BAGIAN 1

13.1K 479 15
                                    

Vella lyra tengah menatap pria didepannya, matanya mengerjap ngerjap menatap pria itu yang menatapnya balik

"Kenapa?" Tanya lyra
Pria itu hanya mengangkat sebelah alisnya mendengar pertanyaan lyra, lyra yang mendapat respon seperti itu kembali membuka mulutnya

"Maksud aku, kenapa enggak?" Kata lyra dengan nada bingung

"Gue gak ngerti kenapa lo masih nanya tentang itu" kali ini pria itu membuka mulutnya, kata katanya tadi terdengar begitu kasar

Lyra yang mendengar perkataan pria itu terdiam, lalu seulas senyum simpul tersungging di bibirnya

"Lain kali aku akan coba lagi" katanya

"Lo gila"

"Eh, kenapa?" Tanya lyra balik

"Gue gak abis fikir, cuma lo satu satunya cewek disekolah ini, yang ngungkapin perasaan lo didepan banyak orang kayak gini"

"Dan setelah gue tolak, lo bilang mau coba lagi? Gue gak ngerti lo polos atau bego?" Ucap pria itu sambil menatap lyra dengan tatapan tajam

Lyra yang mendengar perkataan pria itu mulai melihat sekelilingnya, kini ia dan pria itu tengah berada di tengah lapangan sekolah, ia baru menyadari kalau dirinya tadi mengejar pria itu sampai ketengah lapangan karna pria itu menghindarinya, lalu ia mulai menyadari kalau ia tengah menjadi tontonan banyak murid lainnya,

Lyra melihat pria itu pergi meninggalkannya, BAREN meninggalkannya yang masih terpaku di tengah lapangan.

Lyra tak mengerti setelah semua yang ia lakukan kepada baren, kenapa baren tak menyukainya, yang ia tahu ketika seseorang diperlakukan spesial maka orang itu akan tertarik, ia telah mencoba membuat baren merasa special, ia juga memperlakukan baren dengan baik, ia memberi perhatian lebih, mulai dari membawakan bekal, menemani baren latihan basket, menemuinya dikantin, ia telah melakukan semuanya tapi baren tetap tak menyukai

Lyra berbalik badan, berjalan meninggalkan lapangan, tidak ia tidak akan menyerah, TIDAK AKAN

-------------SUMMER TRIANGLE-------------

Baren terduduk diam dengan pandangan kosong, rahangnya mengeras, ia mencengram dengan kuat botol air mineral miliknya, LYRA, gadis itu benar benar membuatnya malu, ia tak habis fikir mengapa lyra bisa berbuat seperti itu, ini salahnya yang selalu membiarkan perbuatan konyol lyra kepadanya, awalnya ia masih bisa menerima saat gadis itu selalu memperlakukannya dengan tingkah yang aneh aneh, tapi kali ini ia telah kehabisan batas kesabaran , kali ini ia akan bertindak jika gadis itu mulai mendekatinya, ia akan mengacuhkan gadis itu , ia akan bertidak sesuatu jika gadis itu mulai bertingkah yang tidak tidak lagi

Baren menatap jam yang tangan hitam miliknya, 5 menit lagi pak anwar guru kimianya datang, sebenarnya ia malas masuk kelas dan harus melihat lyra duduk persis dibelakangnya, ia malas meladeni gadis itu, tapi ia tak mau memperbanyak masalah, cukup lyra saja yang membuat kepalanya hampir pecah tidak dengan yang lain.dengan langkah gontai baren bangun dari duduknya dan berjalan menuju kelas

-------------SUMMER TRIANGLE-------------

"Cewek itu"
"Itu tuh ceweknya"
"Gak tau malu banget"

Lyra tetap berjalan lurus kedepan dengan langkah lebar lebar, bibirnya mengerucut, demi tuhan kenapa semua orang begitu sensitif dengan dirinya dan baren, apa yang salah darinya, ia hanya menyatakan perasaan kepada baren, ia tak memaksa mereka untuk melihat kejadian itu, mereka dengan suka rela melihatnya.
Ia bingung dengan semua siswa disini yang selalu menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Lo itu naif"
Itu yang teman sebangkunya bilang, tara teman sebangkunya juga seperti yang lain, hanya saja tara sedikit baik padanya, dan juga tak memperdulikan perilaku dirinya yang banyak dikritik oleh siswa yang lain, setidaknya teman sebangkunya itu tidak akan membicarakan dirinya dibelakang karna lyra tahu tara begitu acuh pada sekitarnya

Pandangan lyra mencari mobil jemputannya, biasanya sopirnya sudah ada ketika jam sekolah telah berakhir, tapi kali ini tidak, mata lyra menangkap bayangan baren yang tengah berjalan ke arah parkiran, ia tersenyum dan menghampiri pria itu

"Bar" kata lyra sambil terus menyamai langkah baren, Tapi baren malah mempercepat langkahnya

"Bar tunggu" kata lyra lagi sambil terus mengejar baren,
lyra menggerutu dalam hati, pria ini kenapa tak mendengar panggilannya, apakah suaranya kurang kencang?

Dengan terengah engah lyra menghampiri baren yang telah sampai di parkiran, ia melihat baren bersiap siap memakai helmnya

"Tungg dulu" kata lyra sambil menahan helm milik baren

Baren yang tadi mengacuhkannya sekarang menatap lyra dengan tajam

"Kenapa?" Tanyanya

"Kenapa ngehindar?" Tanya lyra

"Aku ngelakuin kesalahan?" Tanya lyra lagi

"Ra, gue capek, jadi tolong banget jangan ganggu gue" kata baren

"Please" katanya lagi

"Aku cuma mau ngasih i.."
Lyra yang tengah merogoh tasnya terhenti, baren telah pergi meninggalkannya

Sambil terus memegangi kotak bekal berwarna biru muda, ia berjalan kearah mobil jemputannya yang telah datang, ia memasuki mobilnya dan terdiam sambil menatap kotak bekalnya
Tadinya ia ingin menberikannya pada baren, tapi ia tak mengerti mengapa baren menjauhinya, maksudnya kemarin kemarin setidaknya baren masih mau berhenti ketika lyra memanggilnya, menerima bekal dari lyra, tapi sekarang, bahkan dengan terang terangan baren menghindarinya, yang harus membuat lyra lebih keras lagi untuk mengejarnya

Lyra menghembuskan nafasnya perlahan, dan memilih melupakan masalahnya, ia bersender pada jok mobil dan menatap langit dari kaca mobilnya, mendung. Lalu ia memejamkan matanya,
"Jangan hujan, setidaknya sampai baren tiba dirumah" doanya dalam hati

------------SUMMER TRIANGLE--------------

Lyra menatap baren, yang berjalan kearahnya, pria ini teman sekelasnya, ya ia ingat wajahnya,

"Gak pulang? Udah sepi loh" tanya baren

Lyra yang tadinya hanya memperhatikan rintik hujan kini memperhatikan sekitarnya, ah iya benar kata baren, sekolah sudah sepi,
lalu tangannya beralih pada jam tangan berwarna biru langit miliknya, pantas saja sekarang sudah jam 5 sore, ekskulnya telah selesai dari satu jam yang lalu, dan bel pulang sekolah telah berbunyi 3 jam yang lalu

pandangannya tertuju kembali pada baren
"Belum dijemput" kata lyra

tak lama handphone lyra berbunyi, sebuah pesan masuk dari pak doni, supirnya tertera dilayar
Lyra menatap baren lagi
"Katanya arah kesekolah macet" ucap lyra

baren menatap lyra yang tengah menggigit bibirnya
"Gue duluan deh" kata baren

Lalu baren berjalan kearah parkiran meninggalkan lyra sendirian, lyra kembali terpaku pada rintik hujan, ia tidak takut gelap, yang ia takutkan hanyalah suara petir,dan sekarang sekolah benar benar sepi, ia takut jika harus sendirian menunggu
Lyra menatap pintu gerbang berharap supirnya segera datang, tapi nihil, tetap tidak ada.

Tak lama ia mendengar suara motor terhenti disampingnya, ia menoleh dan mendapatkan baren dengan motornya disampingnya

"Pulang sama gue aja deh ra, gue anterin, kalo lo nunggu jemputan, gue yakin gak bakal dateng, karna hujan bakal lebih deras, dan macetnya malah tambah parah, yuk naik"
Lyra mengigit bibirnya, ia bingung ia tak punya pilihan lain selain menerima ajakan baren, karna dia tak mau menunggu lebih lama lagi,
Dengan cepat lyra mengangguk mengikutin perintah baren untuk naik kemotornya.

Dan benar saja, saat mereka sedang menerobos jalan, hujan semakin lebat, baren sempat berhenti untuk meberikan lyra jaketnya, karna lyra tidak memakai helm maka baren memberikan jaketnya untuk menutupi kepala lyra agar tidak terkena flu katanya.

------------SUMMER TRIANGLE--------------

SUMMER TRIANGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang