"Helen maafkan aku jika aku terlambat!" Isak Felix sembari memeluk Helen erat, membuat gadis itu pengap karna betapa kuat genggaman kakaknya.
"Iya, tidak apa apa, tolong longgarkan pelukanmu itu menyesakkan." Ucap Helen dengan senyum pasrahnya, di susuli tawa oleh Frederick dan Yelen.
"Sudahlah lepaskan dia Felix." Ucap sang ayah menepuk bahu kedua anaknya itu.
Hele menarik diri dari Felix dan menatap Frederick. "Ayah tak mau memelukku juga?" Tanya gadis itu.
Sang ayah terdiam, kini Felix melepaskan pelukannya dan Frederick langsung menghampiri dan memeluk anaknya erat erat. "Maafkan ayah, seharusnya ayahmu ini tak memaksamu menikah."
Helen tersenyum pelan, ia menjadi sangat lega bahwa ternyata orang orang di sekitarnya mengkhawatirkannya. Tetapi dia belum bertemu satu orang, Alina.
Ia kemudian menatap ke arah Kyran yang sedari tadi diam menatapnya. Helen kemudian memberanikan diri untuk berbicara. "Kyran, bagaimana keadaan Alina?"
"Terakhir gadis ini datang ke istana, yah kau harus berterimakasih padanya, awalnya aku mengira kau sudah tiada karna vampir itu, aku frustasi sampai aku bahkan hampir lupa untuk menyelamatkanku, hingga anak ini datang dan berkata bahwa kau masih hidup." Jelas Kyran membuat Helen jelas terharu.
"Dan dua minggu yang lalu ia menjengukmu, seperti dia masih dengan pengasuhnya itu." Lanjutnya.
Helen merasa sedikit lega mendengar perkataan Kyran, setelah ini ia memutuskan untuk segera menemui Alina, tetapi ada satu hal yang harus ia lakukan, bertemu dengan Aria.
Yah, untuk sekarang dia tidak mau bertemu dengan Lucian yang sudah membahayakan nyawa nya sendiri, Lucian penyebab mana nya sekarat, begitu pula dengan nya.
Helen menghampiri Kyran yang masih terfokus pada dirinya. "Ayo, mari segera bertemu dengan perempuan itu."
Dengan helaan nafas pasrah, Kyran menjawab. "Kau yakin? tubuhmu belum sepenuhnya pulih, kau tentu tahu kalau gadis itu bisa saja membahayakan mu lagi."
"Aku akan baik baik saja." Helen berusaha meyakinkan.
Kyran pasrah, ia menggenggam tangan Helen dan berjalan di depan, Helen tak diam dan tenth membiarkan dirinya di tarik oleh Kyran. Melambaikan tangan pada keluarganya yang akan segera kembali ke AmberWinds, sebenarnya Helen sedikit kecewa karna mereka harus pulang lebih awal karna beberapa urusan di istana, tapi akhirnya ia pun mengerti, walau sedih ia tidak mau menjadi seorang yang egois seperti dulu.
Tibalah dia di sebuah tempat, jauh dari taman istana, tempat yang gelap dan menyeramkan yang membuat bulu kuduk Helen naik. Ini adalah penjara, memiliki tiga lantai ke atas dan dua lantai di bawah, setiap lantai di penuhi penjara yang berbeda, semakin ke bawah maka semakin ganas penjahat di dalamnya.
Mereka memasuki penjara itu, di temukanlah seorang penjaga yang sedang membaca sebuah kertas di tangannya, aktivitas nya terhenti begitu ia menyadari Kyran berada di depannya. "Hormat, putra mahkota saya Theo sebagai penjaga apa ada penjahat yang ingin anda temui? tenang saja saya sudah menjaga dua orang itu dengan ketat."
"Tidak, istriku yang ingin berbicara." Singkat Kyran lalu keduanya menatap Helen.
"Iya, tolong aku ingin bertemu dengan gadis bernama Aria." Mendengar perkataan Helen, Theo menyipitkan alisnya khawatir.
"Bukankah Nona itu yang sudah melukai anda? saya akan menemani anda jika ingin berbicara."
"Tidak, aku hanya ingin berbicara berdua dengan nya."
"Tapi Nyonya-" Theo terdiam, dia kemudian membalikkan badannya dan kembali menatap Helen. "Maaf jika saya lancang, mari saya antarkan pada tahanan itu, mohon berhati-hati."

KAMU SEDANG MEMBACA
Tragic Fate
Fantasyseorang remaja yang saat itu sedang pulang dari pekerjaannya. pada pukul 11 malam tanpa ia sadari sebuah truk melaju kencang didepannya. badannya berhenti bergerak dan brak! ------ Kini sekarang bukannya mati dia malah bereinkarnasi menjadi putri an...