CHAPTER 30

658 115 68
                                    

Zhao Yuanzhou masih belum sadarkan diri, dia tergeletak di atas kasur dengan posisi menyamping. Zhou Yichen dengan setia menunggu dirinya, duduk di sebelah sembari jari jemarinya menggelitik pipi Zhao Yuanzhou.

Wen Xiao juga terlihat duduk di hadapan Zhou Yichen.

"Bajunya robek disaat kita menyelamatkannya, apakah pohon tua jelek itu menyentuh dirinya?"

Wen Xiao hanya bisa menghela nafas berat "Apapun itu, ketika dirinya sadar tolong jangan tanyakan pertanyaan itu padanya. Kita tidak tau apa yang sudah Ia alami, yang harus kita lakukan adalah berada di sampingnya, mendukung dan menguatkan dirinya"

Zhou Yichen menganggukkan kepalanya pelan.

"Aku mau ke dapur melihat Ying Lei dan Bai Jiu. Berharap mereka sudah selesi menyeduh obatnya"

Dengan itu Wen Xiao melangkahkan kakinya pergi dari kamar pribadi Zhou Yichen.

Meninggalkan sang tuan muda Bing Yi bersama siluman kera kesayangannya.

Jari jemari Zhou Yichen berpindah dari pipi menuju rambut Zhao Yuanzhou yang masih berwarna silver.

Samar-samar ada pergerakan kecil dalam tidur Zhao Yuanzhou.

Perlahan dia membuka matanya, dia menoleh ke arah Zhou Yichen, menatap datar sang suami.

"Zhu Yan..." Zhou Yichen memanggil

Zhao Yuanzhou berusaha untuk duduk. Perlahan dia mengangkat beban tubuhnya dan duduk di atas ranjang. Matanya masih menatap datar Zhou Yichen.

"Zhu Yan, kau kenapa? Apakah ada yang bisa ku bantu untukmu?"

PLAK!

Zhao Yuanzhou mendaratkan tamparan keras pada pipi Zhou Yichen.

Dia kembali menaikkan tangannya dan mulai memukul tubuh Zhou Yichen.

"KENAPA. TIDAK. BIARKAN. AKU. MATI!"

Dengan tenaga yang seadanya Zhao Yuanzhou terus melayangkan pukulan demi pukulan pada Zhou Yichen yang justru di terima dengan senang hati oleh dirinya.

"Astaga kalian para monyet apa suka memukul orang?" Candanya

Zhao Yuanzhou menoyor kepala Zhou Yichen "AKU KERA!" Dia membentak

Zho Yichen langsung menahan kedua tangan Zhao Yuanzhou. Dia menatap tajam pada sang kekasih, mendekatkan wajahnya hingga hidung mereka hampir saling bersentuhan.

Tanpa peringatan, Zhou Yichen langsung memeluk Zhao Yuanzhou.

"LEPAS YICHEN LEPAS!"

"TIDAK MAU KALAU KAU TIDAK TENANG!" Zhou Yichen akhirnya balas berteriak

Zhao Yuanzhou memutuskan untuk diam agar Zhou Yichen melepaskan dirinya.

Tidak lama Zhou Yichen melepaskan pelukannya pada Zhao Yuanzhou.

"Sudah tenang?" Tanyanya

Zhao Yuanzhou tidak menjawab, dia menarik telapak tangan Zhou Yichen, menempelkan pada dadanya tepat pada hatinya.

"Disini. Ingat harus disini ketika kau menusukku nanti"

"Aaah!" Zhou Yichen berteriak kesal, dia menangkup kedua pipi Zhao Yuanzhou "PERNAHKAH KAU MEMIKIRKAN PERASAAN KU KETIKA KAU MENGATAKAN ITU!" Teriakkanya bergema di seluruh ruangan "BERAPA KALI HARUS KU BILANG AKU TIDAK AKAN PERNAH MEMBUNUHMU. TIDAK!!!"

"Pernahkah terpikir olehmu mungkin aku lelah dengan semua ini?" Bulir air mata mulai terbentuk dimatanya "Lupakan soal cinta, ingat aku yang membunuh seluruh klan Bing Yi termasuk ayah dan kakakmu"

Zhou Yichen menempelkan dahinya pada dahi Zhao Yuanzhou "Itu akan menjadi urusanku, Zhu Yan!" Dia menekankan "Apa yang tidak ku berikan padamu, apa?! Semua ku berikan agar kau bisa bahagia. Apakah itu tidak bisa merubah pemikiran mu untuk mati?!"

Zhao Yuanzhou hanya diam, menutup matanya.

"Tapi sepertinya otakmu sudah di tusuk oleh akar-akar pohon pagoda sialan jadi kau tidak bisa berpikir jernih. Jadi lebih baik aku pergi saja sekarang"

Zhou Yichen langsung melepaskan Zhao Yuanzhou dan berjalan pergi.

Dari kejauhan bisa di lihat kekecewaan yang mendalam pada dirinya.

"Yichen!" Zhao Yuanzhou memanggil

Tapi dia tetap berjalan pergi.

Zhao Yuanzhou duduk dalam gelap seorang diri, memikirkan banyak hal. Untuk pertama kalinya kepalanya benar-benar sakit. Tidak di sangka hidupnya menjadi lebih rumit dari sebelumnya.

Bahkan dia tidak memiliki selera untuk meminum obat yang sudah berjam-jam lalu di buatkan oleh Bai Jiu.

Akhirnya Zhao Yuanzhou memutuskan untuk bangkit dan mencari Zhou Yichen.

Rasa sakit dan pusing yang melanda tubuh dan otak pun dia tahan. Perlahan berjalan tanpa alas kaki menyusuri setiap lorong, koridor, bahkan ruangan untuk mencari Zhou Yichen.


     Zhou Yichen tengah membaca di dalam ruangan arsip seorang diri di temani oleh cahaya lentera dan beberapa buku-buku kuno yang berhasil dia tarik keluar dari rak-rak yang tidak terjamah di dalam perpustakaan.

"Y-yichen..."

Mendengar suara Zhao Yuanzhou memanggil dirinya, membuat Zhou Yichen menoleh dengan kecepatan kilat. Jika leher itu bukan ciptaan tuhan mungkin sudah meloncat dari soketnya.

Zhou Yichen menyadari Zhao Yuanzhou tidak menggunakan alas kaki.

"Zhu Yan, apa yang kau lakukan malam-malam disini tanpa alas kaki!?"

Dia langsung membuang buku di tangannya dan berlari menghampiri Zhao Yuanzhou.

Zhou Yichen melingkarkan tangannya pada pinggang Zhao Yuanzhou, mengangkat dirinya dan mendudukkan dia pada pangkuannya.

"Ayo lingkarkan kakimu di pinggang ku agar tidak kedinginan. Kediaman Bing Yi dingin"

Zhao Yuanzhou tersenyum pada Zhou Yichen "Bahkan disaat marah kau masih peduli?"

Zhou Yichen menyentil kesal dahi Zhao Yuanzhou "itulah yang dinamakan cinta dan tanggung jawab kau monyet tolol!" Dia memaki

"Ck!" Zhao Yuanzhou kembali menoyor kepala Zhou Yichen "AKU MENCOBA ROMANTIS DAN KAU MALAH MERUSAKNYA!"

"Romantis apa!?"

"Aku ingin minta maaf, tapi tidak jadi. Kau memang menyebalkan!" Zhao Yuanzhou membuang muka sembari melipat kedua tangannya di dada

Zhao Yichen langsung menarik dagu Zhao Yuanzhou dan melumat habis bibir sang istri.

Zhao Yuanzhou yang sangat rindu dengan ciuman sang suami, dengan senang hati membalas ciumannya.

Zhou Yichen membuka bibir Zhao Yuanzhou dan mulai memasukkan lidahnya, tangannya juga tidak ketinggalan ikut meremas pinggang kecill sang istri.

"Zhou-gege ini ku buatkan teh-" seketika gelas teh di tangannya jatuh dan pecah berantakan di lantai ketika melihat pemandangan tidak senonoh itu " AAAAAAHHHHHHHHHHHHHHHH" Teriakan Bai Jiu yang memekakkan telinga tiba-tiba terdengar

Ying Lei langsung menyusul masuk "Bai Jiu ada apa- AAAAHHHHHHHHHHHH" dan bukannya menolong, dewa gunung kecil itu juga ikut berteriak

Bak nyawa terbang keluar dari dalam ubun-ubun mereka, wajah Zhao Yuanzhou dan Zhou Yichen langsung memucat

CHASING HIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang