18. Berawal dari khawatir

4 1 0
                                    

"Sang peminat akhirnya mengungkap bahwa yang diinginkannya hanyalah kenyamanan dari keberadaan sang warna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sang peminat akhirnya mengungkap bahwa yang diinginkannya hanyalah kenyamanan dari keberadaan sang warna. Namun, pengakuan itu membuat sang warna diliputi kebingungan, menyadari bahwa di saat yang sama, kegelapan semakin erat menggenggamnya, seolah enggan membiarkan ia terbebas."

Hidden Hues
Ayuureve

-

Selama dua hari ini Faye dan timnya di Australia mencari petunjuk keberadaan buronan yang melakukan pencucian uang. Dua hari yang berlalu Faye juga menuruti syarat yang diberikan Evrard. Faye selalu pulang lebih awal dari Evrard. Dengan bertanya pada Asisten Evrard, menanyakan jam pulang kerja Evrard. Karena jam pulang pria itu tak menentu membut Evrard kesulitan mengejar waktu.

Namun Hari ini Faye tidak menggunakan ponselnya karena Faye dan timnya sudah menemukan titik kordinat dimana buronan itu berada.

Di sebuah kompleks sederhana Faye dan para timnnya bersembunyi sembari membawa senjata ditangannya. Dengan salah satu timnya yang menyamar menjadi tukang paket memencet belnya disana. Lama tak kunjung di buka, saat pintu di buka, timnya segera mendorong pintu itu menerobos masuk. Faye dan semua tim nya ikut bergerak masuk menghadang pria itu dengan pistol.

Faye dan ketiga rekan timnya mendapati lima sosok pria lain didalam rumah tersebut. Mereka tampaknya sudah siap menghadapi serangan mendadak, dan di tangan masing-masing, senjata-senjata tajam dan pistol terlihat siap digunakan.

Faye mengangkat senjatanya dengan sigap, matanya memindai gerak-gerik kelima pria tersebut. Namun sebelum sempat bergerak lebih lanjut, salah satu pria di tengah menyerang lebih dulu. Tanpa peringatan, dia menghunus pisau besar yang berkilau di bawah cahaya lampu, dan dalam sekejap pisau itu melesat menuju Faye.

Dengan kecepatan refleks Faye menggulingkan tubuhnya ke samping, menghindari serangan pisau yang nyaris mengenai wajahnya. Udara di sekitar tubuhnya terasa bergetar karena jarak pisau yang begitu dekat. Namun, gerakan cepat itu belum cukup untuk menyelamatkan sepenuhnya. Pisau itu membelah udara dengan suara desisan, dan Faye hanya berhasil menghindar sebagian, terasa gesekan tipis di kulit lengannya.

"Jatuhkan senjata kalian atau saya tembak!" Faye berteriak. Dia menatap pria bersenjata pisau di depannya dengan tajam, siap untuk membalas serangan.

Namun, pria itu tak menyerah begitu saja. Dengan gerakan lincah, dia meluncur maju lagi, kali ini berusaha menusuk ke arah perut Faye. Faye kembali menghindar dengan melompat ke samping, namun gerakan lawannya jauh lebih cepat dari yang dia perkirakan. Dia hampir terpojok di sudut ruangan, dan tanpa pikir panjang, Faye menarik senjatanya, menodongkan pistol ke arah pria tersebut.

"Satu langkah lagi, dan kamu akan menyesal," ancam Faye dengan suara yang tenang namun penuh tegas. Matanya tak lepas dari pisau yang masih terarah padanya.

Namun, di saat yang sama, dua orang pria lainnya mulai bergerak menyerang dari sisi kiri dan kanan Faye, memanfaatkan celah yang ada. Mereka mencoba memukulnya dengan senjata tumpul yang mereka pegang. Faye menginjakkan kaki dengan kokoh, memutar tubuhnya, dan dalam sekejap, dia menembakkan dua tembakan berturut-turut. Tembakan pertama melesat dan mengenai pria di sebelah kiri, yang langsung terjatuh ke lantai dengan darah mengalir dari perutnya. Pria lainnya yang ada di sisi kanan segera mundur setelah melihat tembakan itu melesat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 21 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hidden HuesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang