Lyra menatap dirinya dicermin, ia tak pernah segugup ini, ia menatap rambutnya yang berwarna kecoklatan bergelombang, rambut di atas kupingnya ditariknya sedikit kebelakang dan diikat dengan pita, lalu ia membenarkan lekukan pada dressnya yanh berwarna ungu pastel, ia tersenyum samar.
Ujian kenaikan kelas baru selesai seminggu yang lalu, dan sekarang saatnya baren memenuhi janjinya.
Kali ini lyra tak akan membuat baren kesal, ia tak akan membantah sedikitpun perkataan baren, ia akan menuruti apa yang baren mau.
tidak apa, tidak apa jika setelah itu ia harus menjauhi baren, tidak apa, tidak apa apa, ia tak akan menyesal
Lyra menatap jam tangan berwarna putih yang ia kenakan sekilas. Jam menunjukan pukul 8 pagi, Lalu ia mengangguk angguk
Tidak ada salahnya jika berangkat lebih pagi agar baren tak menunggunya nanti, agak ia bisa sampai sebelum jam 9, waktu perjanjian mereka.
Dengan cepat lyra keluar dari kamarnya menuju keluar rumah dan masuk kedalam mobilnya yang didalamnya sudah ada supir yang menunggunya
"Taman kota pak" kata lyra
Lyra meremas tangannya, masih tak percaya bahwa baren akan menerima permintaannya, hari ini ia akan mendapatkan baren yang dulu.
Lyra menuruni mobilnya, dan membiarkan mobilnya pergi terlebih dahulu, lalu ia berjalan menuju bangku taman yang ada di bawah pohon, ia duduk disana.
Baren belum datang, tak apa, lyra melirik jam tangannya pukul 9, mungkin sebentar lagi.
---------------SUMMER TRIANGLE-----------------
Baren memacu motornya dengan cepat.
Saat ibunya tadi membangunkannya, ia marah, bagaimana tidak? ibunya tadi membangunkannya sangat pagi. Yang benar saja memangnya ia anak perempuan. Tapi kekesalannya hilang ketika ibunya berkata bahwa tadi malam ibunya mendapat kabar vega akan kembali ke jakarta dan akan landing jam 8 pagiBaren tahu bahwa sekarang sudah hampir jam 9, tapi ia tahu bahwa vega akan menunggunya.
Gadis itu akhirnya kembali, setelah 2 tahun ikut dengan keluarganya pindah ke jepang. Kini akhirnya dia kembali.
Baren memarkirkan motornya di parkiran, lalu berjalan memasuki pintu utama.
Ia mencari cari vega diruang tunggu penjemputan.Tak lama matanya menangkap sosok vega yang tengah duduk di antar kursi tunggu. Ia menghampiri vega
"Sorry" kata baren saat sudah berada didepan vega.
Vega yang melihat baren langsung tersenyum, lalu seketika mengerucutkan bibirnya
"Kenapa gak biarin aku naik taxi sih? Aku capek nunggunya" kata vega
"Sorry" kata baren lalu mengacak acak rambut vega
"Udah yuk" kata vega
Tapi langkahnya terhenti, ia menyadari sesuatu
"Kamu naik mobil kan?" Tanya vega
"Aku naik motor"
"Terus koper aku gimana?" Rengek vega
"Kita titipin di taxi yah, kamu sama aku, kita jalan jalan dulu" kata baren lalu tangannya menarik koper dan tangan satunya menggenggam tangan vega
"Apa?" Tanya vega
"Ya kita Jalan jalan dulu" jawab baren enteng
"Kamu kangen banget sama aku yah" kata vega dengan nada meledek baren
"Iya" sahut baren
Yang membuat vega terdiam, pipinya mulai merah merona
"Ngefly yahh?" Kata baren, mencoba membalas ledekan vega
Vega yang keki mendengarnya, mencoba menatap baren, dengan tatapan yang menantang
"Aku gak mau" kata vega"Aku mau" sahut baren
"Aku gak peduli" kata vega sambil memeletkan lidahnya kerah baren
"Harus mau" kata baren
Lalu menarik tangan vega kuat kuat, yang membuat vega terhempas kesamping baren , lalu tangan baren merangkul vega dengan entengnya tanpa memperdulikan bahwa siapa tahu saja vega dapat mendengar detak pada jantungnya yang semakin berdegup kencang.Vega duduk diantara bangku bangku taman, lalu memandang baren dari kejauhan yang sedang memberikannya es krim.
Pria itu tak pernah berubah, sifatnya tak pernah berubah, ia selalu memperdulikan vega, selalu menaruk kebahagiaan vega di atas kebahagiannya sendiri
2 tahun lalu saat ia memilih untuk ikut kedua orang tuanya pindah ke jepang, ia bisa menatap amarah yang begitu besar. Untuk pertama kalinya ia melihat baren marah kepadanya,
Dari dulu seperti apapun kesalahan vega, baren selalu memaafkannya, sahabatnya itu selalu ada untuknya, ia tak pernah membayangkan jika ia tak pernah bertemu baren, jika kedua orang tua mereka tidak saling bersahabat, jika ia dan baren tak pernah bersahabat, tidak ia tidak bisa memikirkannya.
Vega menatap baren yang berjalan kearahnya sambil membawa 2 buah es krim
"Nih" kata baren sambil memberikan salah satu es krim yang ada di tangannya. Lalu duduk disamping vega
"Jadi.... gimana kabar kamu?" Tanya baren
"Baik baik aja" kata lyra lalu menatap baren
"Kamu? Apa kabar?" Tanya vega balik
"Kamu ninggalin aku, Kamu fikir aku gimana" Jawab baren
"Maaf" kata vega dengan nada menyesal
Hening.
Lalu akhirnya vega membuka mulutnya
"Aku gak akan pergi lagi"
"Aku bakal tetep disini"
"Di jakarta" kata vega sambik menatap barenBaren yang mendengarnya tersenyum, lalu mengacak acak rambut vega. Dan merangkulnya.
Ia begitu menyukai gadis itu, apapun akan ia lakukan, ia tak akan membiarkan gadis itu terluka bahkan oleh dirinya sendiri
"Kamu masih sama ya" kata baren
Vega yang berada dipelukan baren, mendongak keatas, menatap baren dengan tanda tanya
"Masih sama aja kayak dulu"
"Masih manja, masih cengeng"Vega yang mendengarnya langsung melepaskan pelukan baren
"Terus aja, terus" kata vega"Tapi..." kata baren
"Apa?" Kata vega masih sebal dengan perkataan baren
"Asal manjanya cuma ke aku, cengengnya cuma ke aku, gak masalah" kata baren sambil menatap vega
Untuk seketika vega terdiam, lalu mengalihkan pandangannya, kali ini ia yakin pipinya benar benar merah merona
Lalu setelah itu ia mengarahkan pandangannya ke arah baren kembali"Penggombal ulung" kata vega lalu mendorong pundak baren
Baren yang jengkel mendengarnya langsung menarik hidung vega, vega ditarik hidungnya menjerit kesakitan
"Bilang kalau mau bunuh aku" kata vega sambil terus mengusap usap hidungnya
Baren hanya mendengarkan ocehan vega, ia tak membalas apa apa, ia begitu rindu ocehan gadis itu, tingkah gadis itu.
---------------SUMMER TRIANGLE-----------------
KAMU SEDANG MEMBACA
SUMMER TRIANGLE
Teen FictionAda satu hal yang akan kau ketahui saat menatap mata Lyra. Bahwa gadis itu begitu mencintai Baren, namun sebaliknya mungkin Baren tidak.