Zhou Yichen tidak pernah membayangkan dia akan jatuh cinta pada Siluman Monyet yang telah membunuh ayah dan kakak laki-laki tercintanya. Tapi setelah dia mengenal monyet sialan itu lebih jauh, dia justru menaruh hati padanya
"Tusuk disini...." Zhao Yuanzhou mengarahkan pedang Yunguang tepat pada dadanya
"Tidak Zhu Yan jangan!" Zhou Yichen memohon
"Tidak akan pernah terhindari"
"Dua kehidupan jadi milikmu"
"Dua kehidupan tidak bisa bersatu"
Zhao Yuanzhou maju, menancapkan pedang Yunguang pada dada nya hingga menembus sangat dalam.
Dengan mulut yang penuh darah dia tersenyum pada Zhou Yichen.
"Jangan merasa bersalah, ini pilihan ku"
Dia terjatuh kebelakang, perlahan tubuhnya mulai memuai menjadi debu emas.
"ZHU YAN!"
Dia terbangun dengan nafas yang tersengal dan keringat dingin.
Dia langsung melihat ke sebelahnya, Zhao Yuanzhou masih tertidur pulas.
Zhou Yichen mendekati dirinya, dia membelai lembut pipi Zhao Yuanzhou.
"Apakah kita terhubung di masa lalu?" Dia berbisik
Zhou Yichen mengecup dahi Zhao Yuanzhou.
Ketika Zhao Yuanzhou mulai menggeliat dalam tidurnya, Zhou Yichen langsung mendekap dirinya erat.
"Eeeh... Yichen, kenapa tiba-tiba memeluk erat begini?" Dia bertanya, suaranya khas seperti orang yang masih mengantuk
Zhou Yichen menggeleng "Tidak ada, hanya kedinginan saja. Rumah klan Bing Yi kan memang sangat dingin" dia berbohong
"Ooh... Kalau begitu peluk saja aku lebih erat, tubuh ku kan lebih hangat"
"Kalau minta lebih dari peluk boleh tidak?" Dia berbisik ke dalam telinga Zhao Yuanzhou
Seketika mata Zhao Yuanzhou langsung terbuka lebar. Dia menjambak rambut Zhou Yichen.
"Sembarangan!"
Zhou Yichen merengut mendapatkan jawaban dari Zhao Yuanzhou.
Tapi tiba-tiba Zhao Yuanzhou menarik dirinya dan mengecup dalam bibirnya.
Zhou Yichen melingkarkan tangannya pada pinggang Zhao Yuanzhou, dia semakin memperdalam ciumannya.
Tangannya menarik selimut hingga menutupi tubuh mereka, dan yang terjadi selanjutnya adalah mereka saling "bertepuk tangan" . . . . . .
Zhou Yichen dan Zhao Yuanzhou berkeliling kota Tiandu hanya berdua saja.
Tangan saling tertaut tidak pernah sekalipun Zhou Yichen melepaskan genggamannya pada tangan Zhao Yuanzhou, justru dia semakin mengeratkan tangannya ketika mulai memasuki kerumunan.
"Zhu Yan, ini cantik untukmu"
Zhou Yichen menancapkan sebuah tusuk rambut giok ke atas rambut Zhao Yuanzhou.
"Ayo kita ambil"
Zhao Yuanzhou mengangguk "Terserah padamu"
Ketika Zhou Yichen melepaskan gandengannya pada Zhao Yuanzhou karena ingin membayar tusuk rambut, perhatian Zhao Yuanzhou tertuju pada suatu yang lain.
Matanya melebar seperti mata boneka rusak yang cantik ketika melihat kedai permen gulali tarik berbentuk banyak hewan di depannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.