BAGIAN 32 : MELEPAS

5K 352 21
                                    

Baren mencoba memejamkan matanya, namun rasa kantuk tak pernah mendatanginya.

Jam telah menunjukan pukul 7 pagi, dan dia tidak bisa tidur dari semalam, jangankan untuk tidur, bahkan ia tak mengantuk.

Hari ini, tepat dua hari setelah kejadain itu berlalu, hari dimana menjadi ulang tahun terburuknya.

Ini semua mimpi buruk yang begitu nyata, ada apa sebenarnya dengan dirinya.

Bahkan sekarang ia pun tak tahu, hatinya masih terasa sakit.

Dengan malas ia bangun dari tidurnya, dan terduduk. Lalu pandangannya beralih pada kotak kado yang Lyra berikan.

Bisakah sekarang ia membukanya?

Dengan ragu ia mengambil kotak itu, dan membukanya.

Ya iya tahu bahwa isinya adalah sebuah buku yang tak asing baginya.

Diambilnya buku itu.

Dibacanya perlahan. Ia tahu cerita itu, karena ia pernah membacanya.

Lalu ia sampai pada bagian bagian akhir cerita itu.

Kisah ini... tentang pangeran es yang jatuh cinta pada puteri mataharinya.
Dan  kisah tentang puteri musim panas yang jatuh cinta pada pangeran es

Once upon a time...
Sang puteri musim panas meminta tiga hari bersama pangeran esnya.
Ia berharap bisa melelehkan hati pangeran es  yang beku.

Dimalam terakhir...
Mereka berdansa dengan indahnya.
Layaknya pangeran dan cinderella.
Kakinya seolah bergerak dengan indah.
Alunan musik mendekatkan jarak diantara mereka.
Kakinya seolah memakai sepatu dengan bertahtakan berlian.

Dan selayaknya cinderella
Pada tengah malam, sang puteri musim panas kehilangan mantranya.
Tidak, ia tidak berlari.
Ia tetap ingin berdansa bersama pangerannya.

Namun setiap kali langkahan pada dansanya.
Kakinya menjadi terluka, sepatu itu pecah dengan serpihan yang membuat kaki sang puteri musim panas terluka.

Tidak. Ini bukan akhir yang bahagia.

Pada akhirnya...
Sang pangeran es tetap jatuh cinta pada puteri mataharinya.

Maka dengan tertatih sang puteri musim panas meninggalkan tempat itu,

Ia berlari dengan kencangnya.
Meninggalkan tempat itu.

Namun, suatu saat nanti ia pasti akan kembali, dengan hati yang telah menguat ia akan kembali

Percayalah....
Percayalah jika ia selalu mensyukuri pernah mencintai pangerannya.
Percayalah bahwa ia tak pernah menyesalinya.

Baren terdiam, ia tahu hatinya semakin sakit.

Lalu pandangannya tertuju pada sebuah dvd yang tertempel di akhir halaman.

Ia meraih dvd itu dan memutarnya di DVD player nya.

Tak lama ia menemukan sosok Lyra menghiasi layar tvnya.

Ia bisa melihat gadis itu tersenyum samar, yang membuat Baren terduduk di atas kasurnya.

Pandangannya lurus kedepan mengamati gadis itu.

"Haii"

Ia bisa melihai gadis itu menggerak gerakan tangannya perlahan, lalu gadis itu tertawa seolah menertawakan dirinya karena telah bersikap konyol.

SUMMER TRIANGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang