18+ [Romance - Action]
Faye Zaniyah telah terbiasa hidup di bawah radar sebagai agen FBI, menjalani tugas-tugas penuh risiko dan identitas yang selalu dirahasiakan. Di tahun ketiganya bertugas, ia mendapatkan misi baru: melacak seorang wanita mister...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Sang warna terus tersenyum, menatap sang peminat yang kini memeluknya erat. Meski banyak yang tak menginginkan dirinya terlihat, sang warna tak peduli. Yang terpenting adalah kedua peminat itu, dalam diam, telah memiliki perasaan yang sama, dan dalam keheningan itu, mereka menemukan kedamaian yang sejati."
Hidden Hues Ayuureve
-
Matahari perlahan tenggelam di balik cakrawala, menciptakan semburat jingga di langit saat mobil melaju meninggalkan lokasi kejadian. Toland, dengan tenang namun cekatan, mengendalikan kemudi. Ia fokus pada jalan, memastikan perjalanan berlangsung mulus tanpa hambatan. Di kursi belakang, suasana jauh lebih tenang dibandingkan beberapa jam sebelumnya.
Meskipun begitu, urusan mereka belum sepenuhnya selesai. Masalah dengan pihak kepolisian dan media tetap harus diselesaikan. Namun Evrard sudah menyerahkan semua itu pada tim hukumnya, orang-orang yang dipercayainya untuk mengurus semua detail tanpa celah. Ia juga telah memberi perintah tegas agar pemberitaan tentang insiden ini dikendalikan dan tidak sampai meluas. Jika mungkin, semuanya harus mereda sebelum malam ini berakhir.
Evrard duduk bersandar di kursi belakang, lengannya melingkari bahu Faye dengan perlindungan yang tak tergoyahkan. Pelukannya erat namun lembut, seolah-olah ingin memastikan bahwa Faye tahu ia aman di sisinya. Sementara itu, Faye menyandarkan kepalanya pada bahu Evrard, tubuhnya yang lelah akhirnya menemukan ketenangan. Ia menghela napas panjang, berusaha meredakan detak jantungnya yang masih sedikit tak beraturan.
Keheningan di antara mereka terasa berbeda—bukan canggung atau kosong, melainkan penuh makna. Seperti ada percakapan yang berlangsung tanpa satu pun kata terucap. Evrard sesekali menatap Faye dari sudut matanya, memastikan bahwa ia baik-baik saja. Sedangkan Faye memejamkan mata sejenak, membiarkan kehangatan dan rasa aman dari pelukan Evrard menenangkan segala kegelisahannya.
"Kau baik-baik saja?" suara Evrard terdengar rendah, lembut, menghancurkan keheningan yang menyelimuti mereka. Ia menundukkan kepalanya sedikit, menatap wajah Faye yang masih bersandar di bahunya.
Faye mengangguk pelan tanpa membuka matanya. "Aku baik-baik saja," jawabnya dengan suara nyaris seperti bisikan. "Hanya sedikit lelah."
Evrard mengeratkan pelukannya, jemarinya menyentuh bahunya dengan perlindungan yang nyata. "Istirahatlah," ucapnya, tegas namun penuh kehangatan. Suaranya seperti perintah yang tak bisa ditolak, tapi juga terasa menenangkan.
Di kursi depan, Toland melirik mereka sekilas melalui kaca spion. Ia tidak mengatakan apa pun, tapi sebuah senyum tipis menghiasi wajahnya. Sebagai tangan kanan Evrard, ia terbiasa melihat sisi dingin, tegas, dan dominan dari bosnya. Namun malam ini, melihat cara Evrard menjaga Faye dengan kelembutan yang tidak biasa, Toland menyadari bahwa pria itu memiliki sisi lain yang jarang ditunjukkan kepada dunia.