CHAPTER 4

2.4K 232 18
                                        

Zhao Yuanzhou dan Zhou Yichen berjalan memasuki sebuah gubuk kecil yang terlihat sangat tua tapi terawat.

"Haruskah aku memanggil namanya?" Tanya Zhou Yichen

Zhao Yuanzhou menatap aneh dirinya "Terkadang pertanyaan Bai Jiu lebih masuk akal dari mu" dia mencibir

Zhou Yichen memelototi Zhao Yuanzhou.

"Siapa yang datang kesini"

Sesosok siluman tinggi dengan rambut lembab yang sangat panjang berjalan keluar dari dalam gubuk itu.

Dia menatap ke arah Zhao Yuanzhou "Zhu Yan. Itu kau?"

"Errr ya... Lama tidak bertemu"

"Siluman bangkotan kau masih berhutang padaku!"

Zhou Yichen menatap bingung Zhao Yuanzhou "hah? Kau berbuat apa padanya dia?"

"Tidak usah dibahas"

"Dan siapa bocah ini?" Ran Yi melihat ke arah pedang Yunguang di belakang zhou Yichen

"Pedang klan Bing Yi. Kau adalah keturunan Bing Yi?"

Zhou Yichen mengangguk

"Aku pernah bertemu dengan tuan muda dari Klan Bing Yi. Dia sangat baik hati. Dia bercerita padaku kalau dia khawatir tentang keadaan adiknya satu-satunya yang tidak berani tidur karena selalu bermimpi buruk. Jadi aku memberikannya satu sisikku dan mengatakan untuk merebus dan meminumkannya pada adiknya, beberapa hari kemudian dia datang membawa banyak hadiah dan berkata adiknya sudah tidak mimpi buruk lagi. Apakah itu kau?"

"Ge..."

Seketika wajah Zhou Yichen berubah murung, di dalam pikirannya kenangan bersama sang kakak terputar ulang. Kenangan-kenangan di mana kakaknya akan menemani dirinya tidur, bahkan menggenggam tangannya disaat dia tidak bisa tidur.

Tidak terasa air mata jatuh dari mata tajamnya.

Zhao Yuanzhou menatap sedih Zhou Yichen. Jauh di dalam lubuk hatinya dia merasa sangat bersalah.

Zhou Yichen menyeka air matanya, dia menatap tajam penuh kebencian pada Zhao Yuanzhou.

Tiba-tiba Ran Yi menyerang mereka.

Dengan sigap Zhao Yuanzhou mengeluarkan payungnya dan menarik Zhou Yichen untuk menjauh.

"Hei ikan tua kenapa tiba-tiba menyerang! Mau ku jadikan ikan bakar daging alot mu!" Zhao Yuanzhou berteriak. Tapi dia tersadar, bukan Ran Yi yang berada di depannya melainkan Li Lun.

"Li Lun? Kau mau apa lagi"

"Zhu Yan... Kau begitu melindungi bocah itu. Apakah rasa bersalah yang membuat mu begitu?"

"...." Zhao Yuanzhou hanya diam

"Hei bocah Bing Yi, biar ku beritahu dia memang membunuh ayah dan kakakmu tapi dia melakukan itu bukan karena sengaja. Sesuatu dalam dirinya mengendalikannya. Membuat dia di hantui dengan penyesalan"

"Li Lun DIAM! AKU TIDAK BUTUH DI BELA OLEH MU!"

Zhou Yichen menatap bingung Zhao Yuanzhou "apa maksudnya?"

"Tidak ada yang perlu di jelaskan"

Mereka berdua terlalu lengah, hingga menjadi celah untuk Li Lun menyerang Zhou Yichen.

Dia memasukkan sesuatu ke dalam dahi Zhou Yichen.

"Zhou Yichen- Li Lun kau apa kan dia?!" Zhao Yuanzhou berteriak

"Hanya ingin memberikan sebuah kilas balik di hidupnya yang bahagia sebelum kau hancurkan"

Zhou Yichen seperti kehilangan kendali pada dirinya. Dia melihat kilas balik sang kakak sedang duduk meminum teh.

Oh betapa dia merindukan kakaknya itu, senyumnya, suara lembutnya, benar-benar sangat Ia rindukan.

"Ge!" Dia memanggil

"Chen-er ayo kesini duduk minum bersama Gege"

Zhou Yichen berlari ke arah sang kakak. Dia duduk di depan Zhuo Yi Xuan. Air mata terbentuk di mata indahnya ketika melihat sang kakak kembali.

"Chen-er bagaimana kabarmu?"

"Baik Ge! Gege bagaimana?"

"Gege juga baik"

"Gege aku merindukanmu!"

"Eh memangnya gege kemana sampai di rindukan seperti ini!"

"Ge ayo pulang"

"Yichen mau gege pulang?"

Zhou Yichen mengangguk "Ya!"

"Baik gege akan pula-"

Kata-kata Zhuo Yi Xuan terhenti tak kala sebuah pisau menembus dadanya.

Dia terjatuh ke lantai, di belakangnya adalah Zhao Yuanzhou yang menusukkan pisau itu pada dadanya.

Zhou Yichen ingin berlari, tapi dia terlambat. Zhao Yuanzhou mencengkram lehernya dan melemparkan dia ke kolam ikan di depan.

"ZHOU-DÀREN! ZHOU-DÀREN SADAR! ZHOU YICHEN!" Zhao Yuanzhou berteriak

"Percuma saja, dia sudah masuk ke dalam alam mimpiku. Tidak akan ada yang bisa mengeluarkannya"

Zhou Yichen mencoba keluar dari dalam air. Dan sekarang dirinya malah di campakkan di Dahuang. Di hadapannya Zhao Yuanzhou sedang mencekik Wen Xiao.

"Wen Xiao!?" Dia berlari mencoba menyelamatkan Wen Xiao

Zhou Yichen menyerang Zhao Yuanzhou dengan pedangnya.

Sama dengan di alam mimpi, di kehidupan nyata, Zhao Yuanzhou juga sedang menahan serangan dari Zhou Yichen.

"Zhou Yichen sadar!"

"Kau tidak bisa menyelamatkan dirinya" Ucap Li Lun "Hanya ada satu cara dan aku tidak akan memberitahukannya secara cuma-cuma"

"Li Lun mau mu apa?!"

"Kembali ke dahuang bersamaku. Lepaskan aku dari belenggu sialan disana dan tinggal disana bersamaku"

"UNTUK APA TINGGAL BERSAMAMU!" Zhao Yuanzhou berpikir sejenak "Bisa. Dia harus menyakiti ku!"

Dia menarik pedang Yunguang dan mengarahkan langsung pada perutnya.

Dia menusukkan pedang itu menembus perutnya.

Li Lun tertegun melihat apa yang dilakukan Zhao Yuanzhou.

"Zhao Yuanzhou kau gila ya?!"

"Zhou Yichen ayo bangun!" Dia menusuk semakin dalam pedang Yunguang hingga dia memuntahkan darah

Mata Zhou Yichen yang awalnya berwarna kuning emas kembali normal.

"Zhao Yuanzhou apa yang- KAU?!-" Matanya membelalak melihat pedang Yunguang yang sudah tertancap di perut Zhao Yuanzhou

"Tenang saja. Aku tidak akan mati seperti itu"

Zhou Yichen menarik keluar pedang Yunguang dari perut Zhao Yuanzhou.

Ketika pedang Yunguang ditarik, disaat bersamaan juga Zhao Yuanzhou terjatuh di pelukan Zhou Yichen.

"Zhao Yuanzhou hei kau bagaimana bisa pingsan?! Bangun!"

Ada ketidaksukaan diwajah Li Lun melihat Zhao Yuanzhou di dalam dekapan Zhou Yichen.

Dia langsung keluar dari dalam tubuh Ran Yi. Membuat Ran Yi kehabisan tenaga dan jatuh pingsan.

"Hei Zhao Yuanzhou bangun kau siluman tua!" Zhou Yichen menepuk-nepuk pipi Zhao Yuanzhou. Tapi tidak ada respon sama sekali

"XIAO ZHOU!"

Terdengar suara Wen Xiao memanggil dirinya.

"Wen Xiao tolong!"

"Apa yang terjadi padanya?"

"Dia menyelamatkan ku"

CHASING HIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang