merasa sedikit bersalah walau bukan aku yang meracuninya, kupikir dia akan membenciku seperti apa yang Fellencia lakukan.

"Aku tahu bukan kamulah pelakunya." Suara hangat dan lembut itu menenangkan hatiku yang gugup, tetapi mengapa?

"Mungkin saya lancang, tetapi apa yang membuat anda mempercayai saya?"

"Aku tahu kamu adalah anak yang baik, aku percaya padamu Helen. Suatu saat, kaulah yang akan menjadi cahaya kerajaan ini mengantikanku." Ratu berkata dengan sangat yakin, Beliau memberikan kepercayaannya padaku.

"Maafkan aku, jika saja aku tak memberikan minuman itu mungkin anda masih, mungkin yang mulia masih bisa berdiri dan beraktivitas seperti biasa, jika saja aku, tidak sembarang percaya padanya, aku benar benar minta maaf.." Aku tidak menangis, tetapi aku mengetahui betapa menyedihkannya keadaanku sekarang, aku tak ingin dikasihani oleh siapapun, tapi aku sekarang terlihat sangat pantas untuk dikasihani.

Aku bisa merasakan tangan lembutnya mengelus kepala ku yang menunduk disampingnya, sesuatu yang tak pernah kurasakan. "Buktikanlah nak, dan kau tak perlu meminta maaf." Aku sedikit bergetar mendengar suaranya, hangat membuatku ingin tertidur. Suaranya begitu lembut.

"Selama beberapa hari ini aku mencoba meracik sebuah obat untuk anda, saya tidak tau akan berhasil atau tidak, saya akan berusaha untuk menyembuhkan anda." Akhirnya aku mengatakan ini. Mereka akhirnya memberikan ku ruang untuk berbicara dua mata dengan Ratu.

"Kamu benar benar melakukan itu?"

Aku menghela nafas, memberanikan diri untuk mempertemukan mataku dengan matanya, mata lembut dan tipis itu, cantik dengan warna violet. "Kau tak perlu melakukan itu, tetapi aku benar benar berterimakasih."

Aku tersenyum pelan, mengelus telapak tangan sang Ratu. Hingga suara ketukan pintu terdengar, mengartikan bahwa waktu ku dengan ratu sudah habis dan aku harus keluar, tetapi aku yakin pembicaraan ku dengan ratu belum mencapai tiga puluh menit.

Aku membuka pintu, melihat Vedysenn berada didepan pintu. "Nona Aria sudah sampai, Yang mulia Kyran juga memanggil anda." Aku merasakan jantungku berdetak kencang, aku mengangguk dan mengikuti Vedysenn dibelakang.

Ruangan yang sunyi, aku masuk kedalam sana. Fellencia, Kyran dan Aria duduk ditempat mereka masih masing, dipisahi oleh meja yang cukup besar. Aku duduk ditempat yang sudah disediakan, Fellencia masih menatapku tajam, dan aku tahu bahwa dia masih membenciku.

"Jadi Aria, apa benar kau yang meracik minuman untuk Ratu?" Tanpa basa basi, Kyran yang sudah menunggu sedari tadi memulai topik masalah. Aria hanya tersenyum dan meletakkan tangannya didepan dada. "Saya bersumpah, saya sama sekali tak ingat membuat minuman untuk Ratu."

Suara tenang itu membuatku mengepalkan tanganku dibawah meja, mengapa gadis ini menipuku, apakah aku memiliki kesalahan padanya, atau mungkin karna kau cemburu padaku?

"Saya mohon untuk jujur Aria, ibuku adalah segalanya bagiku, aku tak akan segan segan membencimu jika kau benar benar berbohong." Fellencia melanjutkan dengan wajah datar dan dinginnya, menatap Aria tegas.

"Astaga Nona, saya benar benar tak melakukan apapun!"

"Tolong Nona Aria, anda jelas jelas menyuruh saya memberikan minuman itu pada saya dan meminta saya untuk memberinya pada yang mulia." Entah mengapa tiba tiba aku berbahasa baku, mungkin karna aku sedang kesal, intinya gadis ini tak mau mengaku.

"Anda benar benar ingin menuduh saya Nyonya? Anda benar benar jahat, apakah anda tidak tahu betapa terlukanya saya saat anda bilang bahwa minuman itu adalah saya yang membuatnya? Apa karna anda iri dengan saya sehingga mencari banyak cara untuk menjatuhkan saya?!" Aria terisak isak dalam perkataannya. Betapa mengejutkannya Kyran tetap menampilkan wajah seriusnya.

