Untuk kamu yang setiap namanya disebut selalu mengirimkan gelenyar aneh di hatiku,
Kisah kita bukannya berakhir karena sebuah penghianatan. Dan bukan pula karena rasa itu memudar. Semuanya lebih sederhana dari itu. Jauh lebih sederhana.
Kisah kita bukannya menghilang di telan waktu. Dan bukan pula memudar karena kamu serta aku ingin menghapusnya dari lembar masa lalu kita. Semuanya lebih sederhana dari itu. Jauh lebih sederhana.
Kisah kita bukannya seindah cerita Si Cantik dan Si Buruk Rupa. Dan bukan pula sesendu milik Putri Salju. Semuanya lebih sederhana dari itu. Jauh lebih sederhana.
Namun sesederhananya sebuah kisah tentang sepasang anak adam, selalu ada bagian dimana untaian kata bahkan tak mampu menjabarkannya.
Selalu ada seni dalam patah hati. Keindahan dalam retakan yang melukai keutuhan rasa yang pernah dimilki. Pun retakan serta patahan itu tak mampu melunturkan perasaan yang ada.
Kamu boleh pergi dan mengambil semua warna dalam hidupku. Namun satu hal yang harusnya kamu tau, rasa itu tidak ikut menghilang bersama kamu.
Aku ingin berbagi kisah tentang seorang gadis kecil yang setiap malamnya memandang bintang di langit.
Cahaya bintang yang gemerlap selalu membuatnya takjub dan terpukau. Gadis kecil itu pun diberitahu, bahwa setitik cahaya bintang di langit itu mampu mengabulkan doa serta harapan.
Maka setiap malam gadis kecil itu mulai berdoa, mengucapkan jutaan pengharapan dalam tiap hembusan nafasnya pada sang penata malam.
Harapan memenuhi dirinya, membutakan matanya, menutup pikirannya. Gadis kecil itu tak lagi mampu membedakan yang nyata dan ketidakpastiaan.
Gadis kecil itu terus berharap. Terus, terus dan terus. Setiap malam tanpa kenal lelah. Tanpa pernah tau kalau bintang indah itu tak pernah menoleh padanya sama sekali, melainkan sibuk mendambakan sang bulan yang bersinar terang diatasnya.
Mungkin aku-lah si gadis kecil yang terlalu naif. Yang mata serta pikirannya ditutup oleh harapan dan sinar bintang yang terlalu terang.
Mungkin kamu-lah sang bintang, yang sinarnya selalu ku dambakan. Jawaban dalam setiap doa-doa yang ku panjatkan.
Aku-lah si gadis kecil, dan kamu-lah sang bintang.
Aku yang terlalu banyak berharap, dan kamu yang terlalu jauh.
Kisah kita bukannya seindah kisah Si Cantik dan Si Buruk Rupa. Dan bukan pula sesendu milik Putri Salju. Kisah kita jauh lebih sederhana. Kisah kita menceritakan tentang rasa sakit akan cinta yang menepuk angin. Tentang angan-angan yang terombang-ambing. Ingin, tapi tak mampu memilki.
Kisah kita bukannya menghilang di telan waktu. Dan bukan pula memudar karena kamu serta aku ingin menghapusnya dari lembar masa lalu kita. Kisah kita jauh lebih sederhana. Kisah kita menceritakan tentang aku yang menyimpan memori tentang kita dalam pikiranku sendiri sementara kamu memilih untuk melupakannya. Bukan. Bukan karena kenangan itu membuatmu terluka. Namun karena kenangan itu tak ada artinya untukmu.
Kisah kita bukannya berakhir karena sebuah penghianatan. Dan bukan pula karena rasa itu memudar. Kisah kita jauh lebih sederhana;
Kisah kita bahkan tak pernah dimulai. Karena sesungguhnya rasa itu sepihak.
Hanya ada aku disini, gadis kecil, yang menatap kamu, sang bintang, dengan binar dimataku.
Aku tau, bintang, kamu terlalu jauh.
Aku tau, bintang, sampai kapanpun sinarmu tak akan pernah untukku.
Tapi, bintang, hati ini sudah tertambat dan aku hanyalah gadis kecil yang lemah.
Perasaan ini, bintang, sampai kapan aku harus menahannya?
![](https://img.wattpad.com/cover/7361312-288-k217650.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
memoir(^○^)
Rastgeleand i'll give away a thousand days just to have another one with you. (a scribbled down wound of a pessimistic seventeen).