"Woahhh ... Selamat! Kau akan segera menjadi orang tua" ucap sang dokter tersenyum senang saat melihat layar USG
Pavel membuka mulutnya terkejut
"Hah?"Tin tak kalah terkejut dia bahkan tak berkutit menatap layar
"Usianya sudah 3 bulan , seharusnya kau sudah tidak mengalami morning sick, tapi setiap kehamilan berbeda-beda, tergantung bagaimana bawaan bayinya" lanjut dokter itu bicara
Tin lalu menatap Pavel dan perutnya yang terbuka secara bergantian,
"Phi... A..apa aku a..akan jadi ayah?"tanyanya ragu
Pavel melihat wajah terkejut tin lebih ke seperti orang yang mau menangis.
"Y..ya aku rasa begitu"Tin akhirnya tersenyum dengan air mata yang mengalir
"Aku? Seorang ayah?"Tin mendekati kepala Pavel lalu mencium kening nya lama ,
Menyalurkan rasa bahagia dan haru yang membuat dia tak menyangka .
"Hiks terimakasih"
Ucapnya sedikit terisakPavel yang ikut merasa terharu juga ikut meneteskan airmata nya.
"Hm"
Gumamnya tak bisa berkata-kata lain.Tangan mereka saling menggenggam dan tersenyum senang menatap mata satu sama lain.
***
"Mei hiks hiks ibu tidak mau hidup miskin seperti ini, kita terlahir dengan kekayaan. Kita tidak bisa mati dengan cara seperti ini hiks hiks"
Terdengar tangisan nyonya aom yang terduduk di lantai seraya memegang kaki anaknya yang hendak pergi.
"Mae.. aku tidak bisa menerima permintaan nya, apa kau tega memberikan aku pada orang sepertinya?! Hah?"
Ucap mei masih berusaha melepaskan tangan ibunyaSang ayah yang berdecak pinggang melihat ke arah lain lalu berbalik
"Aku mendukung rencanamu, baiklah mari kita lakukan itu dan tetap melanjutkan pernikahan "
UcapnyaMei terdiam sesaat, lalu dia berjongkok untuk mengering ibunya berdiri.
"Ya.. aku akan menikah dengannya dengan syarat yang sudah aku katakan tadi, paa dan Mae... Harus membantuku dengan begitu kita tidak akan mati dalam kemiskinan"
Ucap mei seraya mengusap air mata ibunyaNyonya aom mengangguk mengerti menatap anaknya
Tatapan mei mulai yakin dengan rencananya, itu bisa berhasil 70% jika mendapat dukungan penuh orang tuanya.
***
Tin membaringkan tubuh Pavel di kasur dengan hati-hati.
"Tin aku bukan orang sakit, bersikap biasa saja" ujar Pavel yang melihat kehati hatian tin yang meletakkan dirinya
"Kau senang hamil, aku tidak ingin kau merasa tidak nyaman"jawab tin seraya menyelimuti tubuh Pavel
"Hhh.. aku akan bilang jika itu tidak nyaman, kau tenang saja"
Tin tersenyum lalu duduk di pinggir kasur
"Hmm baguslah, jangan mentahannya oke, sekarang kau ingin makan apa katakan saja? Orang bilang jika seseorang sedang hamil dia selalu ingin makan sesuatu yang aneh,euhh biasnya di sebut euh apa yah euh itu...""Ngidam?"
Sambung Pavel"Ah iya itu, apa kau sedang mengidam sesuatu?"
Pavel melirikkan matanya ke sebelah kiri layaknya orang berpikir
"Hmm... Aku... Tidak tahu, saat ini aku sedang tidak mau makan apapun"
![](https://img.wattpad.com/cover/374512646-288-k303492.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
love by change (Tin & Pavel)
FanfictionTin mempercepat hujamannya hingga Pavel kembali menangis merasakan sakit yang luar biasa pada bagian bawahnya. Dia sudah menjadi alat untuk kepuasan orang itu, harga diri Pavel sudah hancur, dia tak bisa lagi membela apalagi melawan, Semuanya sudah...