18+ [Romance - Action]
Faye Zaniyah telah terbiasa hidup di bawah radar sebagai agen FBI, menjalani tugas-tugas penuh risiko dan identitas yang selalu dirahasiakan. Di tahun ketiganya bertugas, ia mendapatkan misi baru: melacak seorang wanita mister...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kegelapan kembali merebut warna dari genggaman sang peminat, menguncinya rapat hingga tak terlihat sedikit pun. Dalam belenggu yang semakin kuat, kegelapan membuat sang peminat tersesat, mempersulit setiap upayanya untuk menemukan warna yang kini tersembunyi lebih dalam."
Hidden Hues Ayuureve
-
Di dalam kabin pesawat yang tenang, Faye sibuk mengetik di laptopnya. Matanya terpaku pada layar, mengarungi berbagai artikel dan teori tentang dunia lain. Beberapa artikel mengklaim bahwa alien benar-benar ada, sementara yang lain penuh dengan spekulasi liar tentang dimensi lain.
Ia membaca dengan cermat, menelusuri setiap kata dan gambar yang menarik perhatiannya. Jarinya mengetik cepat, memasukkan kata kunci baru: "Dimensi lain yang mirip Bumi," berharap menemukan jawaban yang lebih masuk akal. Pikirannya penuh tanya, tetapi juga skeptis terhadap sebagian besar informasi yang ia temukan.
"Tessa? Dunia lain?" gumamnya pelan, menyandarkan punggungnya. Ia menghela napas panjang, merasa seperti membuang-buang waktu, tapi rasa penasarannya tak bisa ia abaikan.
Tiba-tiba, suara Evrard memecah konsentrasinya.
"Kau tidak tidur, Faye?"
Faye tersentak, nyaris menutup laptopnya dengan gugup. "Ah... belum. Aku... hanya bekerja," jawabnya cepat, mencoba bersikap santai.
Evrard berjalan mendekat, ekspresinya datar seperti biasa, namun matanya sedikit menyipit, seolah mencoba menilai. "Kemarin kau minum terlalu banyak alkohol, kau harus istirahat. katanya, suaranya tenang tapi penuh nada perintah.
"Tidak apa-apa, aku tidak mengantuk," elak Faye, menutup laptopnya dengan sikap santai seolah tidak ada hal penting yang sedang ia lakukan.
Evrard menghela napas kecil. "Keras kepala seperti biasa," gumamnya, sebelum akhirnya berbalik dan berjalan menuju tempat duduknya.
Faye menatap aneh pada Evrard yang kembali masuk kedalam kamar tidurnya, Sikapnya jadi aneh sekali. Biasanya, Evrard selalu memaksanya. Tapi kali ini, ada kelembutan yang aneh terpancar dari tindakannya. Ia mengingat bagaimana pagi tadi, saat ia terbangun dengan kepala masih sedikit berat, Evrard sudah berada di dapur kecil kamar hotelnya, menyiapkan sup pengar untuknya.
Ia memijat pelipisnya, mencoba mengusir kebingungan yang terus membayanginya. Ia kembali mengingat bagaimana Evrard bertanya apakah kepalanya masih sakit, lalu tanpa banyak bicara langsung membawakan segelas air hangat untuknya. Bahkan sebelum berangkat ke bandara, Evrard memastikan semua kebutuhannya sudah disiapkan dengan rapi.
Setiap tindakan Evrard seperti teka-teki yang tidak bisa ia pecahkan. Apa yang sedang dia rencanakan?
*** Setelah menempuh 18 jam penerbangan yang melelahkan, Faye dan Evrard menikmati makan siang di restoran hotel milik Evrard. Hotel itu terletak tidak jauh dari Demitrius Base, tempat pendaratan pribadi milik keluarga Demitrius. Restoran tersebut memiliki suasana yang tenang dan elegan, sesuai dengan gaya Evrard yang selalu serba mewah namun tidak mencolok.