BAB 38

1.3K 161 36
                                    

BECKY POV

"Rin! Kamu benar-benar tidak ingin pulang denganku?" Aku menanyakan Irin ketika kami sudah selesai praktek di poli bagian psikologi klinis sore ini.

"Tidak Beck. Terimakasih. Phi Mike sebentar lagi sampai" ucap Irin sambil merapikan barang-barangnya.

Mike adalah pacar Irin sejak lama. Mereka bertemu di universitas dengan jurusan yang berbeda dengan kami. Mike adalah seorang senior di kampus yang usianya terpaut empat tahun dari kami. Seorang mahasiswa kedokteran yang saat ini sedang menempuh program pendidikan dokter spesialis yaitu spesialis Bedah Umum.

Mereka selalu membuatku iri. Hubungan yang tidak banyak drama, cenderung monoton namun awet dan manis.

Lalu bagaimana dengan aku sendiri? Bukankah aku memiliki phi Non? Dimana hubungan kami bahkan jauh lebih lama daripada Irin dan Mike.


Tapi.......

Apakah hati yang telah mati bisa dihidupkan kembali?

Jikapun hatiku tidak benar-benar mati dan sedang tertidur. Akankah bisa dibangunkan kembali?

Ia tertidur cukup lama. Bahkan terlalu lama sejak seseorang terpaksa menjauh dari kehidupanku karena keputusanku sendiri.

Setelah merapikan barang-barangku. Aku berjalan perlahan menuju tempat parkir lalu mengendarai Porsche Panamera Gold kesayanganku.

Sejak berpisah dengan Freen aku bukan lagi Becky Armstrong yang manja, ketergantungan dan bersedia hidup dalam kesederhanaan.

Aku berubah sangat drastis. Aku belajar mengendarai mobil agar aku tidak ketergantungan dengan supir, phi Non atau siapapun lagi untuk bepergian kemanapun yang aku inginkan.

Aku juga keluar dari asrama keesokan harinya, setelah Freen membereskan dan mengambil semua barang-barangnya di asrama, di malam itu juga. Malam dimana aku menolak lamaran Freen.

Apakah aku kembali ke rumah mama ku?

Tidak! Aku sudah muak berada dalam kungkungan siapapun.

Aku meminta mama membelikan ku Rumah Super Mewah yang berada dekat dengan kampusku. Rumah besar dengan segudang fasilitas lengkap. Mulai dari ruang olahraga, ruang sauna, kolam renang yang besar. Serta beberapa koleksi mobil yang harganya tidak bisa terbilang murah.

Lemariku juga terisi penuh berbagai pakaian, tas, sepatu, dan jam tangan branded. Serta beberapa kredit card sampai sebuah black card dengan pemakaian tak terbatas.

Namun kali ini, barang-barang tersebut bukan aku minta dari mama. Tapi dari phi Non.

Ya benar. Aku memorotinya.

Sejak dia memacari ku pada saat aku masih di kelas dua sekolah menengah atas, aku tidak pernah meminta materi apapun padanya kecuali dia yang menawari atau membelikanku sesuatu tanpa aku minta.

Saat itu aku merasa tidak membutuhkan apapun juga kecuali keberadaan Freen disisiku. Dia satu-satu nya sumber senyum ku.

Namun, ketika ke-tidakrasional-an ku akibat cinta telah terkubur di lapisan hati paling dalam. Maka segala hal sekarang tampak logis di mata ku.

Non menginginkanku menjadi pasangan seumur hidupnya bukan? Lalu apa benefit yang bisa dia tukerkan untukku jika aku mau menjadi pasangan seumur hidupnya?

Walaupun aku memang bersedia bertunangan bahkan menikah dengannya karena rasa takutku pada mama pada awalnya, dan ancaman Non tentang penyebaran video ku dengan Freen pada akhirnya, tetap saja aku perlu mendapatkan sesuatu dari hubungan ini.

I am Here For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang