Layaknya terulang kembali, kejadian lama dimana Zhao Yuanzhou dan Zhou Yichen berlutut seperti dua bocah kecil yang nakal pun kembali terjadi.
Mereka berlutut di hadapan Wen Xiao yang terlihat marah, tangannya memukul-mukul pelan mistar kayu yang cukup besar.
"ZHOU YICHEN!" Dia melemparkan mistar kayu itu hingga mengenai dahi Zhou Yichen "Aku tau kau kan yang memulai duluan!"
Zhao Yuanzhou langsung mengelus-elus pelan dahi Zhou Yichen, sekarang benjolan perlahan mulai muncul.
"Wen Xiao, ini-"
"DIAM!" Wen Xiao membentak membuat mulut Zhao Yuanzhou rapat seketika. Matanya membesar sepuluh kali lipat seakan ingin melompat dan menghantam Zhao Yuanzhou.
Wen Xiao terduduk lemas di lantai, dia memijat-mijat kepalanya yang sangat pusing karena perlakuan dua sejoli kasmaran yang tidak tau tempat itu.
"Lama-lama aku berubah menjadi siluman pemarah seperti Li Lun"
"Wen Xiao-"
"BIBI KECIL!"
"Maaf, bibi kecil, Xiao Zhuo berjanji akan menjelaskan semuanya pada Xiao Jiu" dia memohon
"Terserah padamu terserah...." Wen Xiao sudah tidak punya tenaga lagi untuk berbicara
Zhao Yuanzhou dan Zhou Yichen saling bertukar pandang.
"Sudah sana pergi, atau mau ku jadikan kain pel lagi???"
"Tidak Bibi tidak!"
Zhou Yichen menarik Zhao Yuanzhou untuk berdiri dan pergi bersamanya.
BUGH!
Sebuah buku mendarap di atas kepala Zhou Yichen.
Wen Xiao lah yang melemparkan buku itu.
"Aduuuhhh" Zhou Yichen meringis
Zhao Yuanzhou memijat pelan kepalanya sembari mereka berjalan keluar dari perpustakaan.
"Kau kembali lah ke kamar, biar aku yang bicara pada Xiao Jiu"
Zhao Yuanzhou mengangguk.
Mereka berpisah mengambil jalan yang berbeda. Zhao Yuanzhou kembali ke kemar, sementara Zhou Yichen mencari Bai Jiu.
Bai Jiu duduk di dalam kegelapan, sembari meminum pir sup pir hangat yang sangat manis buatan Ying Lei.
Dari kejauhan dia bisa melihat Zhou Yichen mendatangi dirinya.
"Xiao Jiu" Zhou Yichen memanggil
"Zhou-gege" dia balik memanggil
Zhou Yichen mengambil tempat duduk di sebelah Bai Jiu.
"Xiao Jiu-"
"Kau dan siluman besar bersama ya?"
Bai Jiu memotong duluan
"Ah itu bagaimana mengatakannya"
"Aku sudah curiga dari awal. Kalian dari yang ingin saling membunuh dan memukuli kepala satu sama lain, menjadi lebih lembut dan saling bertukar tawa. Aku kira waah besar sekali hati Zhou-gege memaafkan siluman besar. Tapi semuanya jelas sekarang"
"Apakah itu mengganggu mu?"
Bai Jiu menggeleng "Tidak. Tidak sama sekali. Agak kaget iya, tapi kalau tidak nyaman tidak ada sih"
Ada kelegaan terpancar di wajah Zhou Yichen "Aku lega mendengarnya"
"Cuma aku ada satu pertanyaan Zhou-gege"
"Apa itu?"
"Beberapa kali aku mendengar kalian saling bertepuk tangan ketika berdua di dalam ruangan. Kalian sedang-"
"ITU KAMI SEDANG BELAJAR KEKUATAN SIHIR BARU!" Zhou Yichen menjasab dengan panik
"Oh-"
"Kami-kami mencoba ilmu sihir Zhu- Zhao Yuanzhou. Menggabungkan dengan ilmu sihir Bing Yi. Aku memasukkan diriku- ILMUKU! Kedalam Zhao Yuanzhou"
Bai Jiu mengangguk
"Sudah tidak ada pertanyaan lagi?"
Bai Jiu menggeleng "Tidak ada heheh" senyuman merekah di wajah mungil itu
Zhou Yichen merogoh kantung bajunya, dan mengambil sebuah permen kecil.
"Ini untukmu"
"Terima kasih Zhou-gege!" Ucapnya dengan kegirangan
Zhou Yichen mengacak-acak rambut Bai Jiu "Kau sekarang tidur lah, Zhou-gege mau kembali"
Bai Jiu mengangguk.
.
.
.
.
.Zhao Yuanzhou tengah merapikan kasur, dia sudah bersih-bersih dan mengganti bajunya.
Tiba-tiba dari belakang Zhou Yichen memeluk erat dirinya.
"Kau wangi sekali" Ucapnya
"Tentu. Aku kan baru mandi?"
Zhou Yichen menghirup curug leher Zhao Yuanzhou
Zhao Yuanzhou memukul dahi Zhou Yichen "Sudah ah geli! Aku mau pergi!"
"Eeeh mau kemana??" Zhou Yichen menarik hanfu Zhao Yuanzhou
"Kembali ke kamarku"
"Kamarmu? Ini kan kamarmu?"
"Tidak. Kamarku di belakang sebelah kamar Ying Lei. Aku lagi malas bersamamu"
Zhou Yichen menarik hanfu Zhao Yuanzhou hingga dirinya berputar dan jatuh ke dalam pelukannya.
"Enak saja. Tidak akan ku lepas!" Dia mengencangkan pelukannya pada pinggang Zhao Yuanzhou
Zhao Yuanzhou tersenyum mengejek "Bagaimana Bai Jiu?" Tanyanya sembari jari jemari lentik nan panjang itu menyentuh leher Zhou Yichen
"Dia sudah mengerti. Anak itu pintar"
"Bagus... Berarti Fuqi masih ada satu tugas lagi"
Zhou Yichen mengerutkan dahinya "Tugas apa?" Dia bertanya
Zhao Yuanzhou menarik tangan Zhou Yichen dan meletakkan di atas perutnya "pil internal ku tersegel karena Li Lun, harus di buka. Jadi...."
Belum sempat Zhao Yuanzhou menyelesaikan perkataannya, Zhou Yichen sudah menggendong dirinya dan membawa ke arah kasur.
"Ayo kita lakukan!" Ucapnya dengan penuh semangat
Tawa riang Zhao Yuanzhou pun pecah ketika Zhou Yichen mulai menggelitiki dirinya.
Dan selanjutnya yang terdengar adalah suara mereka saling "bertepuk tangan"

KAMU SEDANG MEMBACA
CHASING HIM
Fiksi PenggemarZhou Yichen tidak pernah membayangkan dia akan jatuh cinta pada Siluman Monyet yang telah membunuh ayah dan kakak laki-laki tercintanya. Tapi setelah dia mengenal monyet sialan itu lebih jauh, dia justru menaruh hati padanya