CHAPTER 21

792 93 50
                                    

Zhao Yuanzhou berjalan keluar dari dalam rumah untuk menghirup udara sejuk pegunungan sembari mencari Zhou Yichen yang sudah tidak nampak di atas kasur.

Dia berjalan menuju mata air belakang rumah, dan benar saja Zhou Yichen sedang mengambil air disana.

"Xiao Zhuo, kau sedang apa?" Tanyanya

Zhou Yichen menoleh "eh Zhu Yan, aku sedang mengambil air untuk dimasak. Kau kenapa cepat sekali bangun tidurnya?"

"Sudah tidak mengantuk" dia duduk di atas anak tangga, menangkup dagunya sembari melihat Zhou Yichen bekerja.

"Punya suami rajin sekali, pagi-pagi sudah beberes"

Zhou Yichen tersenyum pada Zhao Yuanzhou "Punya istri cantik sekali, membuat suaminya ingin rajin terus agar dia bahagia"

Tiba-tiba Zhou Yichen teringat sesuatu, dia meletakkan ember di atas batu dan mengeringkan tangannya. Dia lalu mengambil sebuah gulungan di atas meja dan berjalan mendatangi Zhao Yuanzhou.

"Apa yang kau bawa itu?"

"Aku menemukan ini di perpustakaan tua disini" dia membuka gulungan itu, di dalamnya ada sebuah lukisan

"Aku menemukan ini di perpustakaan tua disini" dia membuka gulungan itu, di dalamnya ada sebuah lukisan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Disini tertulis keterangan bahwa ini adalah lukisan siluman kera putih. Jadi itu kau?"

Zhao Yuanzhou mengangguk "Iya itu wujud asliku. Dan pohon ini adalah Li Lun"

Mendengar perkataan Zhao Yuanzhou menyebut-nyebut Li Lun, membuat Zhou Yichen merengut. Dia langsun mengalihkan pembicaraan.

"Kenapa kau berbeda?"

"Berbeda apanya?"

"Disini kau putih semua?"

"Memang. Aku kan kera putih. Bukan monyet!" Zhao Yuanzhou memelototi Zhou Yichen "Lagipula ini adalah wujudku setelah terpapar oleh energi jahat. Dulu disaat muda rambut ku putih bercahaya, di kepang ke belakang"

"Itu wujud aslimu?"

Zhao Yuanzhou mengangguk "Iya"

"Kenapa tidak menunjukkan nya padaku?" Zhou Yichen cemberut

Zhao Yuanzhou tergelak singkat, dia membelai pipi gembil Zhou Yichen "Nanti kalau kita ke Dahuang, akan ku tunjukkan wujud asliku padamu"
(Yichen kalo tau Zhao Yuanzhou mode baby Zhu Yan yg ada gak mau ngelepasin. Cantik buanget)

Zhou Yichen mengangguk, dia mengecup singkat pipi Zhao Yuanzhou "Kau mau makan tidak? Aku membuat sesuatu"

"Membuat apa?"

"Kau tunggu disini"

"Eeh-" Zhou Yichen sudah berlari secepat kilat sebelum Zhao Yichen berhasil menghentikan dirinya.

Zhao Yuanzhou menggeleng sembari tertawa geli "anak ini bersemangat sekali"

Zhou Yuanzhou berlari kecil sambil membawa dua mangkuk kecil di tangannya.

Dia menempelkan mangkuk itu pada pipi Zhao Yuanzhou.

"Aah dingin!" Zhao Yuanzhou kaget

"Heheheheh" Zhou Yichen kembali duduk di sebelah sang istri "Ini makan"

"Apa ini?" Tanya Zhao Yuanzhou sembari mengaduk-aduk makanan yang berada di dalam mangkuk

"Ini adalah yogurt nanas. Dulu semasa kecil mendiang ibuku suka sekali membuatkan ku makanan ini, dimakan saat dingin benar-benar lezat. Jadi ketika mengenal Ying Lei, aku belajar cara membuat makanan ini dengannya dan meskipun tidak semirip rasa buatan ibuku, tapi tetap bisa mengobati rasa rinduku padanya"

Zhao Yuanzhou membelai lembut rambut Zhou Yichen.

Zhou Yichen menarik tangan Zhao Yuanzhou dan mengecup lembut buku-buku jarinya.

"Ini kau cicipi lah"

Zhao Yuanzhou mencoba sesendok yogurt yang terlihat sangat lezat itu, dan seketika matanya membulat ketika makanan itu memasuki mulutnya.

"Bagaimana?"

"Ini enak!"

Zhou Yichen tertawa girang "Bagaimana denganmu, apa kau punya ibu?"

"Eum... Punya... Tapi bukan ibu seperti kalian"

"Lantas bagaimana?"

"Kami siluman terlahir di dunia sebagai roh kecil dan berkembang selama ratusan tahun sebelum menjadi wujud hewan siluman, dan berkultivasi lagi selama ribuan tahun agar bisa menjadi wujud manusia. Ibu kami adalah dewi ayah kami adalah dewa yang menciptakan kami di dunia ini. Ketika kami mati, tubuh kami akan melebur kembali ke alam, katanya siluman besar Ying Long yang di kalahkan oleh moyangmu berubah menjadi bintang karena dia siluman kuat. Sedangkan aku, jika aku mati nanti aku akan berubah menjadi hujan. Membasahi dunia ini, menyegarkan rerumputan yang kering dan memenuhi mata air yang berkurang untuk manusia bisa bertahan hidup, makan dan minum"

"Sudah jangan bicara soal kematian!" Zhou Yichen memprotes

"Iya maaf... Maaf aku kan hanya bercerita"

Zhou Yichen mengeratkan pelukannya pada Zhao Yuanzhou "Maaf ya kau tidak bisa merasakan apa yang di buat oleh ibuku"

"Kenapa harus minta maaf? Kau juga tidak bisa merasakan apa yang dibuat oleh ibuku"

"Bisa..."

Zhao Yuanzhou mengernyit "Hah? Bagaimana caranya?" Dia bertanya polos

Zhou Yichen menyingkirkan mangkuk yang berada di tangan Zhao Yuanzhou, dia lalu mulai menciumi leher Zhao Yuanzhou.

"Yichen geli! Hahaha!"

Zhou Yichen menidurkan Zhao Yuanzhou di atas lantai.

Zhao Yuanzhou menarik rambut Zhou Yichen kesal "Kau mau apa?!"

"Kau bilang aku tidak bisa merasakan apa yang ibumu buat kan? Tapi aku bisa. Aku merasakanmu..." Dia kembali mencium dan mendaratkan gigitan-gigitan kecil pada leher Zhao Yuanzhou.

"Yichen kau tidak lelah apa!? Tadi malam sudah berapa kali coba????"

"Saat masih belum menikah saja aku tidak lelah, apalagi setelah sudah menikah" Zhou Yichen menggendong Zhao Yuanzhou bridal style "Ayo kembali ke kamar"

"ZHOU YICHEN!!!"

CHASING HIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang