Lyra mengadahkan tangannya, membiarkan bunga bunga sakura jatuh di telapak tangannya. Lalu ia mundur beberapa langkah, dengan pandangan memandang pohon sakura itu.
Nanti mama janji bakal ngebawa vella ke jepang, mama janji bakal ngajak vella ngeliat bunga sakura
Ujung bibirnya tertarik, mengukir senyum tipis.
Ia mengingat janji mamanya dulu, janji saat ia menangis tersedu sedu kala mengetahui mama dan kakaknya akan meninggalkannya, meninggalkannya bersama papanya.Dulu mamanya berjanji untuk menjemput dirinya secepatnya, tapi semakin besar ia mengetahui, mamanya tak akan datang, dan keadaan tak seperti dulu, kedua orang tuanya tidak akan bersama sama lagi.
Tapi sekarang ia disini, ia di Jepang, ia yang akan mewujudkan janji mamanya, ia akan melihat sakura bermekaran bersama mamanya
Lyra menoleh ke arah kanan saat mendengar langkah kaki, lalu tak lama senyum mengembang terukir dibibirnya.
Mamanya datang sambil memegang segelas susu, dan tak lama memberikannya kepada Lyra.
Ia rindu hal hal seperti ini, rindu saat mamanya menceritakan dongeng, menidurkannya, membuatkannya bekal dan susu, mencium rambut dan dahinya, dan masih banyak hal hal kecil yang ia rindukan.
Kini mamanya juga melihat bunga sakura yang bermekaran.
"Akhirnya kita bisa ngeliat bunga sakura bersama kan? Vella?" Kata mamanya sambil menatap Lyra.
Lyra hanya mengangguk, lalu menyesapi susu yang diberikan mamanya.
Sampai sekarang, mamanya selalu saja memanggil dirinya dengan sebutan Vella, my little vella.
"Mama gak pernah ngerti kenapa kejadian itu juga kamu alami" ucap mamanya sambil menatapnya.
Lyra yang mendengarnya hampir tersedak, ya ia tahu pasti kemana arah pembicaraan mamanya itu.
Ia menarik nafas dalam dalam dan menghembuskannya perlahan, lalu menatap wajah mamanya, yang tetap cantik walau dengan usia yang tak muda lagi
"Aku juga gak tau, aku gak tau kalau ternyata dalam kisah itu, aku bukan bintang Vega tapi bintang Deneb" katanya.
Mamanya menghela nafas, ia tahu bahwa mendengar kisahnya, itu sama saja menguak luka yang telah mengering, ia tahu pasti bahwa mamanya pasti seperti melihat sosok dirinya sendiri yang dulu dalam diri Lyra.
"Tapi yang aku pastiin, suatu saat nanti aku bakal nemuin Altair yang akan nganggep aku Veganya" kata Lyra sambil tersenyum kepada mamanya.
Ia melihat mamanya tersenyum, lalu kemudian ia mendapati tangan hangat merengkuh bahunya.
Mungkin disini, ditempat ini, ditempat yang jauh sosok itu, ia akan melupakan sosok itu, ia akan melupakan Altair Aldebaren.
---------------SUMMER TRIANGLE----------------
Baren terdiam mematung,
Ia menatap sosok gadis didepannya, gadis itu tengah menangis, ia tahu gadis itu terluka.
Ia melukai gadis itu, saat ia selalu menjaga gadis itu agar tidak terluka saat bersama orang lain, namun ternyata dirinyalah yang membuat gadis itu terluka
"Aku tau bar..."
"Aku tau...." katanya lirih.Gadis itu menatapnya, namun ia malah memalingkan wajah, ia tak mau melihat gadis itu menangis, ia tak mau.
"Dulu aku pernah bilang sama kamu"
"Perasaan kamu itu udah berubah..."
"Aku yakin itu... tapi omongan kamu selalu bisa ngebuat aku ngambil opsi yang membahagiakan"
KAMU SEDANG MEMBACA
SUMMER TRIANGLE
Teen FictionAda satu hal yang akan kau ketahui saat menatap mata Lyra. Bahwa gadis itu begitu mencintai Baren, namun sebaliknya mungkin Baren tidak.