CHAPTER 8

809 101 34
                                    

Mereka sekarang sampai di sebuah kota bernama Tingxi. Kota yang terlihat seperti sebuah kota mati.

"Aneh.... Aku baru kesini dua bulan lalu, kota ini sangat ramai dan damai. Kenapa sekarang seperti kota mati?"

"Aku mendengar ada sesosok siluman pemakan hati manusia disini, sudah dua puluh korban yang mati dan hati mereka hilang" Ucap Zhou Yichen

"Weeek menjijikan sekali, padahal hati ayam di kecapi lebih enak" Bai Jiu berkata

"Setuju" Ucap Ying Lei

"Intinya kita harus mencari siluman itu dan menangkap dirinya"

Wen Xiao mengambil buku catatan miliknya dari dalam bajunya. Dia membuka beberapa halaman.

"Tapi ada banyak siluman pemakan hati manusia disini"

"Hanya ada satu cara, kita harus melihat kondisi mayatnya"

Mereka semua serempak memandang Bai Jiu.

"HAH? AKU?!"

Zhao Yuanzhou menarik tas Bai Jiu dan menyeret dirinya "TIDAK JANGAN MAYAT TANPA HATI!!! AKU KAN MASIH PUNYA HATI TIDAK SEPERTI MEREKA!" Dia berteriak.
.
.
.
.
.

"HUEEEEEKKKKK" Bai Jiu mengeluarkan seluruh isi perutnya dari dalam jendela "Astaga sup daging sapi buatan Ying Lei keluar semua..." Lirihnya "dia sudah mati seminggu lalu" Ucapnya lemah "HUEEEEK!"

Zhao Yuanzhou dan Zhou Yichen berjongkok meneliti dengan seksama mayat yang sudah mulai membusuk di depan mereka.

"Zhou-dàren apakah anda tidak jijik?" Zhao Yuanzhou menggoda

"Kau diam"

Zhao Yuanzhou langsung merapatkan mulutnya "galak sekali" batinnya "lihat pola lukanya"

"Seperti di cakar dengan cakaran yang besar?"

"Hmn... Cakar ya g sangat tajam, panjang dan ramping"

"Kira-kira siluman apa ini?"

"Gagak" Zhao Yuanzhou menjawab

"Gagak?"

Zhao Yuanzhou menyadari sesuatu di dalam luka korban. Dia merapalkan mantra satu kata miliknya.

"Tampakkan"

Dari dalam luka itu, sebuah energi siluman berwarna hitam merembes keluar.

"Energi apa ini? Kenapa tidak enak sekali hawanya?" Tanya Zhou Yichen

"Ini bukan energi dari siluman gagak. Ini energi jahat yang sangat jahat. Energi dari siluman pohon"

"Siluman pohon?"

Zhao Yuanzhou dan Zhou Yichen saling bertukar pandang.

"Li Lun?" Tanya Zhou Yichen

Zhao Yuanzhou mengangguk

"Kalian sudah lama berbisik, apakah kalian menemukan sesuatu?" Tanya Wen Xiao

"Ya!"

'BUGH!'

Karena Zhao Yuanzhou dan Zhou Yichen sama-sama ingin mendongak, akhirnya mereka secara tidak sengaja menabrak dahi satu sama lain dengan sangat keras.

"Astaga kemarin rambutku, sekarang dahi ku!" Zhao Yuanzhou menggerutu "Zhou-dàren aku tau kau benci padaku, kalau kau mau membunuh silahkan. Tapi jangan terus-terusan menghajar tubuhku. Aku bisa merasakan sakit juga"

Zhou Yichen langsung memukul kepala Zhao Yuanzhou "Siluman tua, kau kira kau saja yang sakit?!"

"Sudah kalian kenapa sejak bertemu bertengkar terus seperti anak-anak bahkan lebih kekanak-kanakan dibanding Bai Jiu dan Yinglei" Wen Xiao menegur

"Eeeh dewi, maaf tapi usiaku tiga ribu tahun" Ying Lei menyela

"Tiga ribu tahun sama dengan lima tahun di usia manusia" Ucap Zhao Yuanzhou

"Sudah jangan ribut. Apakah kalian mendapatkan sesuatu?" Pei Sijing berkata

"Hmn... Setidaknya kita sudah tau kalau ini adalah ulah siluman gagak" Zhou Yichen berkata

"Siluman gagak?" Wen Xiao kembali membuka buku catatan miliknya yang Ia simpan di dalam saku hanfu "aku hanya pernah mencatat tentang Da Wu. Dia siluman gagak wanita, dia tidak memakan hati manusia hidup tapi memakan hati manusia yang sudah mati. Kenapa sekarang membunuh orang?"

"Eerr Xiao Jiejie dia sepertinya di rasuki" ucap Zhuo Yichen

"Dirasuki?" Oleh siapa?"

"Li Lun"

Wajah Wen Xiao langsung berubah ketika dia mendengar nama Li Lun lagi.

Dia membalik-balik buku catatan di tangannya "Siluman pagoda sialan itu catatannya cuma sedikit!" Dia memaki

"Jadi selanjutnya apa?" Tanya Pei Sijing"

"Selanjutnya-"

"Kita cari penginapan dan makan. Apa kalian tidak lelah?" Zhao Yuanzhou memotong

"Benar juga kata siluman besar. Hari sudah semakin gelap. Kita sampai terlambat, belum ada tempat menginap dan kota sudah semakin sepi" Ying Lei menambahkan

Zhao Yuanzhou mengacungkan ibu jarinya pada Ying Lei

"Yasudah kita akan berhenti sampai disini dulu"

CHASING HIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang