Yang namanya Fevi ini oneshot-nya udah kelar ni hehe. Maaf ya lama soalnya agak buntu-_- maaf juga kalau mengecewakan hehe enjoy!
                              ---
                              'I love you but it's not so easy to make you here with me.'
                              Aku sering bertanya-tanya pada diriku sendiri, apa sih yang membuatku menyukainya? Bagaimana perasaanku padanya dapat tumbuh hingga menjadi sebegini kuat? Bukankah semua ini aneh? Berawal dari obrolan kecil, kemudian rasa menyenangkan yang ku rasa saat aku mengobrol denganya, dan tiba-tiba saja ada kupu-kupu beterbangan di perutku saat aku melihatnya. Bagaimana bisa hal ini terjadi?
                              "Vi, kau melamun ya?"
                              Aku mengerjapkan mataku dan menatap dia dihadapanku. Kalau di pikir-pikir, aku dan dia benar-benar berbeda. Dia dengan dunianya yang penuh dengan popularitas sedangkan aku gadis biasa dengan duniaku sendiri.
                              "Bertemu denganmu benar-benar susah dan kau malah menghabiskan waktu kita untuk melamun?" Dia berdecak, berpura-pura kesal.
                              Aku tertawa kecil, "Maafkan aku. Pikiranku benar-benar kacau."
                              Niall hanya tersenyum kecil kemudian meneguk segelas air sebelum berkata, "Kau terlihat lelah, kita pulang saja setelah ini. Aku tidak mau kau sakit." 
                              Dan aku hanya tersenyum simpul. Bagaimana bisa aku tidak jatuh cinta pada pria di hadapanku ini? Perhatian yang di berikanya padaku entah kenapa selalu berhasil memberiku sensasi aneh di perut. 
                              Kemudian setelah selesai makan, dia menggandeng tanganku dan kami berjalan bersama menyusuri pinggiran kota London.
                              *
                              'I wanna touch and hold you forever but you're still in my dream.'
                              Rasanya seperti mimpi.
                              Setelah berbulan-bulan aku tak bertemu dengan Niall, kini dia ada persis di sampingku, berbaring bersamaku menatap langit malam. Hal sederhana yang selalu kami lakukan saat dia sedang memiliki waktu luang meskipun itu jarang sekali. 
                              Alasanya sederhana. Niall benar-benar sibuk. Karena dia Niall Horan yang itu. Iya, yang itu. 
                              Niall Horan yang katanya anggota boyband nomor satu sekarang. Tapi bagiku dia bukanlah Niall Horan si selebritis papan atas. Bagiku Niall tetap Niall yang sama seperti dulu, si anak laki-laki dengan kawat gigi yang kerjanya hanya makan dan tidur kemudian bermain kejar-kejaran denganku di Ireland.
                              "Fevi." Suara Niall memecah keheningan di antara kami. Aku menoleh padanya dan menaikkan sebelah alis.
                              "Hm, aku cuma ingin bilang terimakasih." Sambungnya pelan, membuatku mengernyit. Tapi aku tak menyela kata-katanya meskipun sekedar untuk bertanya kenapa.
                              Niall menghela nafas tapi dia tak melirikku, "Selama ini kau selalu ada di sampingku. Tak pernah sekalipun kau meninggalkanku. Meskipun aku sibuk dan aku tau kau juga sibuk dengan pekerjaanmu. Tapi kau selalu menyempatkan waktumu untukku." Mata biru Niall menatapku tepat di manik mata membuatku menahan nafas. "Terimakasih telah membuatku bahagia selama ini." Katanya pelan memberikan sensasi aneh keseluruh tubuhku.
                              Mau tak mau aku menyembunyikan wajahku yang perlahan memerah dengan memukul bahunya pelan dan berkata dengan nada santai yang di buat-buat, "Tidak masalah."
                              Niall tertawa pelan, meraih jemariku dan mengecupnya sekilas sebelum menarikku ke pelukanya. Ia menenggelamkan kepalanya ke rambutku dan mengusap punggungku pelan. Sementara aku? Aku hanya bisa diam terpaku sambil perlahan balas memeluknya.
                              Dan untuk pertama kalinya, aku sadar kalau perasaanku untuk Niall benar-benar nyata.
                              *
                              'When you love someone just be brave to say that you want him to be with you.'
                                      
                                  
                                              KAMU SEDANG MEMBACA
memoir(^○^)
Randomand i'll give away a thousand days just to have another one with you. (a scribbled down wound of a pessimistic seventeen).
