18+ [Romance - Action]
Faye Zaniyah telah terbiasa hidup di bawah radar sebagai agen FBI, menjalani tugas-tugas penuh risiko dan identitas yang selalu dirahasiakan. Di tahun ketiganya bertugas, ia mendapatkan misi baru: melacak seorang wanita mister...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kegelapan berbisik dalam kesendiriannya, bertanya-tanya, 'Seandainya kami tak ada, apa yang akan terjadi pada kehidupan sang peminat? Apakah ia akan menemukan terang yang baru, atau justru tersesat tanpa arah, kehilangan tujuan yang selama ini terikat pada keberadaan kami?'"
Hidden Hues Ayuureve
-
Faye berdiri di depan cermin besar di kamar apartemennya, menyisir rambut panjangnya yang sudah di keringkan. Setelah beberapa hari hidup dalam kelelahan, sering tertidur dengan pakaian yang masih kotor, hari ini ia akhirnya meluangkan waktu untuk membersihkan dirinya. Aroma segar dari sabun yang digunakan masih melekat di kulitnya, memberikan perasaan nyaman dan tenang.
Dengan pakaian santai yang pas di tubuhnya, Faye berjalan menuju tempat tidur. Ia berniat merebahkan diri dan menikmati momen istirahat setelah beberapa hari penuh tekanan. Namun, tepat ketika tubuhnya hendak menyentuh kasur, ponselnya yang tergeletak di meja samping berbunyi, nada deringnya memecah kesunyian.
Faye menghela napas, mengambil ponsel tersebut dan menjawab tanpa melihat siapa yang menelepon.
"Faye, BFD berhasil menembus teknologi di Mantion Demitrius," suara tegas salah satu anggota timnya terdengar di seberang.
Faye langsung tegak, rasa kantuk yang tadi sempat menghinggapi sirna dalam sekejap. "Apa detailnya?" tanyanya, suaranya berubah dingin dan profesional.
"Tessa ada di sana. Semua teknologi di sekitar mantion sudah kami lumpuhkan, termasuk komunikasi. Evrard sedang berada di luar. Ini waktu yang tepat."
Faye terdiam sesaat, matanya menyipit. Ia melangkah ke arah meja kerjanya, menyalakan laptop untuk mengecek laporan lebih rinci.
"Bagus," jawabnya akhirnya. "Pastikan semuanya tetap sesuai rencana. Jangan ada kesalahan."
"Apakah yang kita lakukan benar, Faye? Ini seperti menculik," tanya Hadwin, salah satu agen kepercayaannya, dengan nada ragu.
Faye menatap layar laptopnya, matanya menelusuri laporan terbaru dari tim lapangan. Ia menghela napas panjang sebelum menjawab. "Tidak ada yang namanya penculikan, Hadwin. Strategi BFD sudah tepat. Jika kita menunggu untuk mempergoki Tessa dan Evrard secara langsung, akan ada terlalu banyak nyawa yang jadi korban."
Hadwin terdengar masih ragu di seberang telepon. "Aku hanya berharap kita benar mempercayakan operasi ini pada BFD. Mereka terlalu sering bertindak agresif."
"Aku tahu apa yang kulakukan, Hadwin," potong Faye tegas. "Aku akan ke sana."
Ia segera menutup telepon dan bergegas menuju lemari pakaiannya, membuka pintu lemari dengan gerakan cepat. Tanpa berpikir panjang, Faye memilih pakaian yang lebih sesuai untuk bergabung dengan operasi lapangan. Namun, sebelum sempat mengganti pakaiannya, ponselnya kembali berdering.