xxiv. bidadari

2.5K 195 0
                                        

aku,
jiwa kecil yang kesepian
bersembunyi di bawah kolong tangga
menanti mentari turun ke peraduan
menyising senja yang temaram
sebelum hitam menelan cahaya

aku,
sosok kasat mata yang kerap kali kalian abaikan
duduk sendiri di sudut kota
menatap wajah wajah malang
yang diperbudak oleh realita
peluh, tawa, air mata
dapatku temukan di mana-mana

aku,
sosok tak berdaya yang mengalir dalam hamparan kata,
berusaha menyampaikan sesuatu
yang mungkin bisa menyadarkan dunia;

bahwa bahagia tak harus selalu dengan senyum,
bahwa kesedihan tak harus selalu dengan tangis,
bahwa rasa hampa tak harus selalu dengan kesendirian

aku pernah bahagia namun tak ada senyum di wajahku,
aku pernah bersedih namun tak setetes pun air mataku jatuh,
aku pernah merasa hampa namun kala itu belasan orang mengelilingiku

ketahuilah,
apa-apa yang dirasakan hati
dan apa-apa yang ditunjukkan ekspresi,
tidak selalu selaras

kita semua hidup di dunia,
di mana topeng menjadi andalan

aku rasa kini aku terlalu mahir memainkan topengku,
hingga tak satupun dari mereka menyadari,
gadis kecil ini bukanlah bidadari.

- e.f

memoir(^○^)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang