godaan 🔞

482 36 9
                                    


Tin dan mei berjalan menuju parkiran untuk kembali ke kantor,

Namun tiba-tiba tin merasakan kepalanya begitu berat sampai pandangan nya terlihat kabur.

"Tin, terimakasih sudah mau mendengarkan keluhanku hari ini, aku bisa merasa lega sekarang"
Ujar mei

Tin tidak menanggapi, tubuhnya bahkan gontai seandainya tangannya tidak berpegangan pada mobilnya .

Melihat itu mei merasa bingung
"Tin kau baik-baik saja?"
Tanyanya mencoba mendekat

"Euh... Rasanya kepalaku sangat pening"jawab tin masih mencoba mencari kenyamanan dalam pandangannya

"Kau sakit? Kalau begitu aku akan mengantarmu ke rumah sakit, biarkan aku yang menyetir"

Tin mengangguk tanda setuju, diapun memberikan kunci mobilnya pada mei dan masuk ke kursi penumpang.

Setelah itu mei menjalankan mobilnya.

Ditengah perjalanan
"Tin... Kau baik-baik saja kan?"tanya mei memastikan,

Namun tak ada suara, meipun mengalihkan pandangannya untuk melihat wajah tin

Mei menepikan mobilnya lalu mulai mengecek keadaan tin.

Ternyata tin sudah pingsan.

Raut wajah khawatir mei kini berubah total, dia tersenyum smirk seraya menyentuh pipi tin dengan jari jarinya.

"Selamat istirahat"
Gumamnya dengan senyuman

Mei kembali melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

***

Pavel sedang membantu bibi nam memotong sayuran untuk makan malam.

"Tuan... Kau tidak boleh kelelahan, biar aku saja" ujar bibi nam

"Tidak apa-apa, aku bosan jika terus diam, biarkan aku membantu , lagipula ini tidak melelahkan"

"Tapi tuan tin akan memarahiki jika dia tahu"

"Kalau begitu jangan sampai dia tahu"

"Tuann..."

"Bii... Aku mau smoothies buah alpukat, bisa buatkan aku itu?"

Bibi nam menghela nafasnya
"Hm baiklah, jika sudah selesai memotong pergilah istirahat "

"Hehe... Baiklah, terimakasih "
Ucap Pavel sambil tersenyum.

***

Setelah 1 jam.
Tin Akhirnya terbangun, sekarang tubuhnya terasa panas,

Pandangnya masih kabur seperti sejak dia pingsan tadi.

Tin mencoba menggelengkan kepalanya namun rasa pening itu masih cukup berat membuat tin sulit mengenali tempat yang sedang di singgahi saat ini,

Tangannya mencoba terulur untuk memegang kepalanya sendiri, namun dia baru sadar,

Itu teras sulit.
Ada suatu tali yang mengikat kedua tangannya,

Posisi terbaring dengan kedua tangannya yang di ikat di setiap sisi ranjang, membuat tin kesulitan bergerak.

Dia sudah tak memakai jas kerjanya, Hanya menyisakan kameja putihnya dan celana hitamnya.

Tak lama ...
Suara ketukan sepatu hak tinggi tampak mendekat ke arahnya

Membuat tin yang sedang berusaha melepaskan diri mulai terdiam, dia menatap ke arah suara itu datang,

Meksipun pandangan nya buram, namun dia masih bisa mengenali siapa yang datang itu.

 love by change (Tin & Pavel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang