"Asal lo tau aja, gue selalu mengutuk hari dimana gue ketemu sama lo, hari dimana kita pernah deket, lo harus tau itu"
Lyra memejamkan matanya, mencoba menahan air mata, ia mengigit bibirnya keras keras, dadanya sesak, kata kata itu selalu menghantui dirinya.
Kenyataan bahwa baren bahkan tak pernah ingin bertemu dengannya membuat hatinya sesak, dan membuat ia menyadari satu hal mungkin saja baren benar benar membencinya.
Dulu saat baren mulai mengacuhkannya itu tak menjadi masalah, dulu saat baren mulai menghidarinya bahkan menganggapnya tak ada, itu juga bukan masalah, ia selalu berpegang teguh pada satu hal, bahwa suatu saat nanti baren akan menyukainya, walaupun hanya sedikit, tapi ia selalu berpegang teguh pada harapan itu,
Tapi sekarang tidak, mungkin sekarang tidak, bahkan ia meragukan harapannya itu, meragukan harapan yang selalu ia pegang teguh
Bagaimana bisa mencintai seseorang yang bahkan bayangannya tak tergapai?
Ah tidak, ia tidak ingin memikirkannya lagi, matanya sudah cukup sembab karena menangis semalaman, jadi sekarang tidak lagi, ia sedang berada di dalam mobil, dan bahkan sekarang ia hampir sampai disekolah, untung sekarang ia tak ingin membiarkannya orang lain membicarakannya, tidak untuk kali ini...
Lyra menuruni mobilnya, lalu membiarkan supirnya pergi, setelah itu perlahan ia masuk kedalam sekolahnya, menyusuri koridor sekolah. Matanya menatap lurus kedepan, acuh dengan keadaan sekitarnya.
Lalu sudut matanya menatap baren yang muncul dari sudut lorong lainnha, yang berjalan berlawanan arah darinya, ia melihat baren yang semakin dekat tapi, pandangannya lurus ke depan baren tak menatapnya.
Dengan sekali tarikan lyra menggenggam tangan baren, hening,baren menghentikan langkahnya. Mereka saling memunggui, menatap kearah berlawan dengan tangan yang tergenggam, masih diposisi yang sama lyra menoleh kebelakang menatap punggung baren sekilas.
"Capek ya bar?" Kata lyra
"Aku juga capek sebenernya"
"Kamu konyol kejauhin aku, dan lebih konyol lagi aku ngejar ngejar kamu" kata lyra sambil tersenyum miris
"Sekali aja kamu balik lagi kayak dulu,bisa nggak? Sekali aja" pinta lyra
Lyra menggigit bibirnya mencoba menahan air mata.
"Gak bisa ya?" Tanyanya, mencoba membaca fikiran baren
Lalu lyra melepaskan tangan baren, dan berbalik arah, mengahampiri baren yang masih memunggunginya
"Sekali aja, sekali aja dengerin aku, kali ini aja" pinta lyra
"Ayo kita ngedate, kali ini aja, habis ulangan kenaikan kelas, ayo kita ngadate sehari aja" kata lyra dengan mata berkaca kaca
....
....
....Lyra melihat baren yang masih tak menatapnya, lyra membuang muka menutupi air matanya yang jatuh, lalu perlahan baren menatap lyra
"Kalo gue mau, apa yang bakal gue dapet?"
"Apapun" kata lyra cepat
KAMU SEDANG MEMBACA
SUMMER TRIANGLE
Teen FictionAda satu hal yang akan kau ketahui saat menatap mata Lyra. Bahwa gadis itu begitu mencintai Baren, namun sebaliknya mungkin Baren tidak.