tin masih berjalan mengikiti arahan sonya di depan sana, membiarkan rasa cemburunya terkubur begitu saja saat ini.
pavel dan ohm berjalan menuju mobil seraya membawa belanjaan mereka.
"kau sudah memasukkan baju yang kau beli untuk tin?"tanya ohm
"yahh,, sudah"
jawab pavel seraya memasuki mobil"hm baguslah, kalau begitu kita pergi sekarang"
ujar ohm seraya melajukan mobilnya.***
pavel sampai di rumahnya pada sore hari,
dia membuka pintu dengan kesusahan karena belanjaan yang ada di kedua tangannya.
setelah berhasil masuk, dia lelu menyimpan semua barangnya di atas sofa ,
Pavel lalu berjalan ke dapur untuk mengambil minum seraya berteriak memanggil nama bibi nam.
namun bukan bibi nam yang menjawab panggilannya, melainkan suara rendah seseroamg yang baru saja keluar dari kamar,
pavel mengehentikan acara minum airnya.
"tinn.. aku sudah pulang?"
Tanyanya"kau tahu aku pergi ke kantor?"tanya tin
"yahh bibi nam menelponku siang tadi"
"kau mengangkat telponnya tapi tidak mengangkat telponku?"
pavel membuang nafasnya,
"aku hanya sedikit kesal padamu, maaf"
Ucap Pavel menunduktin mendengus mendengar itu,
mendengar itu pavel mengkerutkan keningnya.
"kenapa? kau pikir aku tidak berhak kesal padamu?"tanya pavel"kau kesal padaku lalu mencari pelampiasan dengan pergi kencan dengan pria lain, apa menurutmu aku tidak boleh kesal?"
"kenapa kau menggunakan kata-kata ku?"
"kenapa? tidak boleh?"
pavel semakin bingung dengan cara bicara tin .
"kau melihat kami?"tanya pavel seraya menghampiri
"yahhh.. pasangan yang sangat manis" jawab tin seraya terseyum kecut
pavel menghela nafasnya
"hhhh... aku dan ohm tak sengaja bertemu di restauran, saat itu aku sedang ingin makan kue""kenapa harus restauratn ohm, apa di kota ini yang menjual kue hanya tempat itu ?"
Tanya tin"aku hanya memikirkan makanan yang aku ingin aku makan, aku tidak tahu tempat lain karena disana semuanya cukup enak"
"cih.. alasan lama"
Tin mendecihpavel semakin mengerutkan keningnya
"kenapa bicaramu seperti itu tin? apa kau tidak percaya? apa kau pikir aku sengaja menghampiri ohm?""apalagi, sudah jelaskan?" ucap tin dengan mata mendelik
pavel mendengus
"kau mengangap aku melakukan itu? tin?""kau marah hanya karena aku mengatakn mei sedang dalam kesulitan, kau sampai mencari pria lain untuk melampiaskannya, kenapa tidak sekalian pesan kamar hotel saja dan bermalam disana dengannya"
Ucap tin tepat di hadapan Pavelpavel membolakan matanya dan dengan reflek tangannya terangkat dan menampar pipi tin
plakk!!
"tin! kau berlebihan mengatakan itu, aku tidak mengatakan apa-apa saat kau melakukan hal itu dengan mei?"
Tin tersenyum simpul
"apa kau ingin menyamakan kasus ini? saat itu aku di bawah pengaruh obat, aku berusaha untuk tidak memberikan apa keinginan mei, setidaknya aku sudah berusaha mengingatmu untuk menahannya, tapi kasusmu berbeda, kalian sama-sama sadar, tidak ada dorongan keterpaksaan yang harus kalian hadapi, tentu saja kalian bisa saja melakukannya"
KAMU SEDANG MEMBACA
love by change (Tin & Pavel)
FanficTin mempercepat hujamannya hingga Pavel kembali menangis merasakan sakit yang luar biasa pada bagian bawahnya. Dia sudah menjadi alat untuk kepuasan orang itu, harga diri Pavel sudah hancur, dia tak bisa lagi membela apalagi melawan, Semuanya sudah...