BAGIAN 33

4.8K 338 16
                                    

Bagian mana yang membuatmu sangat terluka?
Bagian dimana saat aku ingin berlari kencang namun cintanya menahan ku.

Bagian dimana aku ingin tetap tinggal
Namun dirinya tak pernah berjanji untuk mencintaiku.

Jika kemarin aku katakan kau nama lain dari cinta...
mengapa sekarang kau adalah nama lain dari luka?

Baren berlari kencang menyusuri lobby bandara.

Ia tidak pernah suka tempat ini. Terlalu ramai.

Gadis itu...
Sial.

Tadi saat ia ingin menemui gadis itu, ia malah mendapatkan informasi bahwa gadis itu tengah menuju ke bandara.

Ya gadis itu akan pergi kejepang.

Apa yang gadis itu maksud dengan pergi menjauh darinya?. Ia tidak lucu

Demi apapun. Ia tak pernah menginginkan itu lagi.

Tidak. Ia disini bukan untuk membuat gadis itu mengucapkan selamat tinggal,
Ia ingin membuat gadis itu tetap disini.

Ya. Tetap disini.

Semoga ia belum pergi.

Semoga ia belum pergi.

Baren terus berlari.
Matanya menyapu seluruh area tempat itu.
Mengapa sulit sekali? Ah ia lupa seberapa padatnya tempat ini.

Namun kakinya berhenti melangkah, dengan nafas yang terengah engah.

Ia menatap lurus kedepan.
Dengan kelegaan yang luar biasa

Kau tau? Cinta selalu menemukan pasangannya bukan?

Ia melihat gadis itu, diantara banyaknya orang yang berlalu lalang, ia melihat gadis itu. Bahkan dari kejauhan.

Gadis yang entah kenapa tak pernah ia sadari ketika melihatnya, jantungnya berdegup kencang.

Dengan cepat ia mengeluarkan handphonenya, dan menekan angka 7 dengan lama. Tak lama layar handphonenya menampakan kontak Lyra.

Ia bisa melihat gadis itu memandangi layar handponenya.

Lalu tak lama panggilannya terhenti. Gadis itu tak mengangkat telepon darinya.

Sebegitukah ia melukainya?

Baren terdiam, lalu ia mengulanginya lagi.
Namun tetap saja. Gadis itu tak ingin mengangkan teleponnya.

Baren terpaku.
Entah kenapa hatinya begitu sakit sekarang. Sekarang ia hanya terdiam dan memandangi gadis itu dari kejauhan.

Sekali lagi. Ya sekali lagi.

Tetap sama.
Bahkan sekarang Gadis itu tak mengubrisnya, sekarang ia membiarkan saja handphonenya berbunyi.
Ia membiarkannya saja. Baren bisa melihat gadis itu malah menyapukan pandangannya, seolah mencari seseorang.

Namun sepertinya takdir berkata lain.

Gadis itu bukan melihat orang yang sedang ia cari.

Namun gadis itu melihat dirinya, ya ia yakin gadis itu sekarang melihatnya.

Perlahan tangan gadis itu terangkat, ia melihat layar handphone miliknya yang tengah ia genggam, lalu kemudia kembali lagi menatap kearahnya.

Dan saat itu. Panggilannya terhubung. Gadis itu mengangkat teleponnya.

"Lyr," ucapnya pada akhirnya.

Tak ada jawaban.
Gadis itu hanya menatapnya dari kejauhan, dengan handphone yang masih ia dekatkan ditelinganya.

SUMMER TRIANGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang