Lyra masih berusaha untuk memejamkan matanya dan melanjutkan tidur indahnya, tak berniat sedikitpun membuka matanya, ada tepukan halus yang membuat ia terbangun, siapa? Sudah pasti kakaknya akrux, jadi dari pada ia harus membuka mata dan meladeni kakaknya itu lebih baik ia tetap memejamkan matanya seolah tak merasakan tepukan itu dan melanjutkan tidurnya, namun kakaknya itu masih saja menepuknya, oh ayolah ia yakin ini masih pagi.
"Lyr bangun..."
Dengan mata yang masih terpejam Lyra mengerutkan alisnya, suara siapa itu? Tidak tidak, itu bukan suara kakaknya bukan juga suara papanya.
Perlahan Lyra membuka matanya. Matanya yang tadi menyipit mendadak melebar karena melihat sosok didepannya,
"Baren..." ucapnya tak habis fikir dengan apa yang ia lihat ini.
Lyra buru buru bangun dari tidurnya.
"Ngapain disini?" Kata Lyra, pipinya telah merah merona karena malu, ia tahu kalau penampilannya kacau kali ini, rambutnya pasti tak tertata rapi.
Sementara Baren yang mendengarnya berdecak kesal, rasanya ia ingin mengetuk dahi gadis itu dengan keras.
"Ini hari terakhir perjanjian kita" kata Baren. Mencoba mengingatkan Lyra.
"Terus?" Tanya Lyra, yang masih kebingungan.
"Kita gunain waktu sebaik baiknya, mulai dari pagi ini sampai malam promnite nanti" kata Baren.
Lyra membulatkan matanya, lalu ia melihat ke arah jam dindingnya, pukul enam lewat tiga puluh, dan ia akan menghabiskan waktunya dari pagi ini sampai malam nanti,
malam promnite? Ah ia bagaimana ia bisa lupa hal itu, ia mengutuk sifat pelupa pada dirinya, namun tunggu dulu, jika Baren akan menghabiskan waktu bersamanya sampai nanti malam, itu artinya Baren akan menjadi pasangannya di promnite nanti.
Senyum lebar terbentuk dibibirnya yang berwarna merah muda.
"Cepet sana mandi"
Kata Kata Baren membuyarkan lamunannya, ia menoleh ke arah Baren yang tengah berjalan keluar kamarnya.
"Jangan lama lama, kita kedufan hari ini" katanya lagi.
Lyra hanya tersenyum masam mendengarnya dan membiarkan Baren pergi dari kamarnya, pria itu begitu menyebalkan, selalu seenaknya sendiri, selalu membuat ia jengkel setengah mati, tapi entah mengapa ia tetap menyukainya.
Dengan cepat Lyra mengambil handuk dan masuk kedalam kamar mandi.
Hari ini akan menjadi hari yang panjang.
....
Baren memainkan handphonenya, ia tersenyum melihat gambar yang tertera dilayar ponselnya, tadi ia sempat memfoto wajah Lyra yang terpejam, gadis itu begitu cantik dengan atau tanpa polesan make up, alisnya yang tidak terlalu tebal, rambut coklat yang bergelombang dan bibir yang samar samar terlihat berwarna merah muda.
Baren mematikan ponselnya, hari ini ia akan menghabiskan waktu bersama Lyra, dan tak akan ada yang bisa mengganggunya.
"Bar..."
Baren menoleh ke arah suara itu berasal, ia menemukan Lyra yang sedang menuruni anak tangga.
"Yuk.." Kata Baren lalu melangkah keluar Rumah Lyra.
Baren mengambil helmnya lalu memasangkannya ke kepala Lyra.
"Bar ada yang beda sama hari ini?" Tanya Lyra.
Sebenarnya Lyra bingung kepada sikap Baren, ia senang tapi ia menyadari tak biasanya Baren seperti ini.
"Ada" kata Baren, lalu menaiki motornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUMMER TRIANGLE
Teen FictionAda satu hal yang akan kau ketahui saat menatap mata Lyra. Bahwa gadis itu begitu mencintai Baren, namun sebaliknya mungkin Baren tidak.