Di tengah ruangan yang penuh dengan obrolan setengah berbisik dan tatapan penuh tanya, Naeva tetap bergeming. Sejak awal, ia tidak terlalu peduli dengan reaksi orang-orang di sekitar. Mata-mata yang mengamatinya, keheningan mendadak yang menyelimuti ruangan, semuanya hanya gangguan kecil yang tidak cukup berarti untuk menarik perhatiannya.
Yang lebih menarik adalah bagaimana Elvira, sang bartender, tetap memasang ekspresi penuh godaan, meski jelas ada sedikit keterkejutan yang tidak bisa ia sembunyikan sepenuhnya.
"Jadi..." Elvira mengangkat alisnya, jemarinya bermain dengan bibir gelas kristal yang masih kosong. "Kau tetap ingin memesannya, nona manis?"
Untuk sesaat, Naeva hanya menatapnya tanpa perubahan ekspresi apapun di wajahnya. Mungkin ada sesuatu yang ia pikirkan.
"Mulut ke mulut dari seorang Asmodeus, ya... Ternyata begitu."Dalam keheningan itu, gadis tersebut menghela napas ringan.
"Kalian benar-benar memikirkan kombinasi yang bagus untuk membuat klien batal bertemu dengan si GM karena fokusnya pasti akan teralihkan berkat ini."Melirik ke 2 lorong yang masing-masing berada di kanan dan kiri meja bartender.
"Sampai menyiapkan kamar segala. Yang gagal pasti akan berakhir menjadi makanannya.""Aku ingin tahu berapa banyak orang bodoh yang setuju-setuju saja mengantar nyawa seperti itu tanpa tahu batas kemampuannya," batin gadis itu, merujuk pada kemampuan Klan Asmodeus. Dimana mereka dapat menyerap daya hidup (Nova) seseorang melalui hubungan seksual selama mereka menginginkannya.
"....Apa yang harus kulakukan sekarang?"
Sejujurnya Naeva bingung. Bukan shock, terkejut, salah tingkah atau apapun itu. Dia hanya... bingung. Tanpa sadar, kebingungan itu membuat keningnya sedikit berkerut. Dia tidak suka ini. Perasaan gundah yang muncul di hatinya.
"Rasanya moral ku seperti dipertanyakan. Anak ini, bukankah dia masih terlalu muda untuk menawarkan itu?"
Sungguh, ini benar-benar membuat dilema. Dia kesulitan memilih antara kepentingannya dan moralnya. Perasaan bahwa, tidak benar orang dewasa melakukan itu pada anak-anak terus menyerangnya."Halo~ Nona manis~? Kau masih disana?" tanya wanita itu seraya melambaikan tangannya ringan tepat di depan mata Naeva.
Membuat perhatian gadis itu kembali pada dunia. Dia bahkan tidak diberi waktu untuk berpikir, huh.
"........""..... Baiklah, terserah saja," ucap Naeva pada akhirnya. Haihh, anak muda jaman sekarang benar-benar... apa yang seperti ini sudah biasa di kalangan mereka? Apa ini yang dinamakan efek perbedaan zaman? Entahlah, Naeva tidak ingin memikirkannya lagi. Biarlah dia mengikuti arus saja.
"Ara~"
Suara Elvira terdengar seperti dengungan halus di tengah keheningan bar. "Kalau begitu, izinkan aku memberikan pelayanan terbaikku."Dengan gerakan halus yang penuh perhitungan, ia mulai meracik Sexiest Nectar, minuman dengan kadar alkohol 95%. Cairan keunguan itu mengalir dengan mulus ke dalam gelas, hingga menyebarkan aroma tajam yang bahkan bagi sebagian besar orang di ruangan ini bisa dianggap memabukkan hanya dengan menghirupnya. Namun Naeva tak terpengaruh dengan itu. Baginya, itu hanyalah bau biasa dengan wangi yang unik.
Begitu campuran tersebut siap untuk disajikan, sang Bartender mengangkat gelasnya dan menatap Naeva dengan sorot mata yang mampu membuat orang terpesona. Lalu, tanpa ragu, ia meneguk minuman itu dalam beberapa kali tegukan cepat.
Efeknya nyaris instan. Warna merah merayapi wajah wanita itu dengan cepat. Kini, rona yang kontras menghiasi kulitnya yang pucat. Kepala Elvira sedikit tertunduk, bahunya naik turun dalam tarikan napas yang berat. Namun, alih-alih menyerah pada alkoholnya, wanita itu justru terkekeh.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Unfettered Ice Princess [Vol 2]
FantasyVolume kedua dari Novel [ The Unfettered Ice Princess ] Dimulai dari Lantai 6 Tower [ Sebagian besar ilustrasi berasal dari AI. Kalau ada yang bukan dari AI, akan ada tulisan artist nya ]