Kau tak pernah tahu bagaimana alur kisahmu.begitupun aku
Dia dan aku bertemu saat mungkin kami tengah terbelenggu masa lalu.
Ssstt, diam, jangan membantah. Ikuti saja kemana arus akan membawamu
Mungkin kami memang ditakdirkan bersatu
...
Lyra menatap jalanan menuju rumahnya yang telah sepi, seperti biasa, ia disibukan kembali dengan kuliah dan kursus bahasa jepangnya.
Elang.
Tadi pria itu tak datang di tempat kursus.Lyra menghela nafas, padahal akan lebih baik jika pria itu datang, setidaknya ia bisa meminta maaf karena telah berkata yang macam - macam pada pria itu.
Lyra menoleh ke arah rumah Elang, terlihat cahaya terang dari celah - celap pintu dan jendela, sepertinya pria itu sudah pulang.
Lalu Lyra berjalan masuk ke dalam rumahnya.
Ia lelah sekali.
Sekarang yang ia perlukan hanyalah berbaring.
Ia menyandarkan tubuhnya di sofa yang berada di ruang tamu, dengan mata terpejam ia memijat pelipis didekat matanya.
Dimana mamanya? Biasanya mamanya selalu menyambutnya saat pulang dari kuliah.
Lalu ia teringat pada perkataan mamanya yang akan menginap dirumah kakeknya yang berada di osaka.
Lyra menghela nafas lalu kemudian bangun dan berjalan ke arah dapur.
Tidak ada makanan apa - apa disana, dan bahan untuk dimasakpun juga tidak ada,
Oh ayolah apa yang harus ia lakukan, perutnya sangat lapar, dan ia terlalu lelah jika ingin berjalan ke supermarket terdekat.
Ia kembali ke ruang tamu.
Dan bersandar di sofa sambil memejamkan matanya.
Lalu handphonenya bergetar, sepertinya ada pesan masuk.
Ya benar.
Dengan setengah malas Lyra membaca isi pesan tersebut.
Sudah pulang? Mama lupa membelikan bahan makanan untuk kamu masak, bisa pergi ke supermarket dulu?
Lyra menghela nafas, mengapa ia tak ikut saja ke osaka bersama mamanya, toh juga ia sudah lama tidak berkunjung kerumah kakeknya,
Handponenya bergetar lagi, kali ini sepertinya sebuah panggilan masuk
Oh ayolah setidaknya jika tak ada yang bisa ia makan, hal itu bisa tergantikan dengan membiarkannya istirahat dan tidak mengganggunya.Lyra menekan tombol angkat, lalu mendekatkan handphone yang tengah ia genggam ke telingannya.
"Ya ada apa ma?" Katanya.
Lalu ia mendengar suara mamanya.
"Bisa mama minta tolong?, mama lupa ngasih tau kamu"
Lyra mendengarkan apa yang mamanya katakan
"Nanti kalau kamu udah masak, sebagiannya kasih ke Elang ya" kata mamanya dari ujung sana.
Lyra melebarkan matanya, apa tadi? Elang?
"Untuk apa?", ia tak sadar jika kata kata itu keluar dari mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUMMER TRIANGLE
Teen FictionAda satu hal yang akan kau ketahui saat menatap mata Lyra. Bahwa gadis itu begitu mencintai Baren, namun sebaliknya mungkin Baren tidak.