Vega berjalan menyusuri tangga rumah baren, menuju kamar baren, ia menoleh kebelakang tersenyum geli melihat ARA, adik baren yang sedang tertawa tawa dibelakangnya, vega mengacak acak rambut ara yang masih masih tertawa geli sambil menutup mulutnya, lalu kembali berjalan menyusuri tangga dan menuju kamar baren.
Didepan kamar baren tawa ara semakin keras namun vega melihat ara mencoba menahan suaranya,
"Buka aja kak, gak dikunci" kata ara dengan suara berbisik bisikdengan penasaran Vega membuka pintu kamar. Ia melihat baren yang masih tertidur dengan selimut yang hampir menutupi wajahnya. Vega berjalan pelan masuk kedalam kamar baren, namun ara dengan berlari berjalan ke arah kasur baren, vega melihat ara mengguncang guncangkan tubuh baren
"Kakkkk bangunnnnnn udaaahhh siang" serunya
Namun tak mendapat tanggapan apapun dari baren, ara yang masih tertawa tawa menarik selimut baren kuat kuat, dan dengan mau tak mau baren membuka matanya menatap adiknya dengan sebal. Belum sempat baren menarik tangan adiknya, adiknya itu berlari ke arah pintu dan berjalan ke arah vega, dan menyembunyikan tubuhnya di belakang vega sambil tertawa tawa.
Vega yang melihat adegan itu juga ikut tertawa, dan semakin geli saat melihat muka baren yang baru bangun.
Baren kaget menatap vega yang berada di depan kamarnya, mencoba memikirkan apa yang sedang terjadi, tapi ia segera menyadari, ini pasti ulah usil adiknya, adiknya yang membawa vega masuk kekamarnya
"Awas kamu ya" kata baren lalu mengejar ara yang sudah lari terbirit birit
Ara, adik baren itu begitu usil, waktu dua tahun lalu saat vega meninggalkannya anak itu masih kelas kelas 5 sd, namun sekarang sudah berada di kelas 7 smp, namun sifatnya itu masih usil sama, masih sering bertengkar dengan baren.
Vega menoleh saat mendengar langkah kaki, lalu menemukan baren yang berjalan ke arahnya.
"Kamu tau dia usil banget" kata baren kesal, lalu duduk diatas kasur.
Vega yang melihat tingkah baren tersenyum geli.
"Kamu juga gak pernah berubah, selalu ngeladenin dia" kata vega lalu ikut duduk disamping baren
"Kamu apain dia?" Tanya baren
"Cuma kasih hukuman yang setimpal aja" kata baren, lalu membayangkan wajah adiknya yang memerah saat menahan geli karna kelitikan darinya
"Kamu ngapain dateng pagi pagi gini?"
Vega yang mendengarnya mendadak sebal dengan pertanyaan baren.
"Gak boleh?" Tanya vega
"Kangen?" Tanya baren
"Enggak"
"Aku cuma bosen dirumah, kita masuk sekolah masih seminggu lagi, dan aku bakal jadi murid baru""Terus?"
"Ya ayo jalan jalan, aku bosen" kata vega sebal
"Kemana?"
Vega terdiam, memikirkan jawaban untuk pertanyaan baren
"Beli buku? Peralatan sekolah?" Kata vega antusias
"Iya deh" kata baren, lalu berjalan mengambil handuk.
"Aku mandi dulu" katanya
..
..
.."Aku ikut"
Baren dan vega menoleh kearah suara yang berasal dari arah pintu kamar baren, mereka menemukan ara yang berpegangan pada daun pintu.Baren pura pura tak mendengarnya lalu berjalan kearah kamar mandi.
"Kakkk ikut" rengek ara.
Tapi baren malah bersiul siul dan tetap berjalan."Kakkk"
Kini ara berlari kearah baren, dan menarik narik handuk baren."Apa?" Tanya baren
"Ikut ya?" Kata ara dengan malu malu, mengingat kejahilan apa yang ia perbuat dan sekarang ia merengek ingin mengikut kakaknya.
Baren menundukan kepalanya, mensejajarkan wajahnya dengan wajah adiknya, ia tersenyum kepada adiknya, lalu dengan cepat tangannya menarik hidung adiknya
"ENGGAK" Kata baren
Ara yang mendengarnya menjadi sebal, dan berlari kearah vega.
"Kak..... ikut" kata ara
Vega yang melihat wajah ara, tersenyum geli, adik baren ini selain usil, ia juga mempunya wajah yang manis dan lucu.
"Iya ikut" kata vega luluh.
"GAK"
Sahut baren, dan menatap vega dengan tatapan tidak setuju, vega berbalik menatap baren dengan berani. Lalu menatap ara sekilas dan kembali menatap baren"IKUT" kata vega tegas. Yang mendapat pelukan erat dari ara.
Baren masih menatap vega dengan tatapan tidak suka, lalu menatap ara yang memeletkan lidah kepadanya
"Bar..." kata vega dengan nada membujuk.
Baren menarik nafas dan menghembuskannya kuat kuat, lalu menatap vega.
"Iya ikut" kata baren akhirnya menyerah
Mendengar perkataan itu vega dan ara saling berpelukan, dan tertawa geli, seolah olah merayakan kemenangan mereka.
Baren tersenyum samar melihatnya, ia menyukai ketika vega dan ara yang begitu akrab, adiknya itu walaupun usil tapi tidak terlalu bisa membuka hati dengan siapa saja, adiknya tipe orang yang sulit didekati dan diambil hatinya, tapi ia tak khawatir, vega dan ara sangat akrab, apa lagi yang baren takutkan?
-----------------SUMMER TRIANGLE---------------
tes tes... bagian 10pendek sekali ya? Gak apa ap deh wkwk. Nanti bagian 11 lumayan panjang lagi kok
Terimakasih para siders, yg sudah mau membaca
KAMU SEDANG MEMBACA
SUMMER TRIANGLE
Teen FictionAda satu hal yang akan kau ketahui saat menatap mata Lyra. Bahwa gadis itu begitu mencintai Baren, namun sebaliknya mungkin Baren tidak.