Keesokan harinya..
Jungwon telah kembali ke apartemennya sementara aku harus melakukan rutinitas biasa yaitu pergi bekerja. Awan hitam terlihat di ujung cakrawala, menutupi mentari pagi yang ingin menyapa semua orang di hari pertama minggu ini. Aku setuju dengan ucapan, hari senin adalah hari yang paling menjengkelkan. Belum puas rasanya aku beristirahat setelah melalui banyak sekali kejutan di hari sabtu dan minggu. Rasanya, tak ada semangatku melalui hari ini, itulah sebabnya aku hanya terus diam sambil memainkan handphone setelah sampai di kantorku.
Sebelum terjun ke lapangan, kami harus melewati kegiatan briefing pagi bersama manajer lapangan yang mengawasi kami di kantor. Sementara satu per satu rekan kerjaku datang dan ikut mendudukkan diri di sampingku. Saat ini aku sedang duduk di halaman belakang kantor yang menyambungkan langsung ke ruang utama kantor ini. Roeun dan beberapa rekan perempuan sempat mengajakku berbincang sebentar, namun diriku rasanya begitu malas menanggapi semua interaksi yang berusaha mereka bangun.
Hingga datanglah mba Mina yang langsung memaki seorang rekan kerja yang berbeda kelompok dengan kami bernama mba Sieun. Kebetulan sekali mba Sieun duduk tak jauh dariku yang membuatku sempat saling bertukar tatapan sejenak dengan Roeun.
Ternyata mba Mina tak terima oleh ucapan mba Sieun yang selalu cerita ke semua orang dalam divisi kami kalau mba Mina mengambil beberapa datanya di lapangan. Sebenarnya kejadian ini sudah kami antisipasi sejak lama karena mba Mina dan mba Sieun ini sama-sama memiliki watak keras.
Aku yang malas terlibat dalam permasalahan lagi pun meninggalkan keduanya untuk masuk ke dalam kantor, diikuti Roeun dan beberapa rekan kami yang malas terlibat pertengkaran mereka. Namun, aku mendengar suara mereka malah semakin besar di belakang sana yang membuatku tergerak untuk memanggil mas Jungkook selaku manajer lapangan untuk melerai keduanya.
"Mas, mba Sieun dan mba Mina!" ucapku sempat terhenti sejenak saat mas Jungkook berdiri dari duduknya.
"Kenapa sudah siap brifieng kah?" tanya mas Jungkook yang langsung aku jawab dengan gelengan kepala, "Mereka kelahi di belakang, mas!" yang langsung mendapat gerakan cepat oleh manajer tersebut. Sementara rekanku yang sebelumnya duduk bersama mas Jungkook mulai bertanya padaku mengenai apa yang terjadi di belakang.
Berusaha aku jelaskan apa yang terjadi hingga mba Sieun dan mba Mina mulai masuk ke dalam kantor dan saling berteriak memaki di lorong menuju ruangan manajer. Sukses membuat kegaduhan satu kantor dan menarik perhatian dari divisi lain.
Baru aku ingin mendudukkan diri di ruang tengah kantor, tiba-tiba Sunghoon datang menghampiriku dan bertanya, "Kau baik-baik saja?" yang hanya aku jawab dengan tatapan mata. Aku pun mengajak lelaki itu berbincang di depan kantor. Namun, baru kami berjalan menuju area depan kantor, tiba-tiba Roeun memanggilku dengan alasan, "Mba Y/n, kita dipanggil mas Jungkook ke ruangannya." Oh tuhan, kenapa lagi?
Sebelum membuka pintu ruangan manajer lapangan, aku tarik napas panjang guna mengusir kegugupan. Oh tuhan, aku hanya ingin melalui hidup nyaman tanpa masalah? Apakah tak bisa?
Aku ketuk pintu ruangan itu sebelum ku buka perlahan pintunya yang langsung mendapat tembakan pertanyaan oleh mas Jungkook, "Benar Y/n kamu yang berbicara mengenai mba Mina yang menyerobot data mba Sieun?!". Oh tuhan, ucapan darimana lagi ini? Perasaan aku tak pernah berkata demikian.
"Saya tak pernah berkata demikian, saya hanya memastikan apakah ucapan mba Sieun benar mengenai mba Mina yang mengambil data mba Sieun sebanyak empat data?" jelasku yang langsung dijawab, "Yang saya permasalahkan disini, kenapa ada kata kata menyerobot? Saya tak pernah berkata demikian!" yang malah membuatku semakin bingung. Saking bingungnya aku sampai menyandarkan tubuhku di tembok ruangan sebelum ku menyadari tatapan tajam yang mba Mina berikan padaku.
