BAGIAN 7 : BROKEN

5.6K 378 2
                                    

"Dia akan datang"
"Dia akan datang"
"Dia akan datang"

Lyra memejamkan matanya, menunduk, sambil meremas tangannya, ia tak ingin melihat matahari yang hampir terbenam, ia tak ingin melihatnya, karna ketika matahari terbenam maka hari telah berakhir, dan ia harus menerima kenyataan bahwa baren tak menepati janjinya.

Lyra masih ingin menunggu, ia masih ingin menunggu, tapi hari semakin malam.
Lyra tersenyum miris, lalu ia menghapus air matanya, ia menarik nafas dalam dalam dan menghembuskannya dengan perlahan, dan dengan gusar ia mulai meninggalkan taman itu.

Ia berjalan ke arah jalan raya dan mencari taxi, ia tak ingin menunggu supirnya menjemputnya, untuk kali ini ia tak ingin menunggu siapa siapa lagi, ia lelah menunggu

Tak lama ia menemukan taxi, dan pulang kerumahnya.
Didalam taxi ia merenung.

Apa yang akan ia lakukan sekarang? Tidak, ia tidak tahu lagi,
Lyra tak tahu lagi apa yang akan ia lakukan pada baren. Hatinya begitu perih, setelah yang ia harapkan akan menjadi kenyataan, lalu seolah seolah semuanya berubah hanya janji semata.

Ia tak ingin memikirkannya lagi, memikirkannya membuat kepalanya sakit, yang ia lakukan sekarang hanyalah pulang kerumah dengan cepat, tidur, dan bangun esoknya lalu pergi kesekolah untuk menemui baren. Ya. Ia akan meminta penjelasan.

------------------SUMMER TRIAGLE----------------

Pernahkah jatuh disaat kau bahkan tak pernah melayang diangkasa?
Percayalah. Bahkan rasanya lebih sakit dibanding terbang bebas lalu di hempaskan ke tanah.

-----------------SUMMER TRIANGLE---------------

baren berjalan menyusuri lorong sekolah, dengan tangan yang menggandeng vega. Hari ini classmeeting dimulai. Dan kesempatan ini baren lakukan untuk mengajak vega berkeliling di sekolah, untuk mengenalkan vega pada sekolah barunya.

Namun. Tidak.
Fikiran baren tidak berada disana.
Baren memikirkan kejadian minggu kemaren.
Ia menarik nafas Lalu menghembuskannya dengan pelan.
Kemarin saat ia dan vega sedang menuju arah pulang, ia melihat lyra yang tengah memasuki taksi. Sekilas ia bisa melihat lyra mengusap bagian kelopak matanya seolah olah menghapus air mata.

Demi apapun ia lupa jika telah membuat sebuah janji dengan lyra. Ia terlalu senang saat ibunya memberi tahu bahwa vega kembali ke jakarta, ia tak mengingat bahwa ia telah mempunya janji dengan lyra

Mendadak perasaan bersalah menghantui baren. Ia tak tahu apa yang ia harus lakukan saat nanti bertemu dengan lyra.

Kali ini ia merasa bersalah. Jika nanti lyra memaki dirinya itu tak apa apa. Kali ini ia benar benar bersalah. Maka apapun yang lyra lakukan ia akan menerimanya

"Bar.." panggil vega

Yang membuat baren tersadar.

"Ya?" Tanya baren.

"Gak apa apa. Aku kira Kamu ngelamun" kata vega , yang hanya ditanggapi baren dengan senyuman.

Hening.

"Ayo kekelas kamu" sahut vega

"Ngapain?"

"Ya ngeliat kelas kamu lah"

"Gak usahlah"

"Ayolaaaaahhhh bar..." rengek vega

"Iya iya" kata baren. Lalu menarik tangan vega kekelasnya

Baren dan vega memasuki kelasnya.
Mata baren melihat lyra yang tengah menatap kursi didepannya lebih tepatnya kursi dirinya.

Perlahan vega dan baren masuk kedalam.
Baren bisa melihat lyra menatapnya dan vega yang semakin medekat.

Tidak ada ekspresi apa apa yang lyra keluarkan.
Ia menatap baren dan vega dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Hai" ucap vega ragu ragu saat merasa lyra menatapnya.
Baren langsung menoleh kearah vega. Oh demi apapun bisakah vega tak menyapa lyra. Sedetik kemudian baren menatap lyra. Ia mencoba menebak nebak apa yang akan lyra lakukan.

"Jadi dia penggantinya cindy?" Kata lyra.
Lalu berdiri tegak didepan baren.

"Lo salah. Dia gak sama kayak cindy" kata baren. Lyra hanya tersenyum sinis mendengarnya

"Kamu bodoh kalau mikir aku bakal percaya" kata lyra.

Lyra menarik nafas dan menghembuskannya perlahan. Mengalihkan pandangan ke arah vega. Lalu kemudian kembali menatap baren

"Kamu..."
"Aku gak habis fikir sama kamu"
"Aku nunggu kamu"
"Nunggu kamu..."
Kata lyra.

'Nunggu kamu' ya baren tahu itu ia melihatnya kemarin. Ia juga bisa melihat mata lyra yang sembab. Ia menangis semalaman?

"Maaf gue..."

"APA?"

"aku capek nungguin kamu? Dan kamu sibuk nyari korban lagi? Nyari orang kayak cindy lagi?" Kata lyra sambil menatap vega sinis
Lyra berdecak kesal.

"Cuma buat orang kayak dia?" Kata lyra sambil menunjuk vega

"Berhenti ngeliat vega kayak gitu" kata baren yang mulai mencoba menahan amarahnya

"Aku gak peduli sama apa yang kamu bilang" kata lyra.
Perkataan vega membuat baren kesal.

"Seharusnya kamu sadar. Baren gak suka sama kamu, dia cuma mainin kamu" kata lyra dengan nada tajam kepada vega

Baren yang mendengarnya menjadi marah. Lyra tak tahu apa apa. Berani beraninya dia berkata seperti itu pada vega

"Lo... denger" kata baren yang kehabisan kesabaran.

"Gue tau. Gue salah, gue lupa sama janji gue. Dan gue minta maaf buat itu"

"Tapi lo..."

"Lo sama sekali gak berhak bersikap kayak gitu ke vega"

Lyra melihat semua ekspresi baren, ada banyak amarah disana, dan ia bisa melihat sesuatu yang berbeda dari mata baren,

"Kamu juga gak berhak bersikap kayak gini ke aku, cuma buat dia? Buat ngedapetin dia? Kamu ngelanggar janji kita?"

"Bahkan gue bisa ngelanggar janji apapun asal bisa sama dia, termasuk ngelanggar janji gue sama lo" kata baren dengan nada yang kasar kini amarah benar benar telah berada dipuncak

Perkataan baren. Membuat lyra terdiam. Dan saat itu ia mulai menyadari satu hal. Hal yang membuatnya sulit untuk bernafas

"Kamu...." kata lyra. Tapi ia tak mampu berkata apa apa lagi, karena jika dia megucapkan satu kata lagi. Maka air matanya akan tumpah.

Perlahan lyra maju, ia ingin meninggalkan tempat ini,

" bahkan kalau ada pilihan bisa buat ngelupain kamu, aku gak akan ragu milih itu" kata lyra sambil menatap mata baren lekat lekat. Lalu pergi meninggalkan baren dan vega.

Vega yang kaget melihat adegan didepannya. Terdiam.
Lalu ia menoleh kearah baren yang masih terpaku ditempatnya

"Aku butuh penjelasan" kata vega

----------------SUMMER TRIANGLE----------------

Terimakasih yang sudah mau membaca summer triangle sampai sejauh ini... terimakasih. *malumalu

Maafkan penulis amatir ini

Buat para pembaca, Gak di vote gak apa apa, asal komen aja itung itung sarang buat saya ☺ biar saya bisa menulis lebih baik lagi.

Terimakasih

SUMMER TRIANGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang