Baren menatap langit malam, ia masih terjaga, matanya menerawang, seolah olah bertanya kisah apa yang langit ukir untuknya.
Ia menatap langit yang yang di penuhi bintang, cuaca malam ini begitu cerah, tak ada awan yang bisa menutupi gemerlap bintang.
Matanya terpejam, ia mengingat suatu kenangan, bukan, bukan kenangan, lebih tepatnya sebuah masa lalu.
Baren menatap lyra dengan lekat lekat, gadis itu tengah mendongakan kepalanya menatap langit.
Lalu tiba tiba lyra menatap baren, matanya berbinar binar.
"Kamu tau?" Kata lyra
"Bintang itu... "
"Ya... yang itu" kata lyra sambil menunjukan salah satu bintang."Itu namanya altair" kata lyra
"Kayak nama kamu ya? ALTAIR ALDEBAREN" ucap lyra.
"Dan yang itu, itu DENEB" kata lyra sambil menunjuk bintang yang tak jauh dari bintang altair
"Dan yang itu... itu vega" kali ini lyra menunjuk bintang yang paling terang diantara ketiga bintang itu.
"Kamu tahu?"
Baren menatap lyra yang tersenyum melihat langit malam."Ada sebuah kisah, yang menceritakan tentang ketiga bintang itu, altair yang jatuh cinta pada vega, dan vega yang juga jatuh cinta pada altair, tapi pada suatu hari, vega dan altair terpisah,ia dipisahkan oleh sungai, sebenarnya diantara bintang vega dan altair ada galaksi milky way tapi dikota besar kayak gini kita gak bisa ngeliat milky way, dan milky way itu diibaratkan sebuah sungai yang memisahkan mereka,mereka hanya bisa dipersatukan satu tahun sekali, tapi kadang saat hari itu tiba, hujan turun, air sungai meluap dan akhirnya mereka gak bisa bertemu"
"Tapi... mereka punya sahabat, deneb yang dilambangkan sebagai angsa, membawa mereka bertemu"
"Dan ketiga bintang itu membentuk sebuah rasi yang memben segitiga, SUMMEE TRIANGLE"
"gue gak pernah tau kalau ALTAIR ITU NAMA BINTANG," kata baren.
"Tapi sekarang kamu tahu" sahut lyra
Mereka kini sama sama terdiam, hanyut pada keindahan langit malam,
"Kamu tahu... bintang vega itu adanya dirasi LYRA" kata lyra sambil menunjuk dirinya sendiri.
Baren yang melihat tingkah lyra,tersenyum, ia mengacak acak rambut lyra, dan lyra hanya terdiam,kepalanya tertunduk, seolah olah mengikuti tangan baren yang sedang mengacak acak rambutnya, perlahan pipinya merah merona.
"Aku berharap, suatu saat nanti altair bisa menyukai rasi lyra, tempat dimana bintang vega berada" kata lyra pelan, hampir seperti bisikan.
Baren terdiam, masa lalu itu menyeruak keluar.
Perlahan rasa bersalah ikut masuk kedalam fikirannya. Ia pun memikirkan perkataan vega siang tadi
"kamu salah, kamu gak bisa mainin janji, sementara dia begitu berharap, kamu salah, dan kamu harus minta maaf"
Demi tuhan, vega tak mengetahui apa yang terjadi, lyra sudah terbiasa diperlakukan seperti itu, gadis itu selalu mencari masalah denganya, ia selalu menyusahkan baren, dan untuk kali ini saat ia meminta satu hal dan baren kabulkan, hanya itu dan hanya untuk membuat lyra menjauh darinya.
Dan ketika semuanya tak diluar rencana, vega yang kembali, dan ia yang melupakan janjinya, oh demi tuhan, ia merasa bersalah pada lyra, tapi sifat lyra yang kasar kepada vega, membuat rasa bersalahnya hilang, ia tak akan bisa memaafkan siapa saja yang melukai vega. Ia tak akan membiarkannya
Perlahan ia masuk kedalam rumahnya, hari telah larut, semua ini membuat kepalanya hampir pecah, ia ingin tidur, dan melupakan semuanya
-----------------SUMMER TRIANGLE---------------
Lyra memejamkan mata, classmeeting tidak berguna umpatnya dalam hati, jika saja tidak ada absen yang terus berjalan sudah dipastikan ia tak akan ada di sekolah, ia lebih memilih dirimah saja.
Masih dengan memejamkan matanya. Ia menarik nafas dalam dalam, dan menghembuskannya perlahan, 'tidak tidak jangan memikirkannya lagi, sudahlah'
Memikirkan sikap baren kemarin membuat hatinya sakit, dan ketika hatinya sakit maka ia pasti akan menangis, dan ia sudah lelah menangis, lelah sekali
Lyra membuka matanya, ada suara sepatu yang berhenti dihadapannya. Ia mendongak keatas, mencoba menebak siapa yang ada didepannya, cahaya matahari membuat pengelihatannya menajdi silau.
Lalu perlahan orang itu berjongkok, lyra meneguk ludah, BAREN ada di depannya
Lyra menatap baren dengan datar, demi tuhan bisakah ia menghilang sekarang?
"Sorry" kata baren
"Sorry karena gue ngebentak bentak lo kemarin, padahal gue yang salah, gue yang gak nepatin janji" kata barenLyra menatap baren dengan lekat lekat 'maaf?' Benarkah apa yang ia dengar, matanya memanas mendengar perkataan itu, perkataan tulis dan lembut dari baren yang sudah lama tak ia dengar, matanya berkaca kaca
Perlahan semua kejadian yang menyakitkan menyeruak kedalam hati lyra, perlahan ingatannya kembali pada saat baren membentaknya kemarin
"Maafin gue" kata baren, saat melihat lyra menangis sambil tertunduk, namun menahan suara tangisny agar tak terdengar
Lyra hanya memggeleng gelengkan kepalanya pelan, tangan baren ingin menyentuh pundaknya namun di tepis oleh lyra.
Lalu lyra menatap baren lekat lekat.
Ia menggigit bibirnya kuat kuat, meninggalkan sedikit bekas luka merah dibibirnya"Kenapa?"
"Kenapa dia?"
"Vega?"
"Kenapa harus dia?"
"Kenapa harus vega?" Katanya sambil terisak."Kenapa dia? Kenapa aku gak bisa?"
"Aku ngeliat semuanya"
"Kamu memperlakukan dia seolah olah dia segalanya, seolah olah dia yang paling berharga, kenapa? Kenapa? Apa yang dia punya dan aku gak punya?""Jawab bar, kenapa? Kata lyra. Baren yang mendengarnya terdiam, ia tak bisa melakukan apa apa, perlahan ia mengusap rambut lyra, namun tangan lyra lebih cepat melingkar di lehernya, lyra memeluk baren, untuk kali ini ia benar benar terluka, ia menangis tersedu sedu di pelukan baren, ia meluapkan segala sesak dihatinya, dan untuk pertama kalinya.... baren hanya terdiam dan tak menolak berbuatan lyra.
Kali ini, ada sesuatu yang juga menusuk hatinya, saat melihat lyra menangis dan memeluknya, ada sedikit rasa luka.
Perlahan lyra melepaskan pelukannya, ia menghapus air matanya, dan menatap baren lekat lekat
"Tapi... bukan berarti aku nyerah"
"Aku bakal terus usahan buat ngedapetin kamu, dan kamu gak boleh nolak, karena kamu udah ngelanggar janji kita" kata lyra menatap baren dengan tatapan menantangDan Untuk kali ini juga, ia membiarkan lyra melakukan sesuka hatinya. Sesuka dan semaunya.
-----------------SUMMER TRIANGLE---------------
KAMU SEDANG MEMBACA
SUMMER TRIANGLE
Teen FictionAda satu hal yang akan kau ketahui saat menatap mata Lyra. Bahwa gadis itu begitu mencintai Baren, namun sebaliknya mungkin Baren tidak.