Why do we close our eyes when we pray, cry, kiss or dream? Because the most beautiful things in life are not seen but felt by the heart.-anonymous
...
Lyra menatap pria disampingnya, pria itu tengah membawa belanjaan hasil dari dirinya berbelanja bersama pria itu di supermarket tadi.
Ia tersenyum tipis.
"Mau masak apa nanti?" Tanya Lyra dengan tangan kanan yang membuka pintu rumahnya.
Ia membuka pintu itu lebar - lebar agar pria itu tak kesulitan masuk dengan kantung belanjaannya yang cukup banyak.
"Jangan sok kayak bisa masak apa aja gitu deh" kata pria itu.
Lyra yang mendengarnya mengerucutkan bibirnya.
Elang, pria yang akhir akhir ini dekat dengannya karena mamanya berada di osaka.
Pria itu sebaya dengannya, namun lebih terlihat dewasa dengannya, rambutnya yang hitam, matanya yang tajam tapi tak terlihat menakutkan namun malah meneduhkan. Pria ini adalah pria yang dapat dikatakan sempurna.
Lyra membiarkan pria itu memperhatikan cara ia memasak, ya entah mengapa ia yakin bahwa pria ini adalah pria baik - baik.
Dan tak akan menyakitinya.
Menyakiti dirinya? Haha tentu saja hanya Barenlah yang bisa menyakitinya.
Ia kembali fokus pada daging potong yang berada ditangannya, mungkin kali ini ia akan membuatkan Elang semangkuk rendang, ya setidaknya ia pernah dua kali memasak rendang bersama mamanya waktu itu, dan ia rasa ia bisa mengulanginya sekarang.
"Kenapa milih kuliah disini?" Suara Elang terdengar dari sampingnya.
Ia menoleh dan menemukan Elang yang sedang menatapnya.
"Kenapa pingin tau?" Tanyanya.
Ia bisa melihat elang mengedikan bahunya.
"Cuma nanya aja" jawabnya.
Sepertinya pria itu hanya kebetulan bertanya saja.
Lyra terdiam sejenak sebelum akhirnya membuka mulutnya.
"Kabur" katanya singkat.
Ia bisa melihat Elang mengernyitkan dahinya, tanda tak mengerti apa yang Lyra katakan.
"Ya kabur" kata Lyra lagi.
"Dari siapa?" Tanya Elang.
Lyra tertawa tawa kecil mendengarnya, ya pria ini ternyata suka sekali bertanya, ia mengetahuinya sekarang.
"Dari bintang Altair" jawab Lyra.
Ia bisa melihat sekarang Elang yang menatapnya, entah, mungkin pria itu tak mengerti maksudnya
"Ah mungkin kamu gak tau kisah summer triangle" kata Lyra.
Mau aku jelasin?" Kata Lyra.
Lyra hanya melihat pria itu terdiam.
Ya mungkin itu artinya pria itu mau mendengar kisahnya.
"Dilangit sana, ada sebuah kisah tentang Bintang Altair Dan bintang Vega, mereka sama sama mencintai tapi harus terpisah, dan hanya bisa bertemu di malam ketujuh pada bulan ketujuh, ya... pada hari itu, kadang hujan turun dengan deras, membuat jalur susu meluap dan menghalangi jalan mereka untuk bertemu, pada saat itu bintang Deneb, menolong mereka Bertemu, dan akhirnya Vega dan Altair bisa bersatu" cerita Lyra.
"Lyra itu tempat bintang Vega berasal, dulu aku naif sampai ngira kalau bintang Altair yang aku inginin bisa jatuh cinta sama aku"
"Aku lupa kalau bintang Altair cuma bisa cinta sama bintang Vega, bukan Rasinya"
KAMU SEDANG MEMBACA
SUMMER TRIANGLE
Teen FictionAda satu hal yang akan kau ketahui saat menatap mata Lyra. Bahwa gadis itu begitu mencintai Baren, namun sebaliknya mungkin Baren tidak.