Aku dengan kesal menepuk meja dengan satu tanganku. "Nona, saya mohon untuk tidak bersikap kekanakan, anda lah yang menyakiti saya! Saya mohon untuk jujur, ini demi kebaikan semua orang."

"Saya telah jujur Nona, saya benar benar tak melakukan apapun!" Dia berdiri dari kursinya, membalas suaraku.

Keadaan semakin memanas, tak ada dari satupun pihak yang mau mengalah, baik aku maupun Aria. aku mengernyit tajam, menatapnya yang tetap berpegang teguh membela dirinya sendiri. Mencoba menahan perasaan gugupku dengan menggigit bibir bawahku.

"Cukup! Aku sudah muak dengan pertengkaran tak berguna kalian! Kak, kau bilang kita akan berdiskusi, tetapi sepanjang diskusi ini kau hanya diam, sudah cukup omong kosong kalian, aku akan pergi." Teriakkan Fellencia membuat seluruh perhatian ku terfokus padanya, wajah frustasi dan kesalnya, aku merasakan bahwa semua perasaannya itu untukku.

"Aria, mulai sekarang siapkanlah dirimu untuk berhenti berkerja dikediaman ini dan pergi dari istana." Suara Kyran membuat Aria sedikit bingung, dia lantas pergi dari ruangan, meninggalkanku berdua dengan perempuan egois ini.

Aria tak ingin kalah, ia juga segera keluar dari ruangan, kini hanya ada aku sendiri didalam ruangan ini, mengerutkan keningku dan memijat pelipisku, aku tak tahu harus berbuat apa sekarang. Tak ada seorang pun yang akan mau berada disisiku.

Aku perlahan berdiri dari kursi, memperhatika cermin besar diruangan, rambut merahku yang tergerai dan mata kuning bulan indahku, seharusnya itu bersinar, kini itu menjadi gelap dan kosong.

Aku keluar dari ruangan itu, hingga menyadari bahwa seseorang menunggu ku diluar. Nelson, aku terkejut melihatnya berada disini dengan senyum diwajahnya. "Bagaimana hasil nya Nyonya? apakah gadis itu berhasil ditangkap?"

Aku menggeleng pelan, mataku menatap ketanah. "Hasilnya nihil, hanya membuat pertengkaran dan sepertinya aku benar benar akan dibenci seluruh orang setelah ini."

Aku bisa mendengar nya terkekeh, entah dia meremehkan ku atau apa, intinya aku tak peduli lagi. "Nyonya, maafkan aku tapi apa kau tau bahwa aku mendengar pembicaraan kalian saat itu." Aku sontak menaikkan kepalaku dan menatap matanya. "Apa maksudmu?"

"Malam itu, saat Nona Aria menyuruh anda memberikan sebuah minuman untuk ratu. Saya melihat semuanya, dan merekam semuanya. Ya mungkin anda kaget darimana saya bisa merekam semuanya sedangkan kamera saat ini hanya bisa merekam selam lima detik." Nelson berdehem, mengangkat satu tangannya dan memperlihatkan sebuah energi magis padaku, sebuah kamera berada dalam energi magis tersebut.

"Ini adalah kekuatan magis ku, bisa merekam dan menangkap apapun yang aku mau, tanpa batas ataupun ruang, mungkin yang membatasi hanya mana saja. Saya membantu anda karna saya membenci gadis itu, dia menghancurkan usaha ayah saya dengan mencuri semua dokumen dan kertas kertas penting beliau." Lanjutnya dengan senyuman.

Nelson dan Aria memiliki hubungan? Aku tak percaya bahwa ternyata anak itu memiliki banyak musuh, tetapi bagiku ini adalah tawaran kerja sama.

"Terimakasih, apa aku boleh mengambil rekaman itu?"

"Magis saya sedang kurang sekarang Nyonya, jadi saya tak bisa memperlihatkan keseluruhan, saya akan datang kembali esok." Ucapnya dibalas anggukan sebagai jawabanku.

Nelson berjalan mengelabuiku, sedangkan aku hanya diam ditempat dan memperhatikan pemandangan alam diluar jendela. Banyak sekali beban yang kupunya, seharusnya aku tolak saja tawaran ayah.

🌊🌊🌊

Cara menghilangkan Aria yang membandel😡
Gimana ceritanya udah mulai seru belumm😭😭

maaf apabila ada kesalahan kata atau typo dalam text 😓

Aku butuh vote dan saran dari kalian! terimakasihh💗💗

Tragic FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang