Vega menatap langit yang cerah. Namun setetes air mata jatuh di pipinya.
"Gue tau kita emang gak punya hubungan yang baik Bar... tapi lo harus percaya sama gue. Lyra masih cinta sama lo. Dan mungkin sampai kapanpun akan terus begitu"
"Dan sekarang gue minta sama lo buat ngejar dia, sebelum semuanya terlambat"
Masih jelas dalam ingatannya.
Sebulan yang lalu tepat sehari setelah Lyra kembali Dari rumah sakit, Elang berkata seperti itu kepada Baren saat Baren tengah bersamanya.
Dan semuanya sia sia, Lyra telah kembali kejepang.
Namun sekarang, tepat dihari ini.
Baren pergi menemui Lyra.
Altair menemui Veganya.Air matanya kembali menetes.
Ada seseorang didalam hatinya.
Yang kini bukan aku.Air matanya mengalir menyentuh pipinya dengan lembut.
"Bahkan kalaupun aku teriak kesemua orang kalau aku sayang kamu, dan cuma sama kamu, kamu pasti gak akan percaya"
"Karena dari dulu cuma sama kamu, karena dari dulu cinta itu cuma buat kamu, persetan kamu anggep itu bohong atau enggak, aku gak peduli"
Ucapan Baren dulu terngiang di benaknya.
Perkataan itu semakin menyiksanya, perkataan yang membuat dirinya yakin bahwa Baren hanya mencintainya, sekarang perkataan itu membuatnya terluka.
Sebuah langkah kaki terdengar olehnya. Ia menoleh dan menemukan Elang berdiri didepannya.
Pria itu duduk disampingnya.
"Mau mendengar sebuah dongeng Ve...?" Tanya Elang.
Vega hanya terdiam lalu tak lama tanpa diminta Elang menceritakan dongengnya.
"Suatu hari... disebuah kerjaan yang megah, hidup seorang pangeran yang bernama Pangeran Hujan."
"Ia begitu mencintai puteri matahari. Yang selalu ada didekatnya"
"Katanya... jika hujan dan sinar matahari disatukan akan ada pelangi indah yang muncul"
"Pangeran hujan selalu menunggu puteri matahari, berharap puteri matahari juga mencintainya"
"Sampai suatu ketika puteri matahari kembali kekerajaannya bertemu dengan cintanya yaitu pangeran Es."
"Dan saat itu pangeran hujan bertemu dengan seorang puteri lain yang datang ke kerajaanya, namanya puteri musim panas"
"Pangeran hujan dan puteri musim panas... mereka berkompromi untuk cinta, sampai mereka lupa bahwa hujan dan panas tak pernah bisa berada dalam waktu yang sama
"Pada suatu hari pangeran hujan bersama puteri musim panas kembali bertemu dengan Puteri matahari dan pangeran Es"
"Sampai mereka saling menyadari bahwa kisah mereka saling berhubungan"
Elang menarik nafas dalam dalam.
"Ve.... biarin pangeran Es mencari Puteri musim panasnya"
Kata kata elang yang lembut terasa begitu menusuk dihatinya.
"Kamu bisa nyari kebahagiaan kamu sendiri Ve... aku yakin itu, walau bukan sama Baren"
Elang mengelus kepala gadis itu lalu bangkit dan berjalan menjauh.
"Lang..."
Ucapan gadis itu sukses membuat langkahnya terhenti.
"Elang..." panggil gadis itu sekali lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUMMER TRIANGLE
Teen FictionAda satu hal yang akan kau ketahui saat menatap mata Lyra. Bahwa gadis itu begitu mencintai Baren, namun sebaliknya mungkin Baren tidak.