18+ [Romance - Action]
Faye Zaniyah telah terbiasa hidup di bawah radar sebagai agen FBI, menjalani tugas-tugas penuh risiko dan identitas yang selalu dirahasiakan. Di tahun ketiganya bertugas, ia mendapatkan misi baru: melacak seorang wanita mister...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Sang warna tersenyum lembut, merasakan kehangatan yang perlahan tumbuh dari kedua peminatnya. Meski tanpa disadari, mereka mulai menerima kehadirannya, membiarkan dirinya menyatu dalam keheningan yang penuh arti."
Hidden Hues Ayuureve
-
Suasana di rumah orang tua Faye awalnya penuh kebahagiaan karena kedatangan Faye setelah sekian lama akhirnya membuat rumah itu kembali terasa hidup. Orang tuanya menyambutnya dengan senyum lebar, penuh kehangatan, seolah merayakan kembalinya anak mereka yang telah lama tidak pulang. Mereka bahkan sudah menyiapkan makanan favorit Faye, berharap bisa menghabiskan waktu berkualitas bersama anak mereka.
Namun, kebahagiaan itu segera berubah menjadi keheningan yang mencekam saat Faye membuka mulut dan mengungkapkan kenyataan yang menghancurkan. "Aku dikeluarkan dari FBI," katanya, suaranya terdengar datar, meski di balik kata-kata itu ada rasa sakit yang mendalam. "Secara tidak terhormat," tambahnya, dan kalimat itu seolah menyayat hati orang tuanya.
Mata orang tuanya langsung membesar, terkejut dengan berita itu. Mereka tahu betul bagaimana perjuangan Faye untuk bisa masuk ke dalam lembaga bergengsi tersebut. Betapa kerasnya Faye bekerja, mengorbankan waktu dan tenaganya, melewati rintangan demi rintangan, dan akhirnya bisa menjadi bagian dari FBI. Kini, mendengar bahwa anak mereka diperlakukan seperti ini, hati mereka hancur.
Ibunya Virra yang biasanya ceria, kini menatap Faye dengan mata berkaca-kaca, sementara ayahnya Edgar hanya bisa diam, wajahnya memucat. Mereka merasa seolah-olah seluruh perjuangan yang telah dilakukan Faye sia-sia. Dalam sekejap, kebahagiaan yang tadinya ada berubah menjadi kecemasan yang mendalam. Tidak ada lagi suara tawa, hanya hening yang memenuhi ruang keluarga.
Faye duduk dengan tatapan kosong, matanya menunduk sejenak sebelum akhirnya ia mulai menjelaskan segalanya. Suaranya terdengar lemah, hampir seperti beban berat yang baru saja diungkapkan. "Aku yang salah," katanya pelan, Virra, Edgar, neneknya dan juga adiknya David diam mendengarkan dengan seksama.
"Operasi itu harusnya dilaporkan lebih dulu kepada atasan, tapi aku tidak melakukannya. Aku terlalu terburu-buru, terlalu yakin dengan apa yang sedang kulakukan." Faye menarik napas dalam-dalam, berusaha menahan air mata yang mulai menggenang. "Aku terlibat dalam misi yang sangat berisiko, dan aku membuat keputusan yang mengarah pada kematian para anggota lainnya. Aku yang seharusnya melaporkan situasi lebih awal, tapi aku tidak melakukannya. Dan lawannya... bukan orang sembarangan. Mereka sangat berbahaya." Faye berhenti sejenak, merasakan kenyataan itu semakin menyesakkan dadanya.
"Aku juga bekerja sama dengan BFD, Ayah," lanjutnya, suaranya serak. "Semua yang terjadi, ini salahku. Aku yang memutuskan untuk mengambil langkah itu tanpa pertimbangan yang matang. Aku mengabaikan prosedur dan mengabaikan banyak hal penting. Ini semua salahku."
Edgar menghela napas panjang setelah mendengar penjelasan Faye. Ekspresinya penuh kekhawatiran, mencerminkan pergulatan batinnya. Sejak awal, ia tidak pernah setuju dengan keputusan Faye untuk bergabung dengan FBI. Baginya, pekerjaan itu terlalu berbahaya dan tidak sebanding dengan potensi luar biasa yang dimiliki putrinya.