aku,
jiwa kecil yang kesepian
bersembunyi di bawah kolong tangga
menanti mentari turun ke peraduan
menyising senja yang temaram
sebelum hitam menelan cahaya
                              aku,
sosok kasat mata yang kerap kali kalian abaikan
duduk sendiri di sudut kota
menatap wajah wajah malang 
yang diperbudak oleh realita
peluh, tawa, air mata
dapatku temukan di mana-mana
                              aku,
sosok tak berdaya yang mengalir dalam hamparan kata,
berusaha menyampaikan sesuatu
yang mungkin bisa menyadarkan dunia;
                              bahwa bahagia tak harus selalu dengan senyum,
bahwa kesedihan tak harus selalu dengan tangis,
bahwa rasa hampa tak harus selalu dengan kesendirian
                              aku pernah bahagia namun tak ada senyum di wajahku,
aku pernah bersedih namun tak setetes pun air mataku jatuh,
aku pernah merasa hampa namun kala itu belasan orang mengelilingiku
                              ketahuilah, 
apa-apa yang dirasakan hati 
dan apa-apa yang ditunjukkan ekspresi,
tidak selalu selaras
                              kita semua hidup di dunia,
di mana topeng menjadi andalan
                              aku rasa kini aku terlalu mahir memainkan topengku,
hingga tak satupun dari mereka menyadari,
gadis kecil ini bukanlah bidadari.
                              - e.f
                                      
                                          
                                  
                                              KAMU SEDANG MEMBACA
memoir(^○^)
Randomand i'll give away a thousand days just to have another one with you. (a scribbled down wound of a pessimistic seventeen).
