BAGIAN 14

5.3K 300 4
                                    

Note : beberapa part setelah part ini ada yang di private

Lyra menatap guru bahasa inggrisnya yang tengah membereskan buku buku, lalu ia bisa melihat guru itu berjalan keluar tepat saat jam pelajarannya berakhir. Lyra menatap kedepan menatap papan tulis yang kosong. Lalu matanya beralih kearah vega disampingnya, ia bisa melihat vega yang tengah mencatat materi bahasa inggris tadi.

"Makasih" kata lyra sambil menatap vega.

Vega menoleh ke arah lyra dan menemukan lyra menatapnya, apa tadi 'MAKASIH?' vega menoleh ke kanan dan ke kiri mencoba menebak siapa yang lyra aja berbicara.

"Makasih"
Vega bisa mendengar lyra berbicara lagi, kali ini dia tahu bahwa ucapan itu untuknya.

Vega menutup buku catatannya dan mengarahkan tubuh kerah lyra, menatap lyra dengan bingung.

"Makasih karena udap capek capek berbohong, makasih karena udah repot repot ngerencanain itu, apapun yang terjadi kemarin aku berterimakasih sama kamu" kata lyra dengan intonasi yang kaku tapi terasa begitu tulus.

Vega bisa tahu kemana arah pembicaraan lyra, ia tahu lyra mencoba berterimakasih kepadanya karena kejadian kemarin, kejadian dimana dia bisa dekat dengan baren. Ah dia memang tak bisa bersandiwara, bahkan lyra saja tahu bahwa hal itu direncanakan olehnya, pasti baren pun begitu

Vega menatap lyra dengan senyum tipis namun terlihat begitu tulus.
Ia mencoba menepuk pundak lyra, tadinya ia fikir lyra akan menepis tangannya tapi ternyata tidak. Hatinya begitu senang.

"Dengar lyra.." kata vega membuka mulut.

"Aku gak ngelakuin semua itu secara gratis" kata vega mencoba berani.

Lyra yang mendengarnya menatap vega dengan tatapan penasaran.

"Berteman denganku, maka semuanya lunas" kata vega yakin.

Lyra yang mendengarnya, mencoba mengalihkan pandangannya, rasa bersalah menyeruak dihatinya, ia begitu jahat kepada vega, dan vega begitu baik pada dirinya.

"Hmm" gumam Lyra sambil mengangguk pelan.

Lalu ia bisa melihat vega tersenyum kepadanya.

Sekarang ia tak butuh apa apa lagi, sekarang walaupun mungkin hatinya sakit tak bisa membuat baren jatuh cinta kepadanya, tak apa.

Semuanya sudah cukup, apa lagi yang ia butuhkan saat baren dan vega mau berteman dengannya.

Demi apapun ia tak butuh apa apa lagi.

---------------SUMMER TRIANGLE-----------------

"hay"

Vega menyapa baren dan duduk dikursi sebelahnya, kini jam istirahat sedang berlangsung dan ia mengahampiri baren yang tak beranjak dari kursinya dari tadi.

Vega tak melihat respon apa apa dari baren, ia menarik nafas dan menghembuskannya perlahan.

"Marah ya?" Kata vega

Masih tak ada jawaban dari baren.

"Kenapa? Kenapa marah? Padahal aku denger dari lyra kalian sekarang temenan, kenapa kamu marah?" Kata vega.

Baren kini menoleh kearah vega, ia menatap vega lekat lekat.

"Aku cuma gak suka cara kamu yang ngehindar cuma biar bisa bikin aku deket sama lyra" kata baren dengan kecewa.

"Sorry" kata vega.

Baren bisa melihat vega tertunduk, ia mengusap rambut vega yang lembut, gadis ini, ia begitu menyayanginya, ia tak akan membiarkan siapun melukainnya bahkan termasuk dirinya sendiri"

"Jangan diulangin lagi, apapun yang terjadi jangan pernah menjauh dari aku demi siapapun lagi" kata baren,

Vega menatap baren, ia tersenyum tipis.

"Ada yang meskipun kamu halangin tapi tetep gak bisa, dan itu hati, tanya sama hati kamu, suapaya kamu tahu, cinta kamu masih buat aku, atau cuma otak kamu yang gak mau nerima kenyataan kalau kamu udah ngelupain aku, sementara hati kamu udah mengahapus nama aku"

"Coba tanya sama hati kamu" kata vega.

Ia bisa melihat baren terdiam, mencoba memikirkan apa yang ia katakan, perlahan ia berdiri dan meninggalkan baren yang masih terdiam.

.....

Ia berjalan keluar kelas, menuju ke arah kantin, lebih tepatnya bahkan ia tak tahu bahwa kakinya mengarah kesana, ia hanya mengikuti kakinya melangkah.

Ia memikirkan apa yang baru saja ia katakan,sekarang hatinya pedih karena melihat baren yang hanya terdiam , ia ingin menangis, tapi tidak, tidak, ia akan selalu percaya, ia akan selalu berpegang pada suatu harapan.

Bahwa baren masih menyukainya. Bahwa baren masih mencintainya.

Tapi setiap kali baren menatap lyra, hatinya selalu ragu, apa yang harus ia takukan? baren bahkan menatap lyra dengan tatapan benci, oh seharusnya ia tak merasakan cemburu.

Seharusnya begitu, sampai suatu saat ia melihat cinta di mata baren saat menatap lyra, mungkin ia salah lihat, tapi hatinya tetap sakit.

Namun saat tadi baren hanya terdiam, sekarang ia tahu, mungkin baren menyukai lyra hanya saja baren tak menyadari hal itu

Tapi ia tak mungkin membenci lyra, ia tak bisa membenci seseorang hanya karena ia menyukai baren, bahkan mungkin lyra lebih menyukai baren di banding dirinya, hanya saja gadis itu tak tahu cara mengungkapkannya dengan tepat.

"Sorry"

Suara itu terdengar bersamaan dengan rasa sakit dipundaknya.

Lamunanya sekarang membuyar, langkahnya terhenti dan menatap seorang yang sedang berlari sambil menoleh kearahanya, oh tadi orang itu mungkin tak sengaja menabraknya.

Tak apa ia juga tidak sadar saat berjalan tadi, ia juga melamun jadi mungkin bukan salah orang itu tapi mungkin juga salahnya.

Vega kembali berjalan lurus, dan tiba dikantin. Matanya menemukan lyra yang tengah duduk sendiri dipojok kantin sambil memakan sepotong roti.

Perlahan ia berjalan kearah lyra, dan duduk disamping lyra.

Lyra membulatkan matanya, mencoba berfikir mengapa vega bisa disini.

"Kenapa?" Tanya vega.

"berteman itu artinya melakukan banyak hal bersama, kenapa ninggalin aku sendirian dikelas? Kamu malah asik dikantin" kata vega.

"Berteman ya.." kata lyra mengangguk angguk.

"Baiklah, kalau gitu... apa yang harus kita lakukan? Supaya kita benar benar seperti berteman?" Kata lyra.

"Banyak hal, kita bisa pergi kekantin baren, ngerjain pr bareng, dan ngelakuin banyak hal bareng bareng" kata vega.

"Dimulai dari....."

"Dari kamu main kerumah aku mungkin" kata vega.

"Kerumah kamu?" Kata lyra bingung.

"Iya.... kerumah aku"

Lyra menatap vega ragu.

"Boleh dicoba" kata lyra akhirnya.

Kini mereka sama sama tertawa, menghancurkan kekakuan diantara satu sama lain

--------------- SUMMER TRIANGLE----------------

HALLLLLLLLUUWWWWW SPAAAADAAHHH

JADI GINI, SEBENERNYA TADINYA GAK MAU NGELAJUTIN CERITA, MAU DIBIARIN AJA AKHIRNYA GANTUNG, TOH BAREN SAMA LYRA UDAH JADI TEMEN LAGI.

TAPI SETELAH DIPIKIR PIKIR CERITANYA JADI GAK NYAMBUNG SAMA YANG DI PROLOG, JADI APAPUN YANG TERJADI SAYA HARUS LANJUTIN TERUSSSSS

HIAAAATTTTTTTT SEMANGATTTTT

TERIMAKSIH BAGI YG SUDAH MEMBACA DAN VOTE SUMMER TRIANGLE.

SEMOGA KEDEPANNYA TETEP MAU BACA, DAN MUNGKIN BERBAIK HATI MAU NGASIH KOMEN KARENA BUTUH BANGET KRITIKAN SUPAYA PENULIS AMATIR INI BISA LEBIH BAIK LAGI, DAN VOTE JUGA,

TERIMAKSSIHHHHH MUAHHH

SUMMER TRIANGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang