Bab-2

209K 1.7K 7
                                    

Mysha menatap pantulan dirinya di cermin yang berada di toilet, lalu tangan nya terkepal, mengingat semua kesusahan yang pernah ia alami sejak kecil, karena ulah seorang wanita ular.

Dan, sekarang wanita ular itu ada disini, berada di dekatnya. Dan ucapan yang berisi dendam yang sedari dulu Mysha agungkan, tak mungkin ia lupakan.

Karena wajah wanita itu saja ia ingat, apalagi dendam yang sedari dulu dia ucapkan dari dalam hati, dendam yang sering ia ucapkan ketika mendapatkan banyaknya perilaku buruk.

"Kehilangan? Dia juga harus menerima itu, kan? " ujar Mysha dengan nada rendah nya, matanya sudah mengobarkan api permusuhan.

Setelah mengatakan itu, Mysha segera meraih ponsel nya, yang ia simpan di slingbag nya, untuk mengirimkan pesan kepada seseorang.

Setelah pesan terkirim, ia kembali menyimpan ponsel nya ke dalam slingbag. Kemudian merapikan penampilan nya, mulai dari rambut, riasan wajahnya.

Setelah semuanya rapi, barulah dia keluar dari toilet, dan saat pintu dibuka, Rendy sudah ada di sana, menunggu kehadiran nya.

"Kamu nggak kenapa-kenapa , kan? Lama banget di toilet nya? " tanya Rendy, sambil meraih pinggang Mysha, menuntunnya untuk kembali ke acara pesta.

"Its okay. Oh iya, aku tadi nggak sopan sama tante kamu, boleh aku ketemu lagi? Mau minta maaf, " ujar Mysha, di tengah langkahnya.

"Hmm, boleh. Tadi sikap mu emang kurang sopan menurut om ku, walaupun menurut aku biasa aja. Tapi aku kena marah sama om ku, katanya pacar ku tidak menghargai istri nya, " ujar Rendy, memberitahu apa yang terjadi kepada nya.

"Ha? Kena marah? " tanya Mysha terkejut.

"Hmm, om aku tu terlalu protektif sama tante Aul, dia itu mau semua orang yang ngehargai dia, juga harus ngehargai istri nya. Pokoknya tante Aul itu dicintai banget lah, tante Aul juga gitu, ke om Bima. " Dengan santai, Rendy mengatakan itu, hal yang membuat Mysha mencibir.

"Kalau gitu, aku harus minta maaf secepatnya sih. Karena tadi sempat memotong ucapan istri nya. Nanti, nilai-nilai ku sama dia merah semua, " ujar Mysha, yang diakhiri kekehan geli.

Ucapan Mysha itu, tentu di sambut tawa oleh Rendy. "Harus sih. Tapi, kalau profesional dia harus bisa bedain antara urusan pribadi sama kerja, " ujar Rendy, sambil mengedikkan bahunya.

"Harusnya gitu, " balas Mysha.

Sebenarnya, dia sudah tak peduli dengan nilai nya bersama Bima. Sejak lama pria itu sudah tidak menyukai kehadiran nya di kelas. Kenapa begitu? Dia selalu memberikan tatapan tajam pada Mysha, berbeda dengan teman nya yang lain, yang selalu di sambut hangat.

Mysha merasa tak pernah membuat masalah dengan pria itu, kecuali kedepannya, dia akan membuat sebuah masalah.

***

Dengan tangan yang membawa nampan berisikan 3 jus jeruk, Mysha membawa langkah nya menuju pasangan suami istri yang sedari tadi sudah ia incar.

Memang hanya sendiri, karena keberadaan Rendy sudah tidak bisa ia deteksi, lagian Mysha juga tidak peduli kemana pergi pria itu, karena fokus utama nya sekarang pasangan suami istri itu.

Ah, dia membawakan tiga jus jeruk, untuk nya, untuk Aulia dan juga Bima. Disini sebenarnya ada alkohol, tapi hanya beberapa orang yang bisa menikmati nya.

Bagaimana pun, ini acara kampus, jadi semua panitia tampak membuat semua yang hadir nyaman dengan hidangan, tanpa menambahkan kekacauan dengan banyak nya manusia mabuk.

Saat langkah kaki Mysha kian dekat, dapat ia lihat pasangan itu sedang menyatukan bibir nya,  tampak berciuman dengan mesra, membuat Mysha mengumpat melihat nya. Lalu menghentikan langkah nya.

Dan disaat dia manusia itu sudah memisahkan diri, barulah Mysha kembali melanjutkan langkah nya, dengan senyum yang kembali ia ukir, walaupun terpaksa.

"Hallo, Pak. Buk." Dengan nada yang dibuat seramah mungkin, Mysha menyapa dua orang yang sedang menghuni meja ini.

"Ah, Mysha. Pacar Rendy. Rendy nya mana, sayang? " tanya Aulia, melihat ke sebalah Mysha yang tampak kosong.

"Ha, lagi sama temen nya, buk. Boleh saya gabung? Saya bawa minum juga. Tadi, saya lihat meja bapak dan ibuk kosong, " ujar Mysha, sambil melihat kearah meja Bima dan Aulia, yang hanya berisikan bunga, hiasan meja itu.

"Ha, boleh-boleh, " ujar Aulia, lalu menarik kursi di dekat nya, agar bisa Mysha dudukin. "Baik banget kamu, kebetulan tadi tante mau ambil minum. "

Mendengar ucapan Aulia itu, membuat Mysha ingin muntah, ambil minum apaan, sambil beradu lidah dan juga bibir? Ah, ambil air liur lebih tepatnya.

"Makasih bu, " ujar Mysha, dengan nada lembut, walaupun hatinya terpaksa. "Hmm, btw, aku mau minta maaf, ya bu. Karena tadi, bersikap tidak sopan, dengan memotong ucapan ibuk, " lanjut Mysha dengan nada sedih.

"Bagus lah, kamu sadar kalau kamu tidak beretika, " ujar pria yang sedari tadi diam, dan hanya memberikan Mysha tatapan tajam nya.

"Mas, hust! "Tegur Aulia, sambil meletakkan jari telunjuk nya di bibir. "Maaf ya, Mysha. Jangan dengerin ucapan Om Bima. "

"Ah, nggak papa buk, ini juga salah Mysha, " balas Mysha.

"Dia cukup sadar diri sayang, " ujar Bima, kepada sang istri, tampak tak suka ditegur.

"Mas! " Dengan tegas Aulia kembali mengeluarkan teguran nya. Membuat Bima mendengus kesal. "Btw, jangan panggil ibuk. Panggil tante aja, seperti Rendy. "

"Ah, tapi tidak sopan, buk. Apalagi ibuk istri dosen saya, " ujar Mysha, sambil melirik pada Bima yang tengah melihat nya.

"Oh, kamu mahasiswa, Bima? Its okay, kalau di luar tidak ada lagi hubungan mahasiswa dan dosen, " ujar Aulia. "Jadi, kamu tetap panggil aku tante ya, lagian yang dosen kamu itu, suami ku Mysha, bukan aku. "

Mendengar ucapan Aulia itu membuat Mysha mengangguk kepala nya. Mengiyakan ucapan Aulia itu.

Lalu, percakapan berlanjut dengan santai oleh Mysha dan Aulia,yang juga diiringi oleh tatapan tajam Bima kepada nya.

Sebenarnya Mysha tak ingin berbincang terlalu lama, tapi ia harus memastikan Bima meminum minuman yang ia bawa.

Karena rencana satu nya harus berjalan, ketika ingin ke tahap berikut nya. Jadi, ketika matanya sudah menangkap pria itu meminum minuman yang ia bawa, Mysha melanjutkan rencana kedua nya.

"Aku pamit dulu ya, Tan, Pak. Mau cari Rendy, " ujar Mysha, bangkit dari duduknya.

Namun, saat bangkit dia sengaja membuat meja terguncang, hingga gaun nya dan gaun Aulia terkena air.

Dan, benar saja, rencana itu kembali berjalan lancar.

"Astaga! " teriak Aulia, syok melihat gaun putih nya terkena noda oren.

"Astaga, maaf tan. Aku nggak sengaja, " ujar Mysha, segera mendekat untuk membersihkan noda gaun Aulia.

Namun langkah nya langsung di cegat, karena suami Aulia sudah memegang tangan nya. "Apa yang kamu lakukan, dengan gaun istri saya?!" tanya nya dengan nada rendah.

"Ma-af, Pak. Saya berdiri tidak hati-hati, " ujar Mysha dengan nada dibuat bergetar.

"Kamu tahu, itu gaun mahal?! "

"Astaga mas, ini cuma kesalahan dikit. Lagian Mysha udah minta maaf, dan dia nggak sengaja juga, lihat gaun dia juga basah, " ujar Aulia, menghentikan sang suami yang ingin memarahi mahasiswa nya.

"Tapi itu ga--"

"Masih bisa dibersihkan, Mas. Sekarang, kamu ikut ke kamar Tante ya, Mysha. Tante banyak bawa gaun, nanti hubungi Rendy, suruh nyamperin ke sana aja, " ujar Aulia, lalu menarik Mysha pergi. Tanpa mempedulikan reaksi yang Bima berikan.

Dan, kedua wanita itu pergi ke kamar hotel yang disediakan oleh panitia, kepada para dosen yang memilih menginap, tidak kembali pulang.

Karena, acara ini memang diadakan di hotel bintang 5.

Bima yang tak tahu cara menahan istri nya, terpaksa mengikuti kedua wanita itu, walaupun tetap melayangkan tatapan tajam pada mahasiswa nya yang kebetulan juga pacar dari keponakan nya.

T. B. C

Mysha(21+) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang