Lyra berjalan dengan cepat menyusuri koridor, ini hari pertamanya masuk dikelas 12, dan ia telat. Seharusnya ia tak menonton film disney semalam.
Ia berjalan ke arah papan tulis besar yang ada di depan jajaran kelas 12, disana tertempel nama nama siswa kelas 12 dan pembagian kelas, tangannya menyusuri satu satu jajaran nama, lalu tangannya terhenti pada baris nama "ALTAIR ALDEBAREN" di kertas 12 ipa 2
"Semoga sekelas" harapnya.
Lalu tangannya menyusuri kebawah. Senyum muncul di wajahnya.
"VELLA LYRA" tertulis di barisan kelas 12 ipa 2.
Namun pandangannya kembali datar, saat melihat sebuah nama yang persis berada di atas namanya
"VEGA ASCELLA"
Lyra membalikan badannya dan menuju kearah kelas 12 ipa 2.
Tak apa, tak usah perdulikan vega, yang jelas ia kembali sekelas dengan baren, batinnya.Ia memasuki kelas, dan mengedarkan pandangannya, mencari cari sosok baren, lalu matanya tertuju pada baren yang sedang duduk menghadap kebelakang menyapa teman teman barunya.
Ia tersenyum, betapa ia merindukan baren, lalu ia mencari bangku kosong yang ada disekitar baren namun tidak ada semua telah terisi, lalu matanya menangkap sosok vega yang tengah menatapnya, vega melihatnya dan ia melihat bangku kosong di samping vega, oh tidak , tidak, pasti ada tempat lain. Lyra mengedarkan pandangannya lagi, mencari cari bangku kosong yang lain, namun nihil.
Ia tepaku, berdiri disamping papan tulis, tidak ia tidak mau duduk semeja dengan vega.
"Pak chandra dateng"
Lyra menoleh kearah suara itu berasal, seorang anak yang tengah berlari lari masuk kedalam kelas.
Dengan serentak murid murid yang lain duduk dibangkunya dengan rapih, meninggalkan lyra yang masih terpaku disamping papan tulis,
Lalu tak lama pak chandra, guru b.indonesia kelas 10 yang sekarang menjadi wali kelasnya datang.
Menatap lyra dengan heran, lalu berjalan ke arah lyra.
"Lyra, kenapa kamu tidak duduk?" Katanya, sambil membenarkan kaca matanya.
Lyra terdiam, lalu menatap pak chandra.
"Saya gak dapet tempat duduk pak" kata lyra.
Lyra bisa melihat baren yang sedang duduk dibangkunya menatapnya dengan tegang.
"Kamu bisa duduk disana" kata pak chandra saat menemukan bangku yang masih kosong disamping vega.
Lyra melihat ke arah bangku kosong disamping vega. Lalu menatap pak chandra.
"Saya gak mau" katanya.
Lalu ia bisa mendengar siswa siswi yang lain berkasak kusuk membicarakan dirinya.
"Kenapa tidak?" Kata pak chandra kesal.
Yang tak mendapat respon apa apa dari lyra.
"Kalau kamu gak mau duduk, kamu boleh keluar, dan tidak usah ikut pelajaran saya" kata pak chandra.
Lyra hanya menatap pak chandra dengan datar, lalu ia menarik nafasnya dalam dalam dan menghembukannya dengan keras, dan berjalan kearah bangku yang berada disamping vega, menarik bangku itu sampai keluar dari barisan yang rapih, dan duduk dengan pandangan kedepan, tak menoleh ke arah vega sama sekali.
Kuping lyra panas, ia tak mendengarkan sama sekali apa yang sedang pak chandra jelaskan, otaknya seperti menolak semua kenyataan, ia tidak mau duduk disamping vega. Ia tidak ingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUMMER TRIANGLE
JugendliteraturAda satu hal yang akan kau ketahui saat menatap mata Lyra. Bahwa gadis itu begitu mencintai Baren, namun sebaliknya mungkin Baren tidak.