• as long as you love me / n.h

1.7K 86 4
                                        

buat diva, ini oneshotnya semoga suka ya:3 buat yang lain nunggu ya soalnya elsanya bingung:( tapi pasti di usahain deh. oiya baca ff baru elsa ya, forever and more judulnya. jangan lupa pas baca lagu di multimedia di putar:p ada bonus punk niall pict tuh:3. enjoy!

-

"Diva ayo?"

Ku lirik pria yang berdiri di luar jendela kamarku yang mengenakan kaus putih polos dibalut jaket kulit hitam dan celana jeans yang sobek sana sini. Sebuah anting kecil terpasang di telinga kiri nya. Tato-tato aneh memenuhi lenganya. Rambutnya di tata dengan gel asal-asalan sehingga berdiri kemana-mana. Tipe pria yang sebenarnya tak akan pernah menarik perhatianku.

Tapi dia beda, dia Niall Horan.

Dan tebak apa yang di lakukanya di luar jendela kamarku sementara ini sudah hampir jam sebelas malam? Dia mengajakku untuk kabur dari rumah. What a bad boy, i know.

Kalau kalian bertanya alasanya apa, mudah saja. Tidak ada yang setuju dengan hubungan kami. Terutama dari pihakku. Orang tuaku, teman-temanku, semuanya. Mereka selalu berkata, "Hes not good for you. You deserve someone better." Tapi nyatanya aku bahagia bersamanya.

Namun saat aku berfikir kembali apakah aku siap untuk meninggalkan keluargaku dan semua hal yang aku punya sekarang, terkadang aku jadi ragu. Apakah aku siap untuk melepas semuanya hanya karna Niall?

Pertemuan pertama kami berlangsung bagai sinetron. Saat itu aku baru saja pulang berbelanja bahan untuk membuat cheesecake saat segerombolan bocah laki-laki berusia sekitar 17 menghadang jalanku. Aku mencoba berlari namun sialnya karena tak tau arah aku malah nyasar ke jalan buntu.

Saat aku sudah pasrah tanpa perlawanan, aku menutup mataku. Berdoa dalam hati. Karena tak kunjung ada yang terjadi aku perlahan membuka mataku dan aku heran, tiba-tiba saja segerombolan bocah tadi sudah roboh ke tanah.

Dan di tempat itulah aku pertama kali melihatnya. Dengan kaus hitam polos dan jeans lusuh, ada sedikit darah di sudut bibirnya namun dengan cepat di hapusnya. Dia baru saja meninju salah satu dari gerombolan itu tepat di rahang membuat bocah itu otomatis roboh. Kemudian pandanganya beralih padaku. Bibirnya naik sekitar 2 cm saat menatapku dan aku bersumpah jantungku tak pernah berdetak secepat itu sebelumnya.

Setelah kejadian itu, kami jadi sering bertemu. Umumnya aku tak akan tertarik pada pria macam Niall, namun dia berbeda. Dia sama sekali tak membuatku takut. Dia malahan membuatku merasa aman. Namun kalian pasti tau apa reaksi teman-temanku kan? Apalagi keluargaku.

Dad marah besar. Dia melarang Niall datang kerumahku bahkan menyita handphoneku. Tapi Dad tidak tau kalau diam-diam saat tengah malam Niall akan memanjat dan masuk lewat jendela kamarku. Kemudian dia akan menarikku kedalam pelukanya dan kami akan terus begitu sampai subuh. Terkadang Niall akan datang membawa popcorn dan banyak dvd. Atau pernah sekali Niall datang sambil membawa handphone baru untukku. "Your dad never give you back your phone and i need to know are you okay or not while im not with you, so take this. Its not expensive but thats all i could buy for you. I try my best." Katanya waktu itu. Kontan aku langsung memeluknya.

Begitu subuh datang biasanya Niall langsung pergi. Jelas saja, kalau ada yang tau tentu akan jadi masalah besar.

Dan kalau kalian bertanya kenapa dia sampai bisa mengajakku untuk kabur, mungkin alasanya simpel. Dia ingin kami bahagia. Kami tak bisa bahagia disini, kami tak akan pernah bisa menyatu karena tak ada yang setuju. Namun kami bisa bahagia di tempat lain kan?

Kemudian ingatanku terlempar kembali saat aku bermain ke flatnya. Niall duduk tepat di sebelahku yang berbaring di tempat tidurnya. Dengan gitar di genggamanya dia mulai menyanyikan sepenggal lirik lagu Justin Bieber yang entah kenapa membuatku tertegun.

"As long as you love me we could be starving, we could be homeless, we could be broke. As long as you love me i'll be a platinum, i'll be a silver, i'll be a gold. As long as you love me."

Kemudian dia tersenyum hambar ke arahku sebelum menyandarkan gitarnya ke dinding dan menggenggam tanganku. "Div, i'm such a mess. But as long as you love me i'll always try to be better."

Aku mencoba menyelanya saat itu, ingin memberi tahunya kalau aku baik-baik saja dengan keadaanya yang seperti ini. Tapi dia meletakkan jari telunjuknya di depan bibirku dan tersenyum manis, "I know so many people ask you to stay away from me. No one want you to be with someone like me. You're such a gorgeous person while i'm such a mess. But still you choose me, and i'm glad. I'll change for you, Div. I'll make you happy, i promise." Niall berhenti sejenak kemudian menggigit bibirnya dan menatapku dengan sorot serius, "So Diva, please, run away with me."

Jadi disinalah aku. Menatapnya dan mobil range rover nya yang sudah di modif berulang kali dari jendela kamarku.

"You're with me, right?" Tanya nya. Tangan kanan nya di ulurkan ke arahku. Aku bisa melihat sedikit sorot takut di matanya. Aku tau, dia takut aku merubah pikiranku.

Tapi aku malah menarik nafas dalam-dalam dan berjalan ke sudut kamar. Ku raih ransel ku dan kembali ke tepi jendela. Aku menatapnya dengan senyuman kecil di bibirku, ku sambut uluran tanganya, "Of course. As always."

Dan kemudian aku meloncat dari jendela. Membiarkan Niall menuntunku ke mobilnya, membawaku entah kemana.

But its okay, as long as we have each other.

.

memoir(^○^)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang