first of all, lets play for palestine. i hope God will help them all and they will stay strong x
oke
udah agak lama ga nulis oneshot jadi maaf kalau agak lecek gaje gak enak atau apalah-_-
buat kak sarah semoga suka yaa:3 jangan tertipu sama judulnya yah:3
buat yang lain aku mau kasi tau kalau aku nulis oneshotnya acak ya tergantung siapa yg aku dapet moodnya hehe dan tiap oneshot nanti aku tulis satu baris lirik dari lagu(kalau based on song) yang aku interpretasiin ke oneshot nya^^ enjoy^^
ps: aku lg bikin project baru jadi maaf kalau sisa nya agak lama hehe^^
- • - • - • - • - • -
"you got me thinking that we could runaway." - dont stop, 5sos.
Sarah meringis saat melangkahkan kakinya masuk ke dalam sebuah Pub yang lumayan terkenal di London. Di dalam benar-benar berisik sampai rasanya telinga gadis itu mau pecah. Ia merutuki dirinya sendiri karena tidak membawa penyumpal telinga atau apalah.
Dengan langkah gontai ia perlahan berjalan ke tengah kerumunan. Bau asap rokok, keringat serta parfum mahal melekat di udara. Membuat Sarah yang memiliki penciuman super sensitif batuk-batuk tak jelas. Kalau bukan karena atasanya yang menyuruh gadis itu untuk meliput acara ini--di tambah ancaman potong gaji jika Sarah tidak mau-- mana mungkin gadis itu berada di Pub ini dengan dress hitam ketat yang membuatnya risih.
Perlahan Sarah bisa melihat empat orang laki-laki duduk di sebuah sofa sambil tertawa lebar. Sesekali undangan lainya mendatangi mereka dan mengucapkan selamat. Sarah kemudian memfokuskan pandanganya pada pria dengan rambut yang warnanya beda dengan teman-teman lainya. Bukan hal aneh bagi Sarah melihat hal itu karena pria itu memang sudah terkenal dalam masalah mewarnai rambut.
How dumb you are Michael Clifford, batin Sarah, kau kira kepalamu itu pohon natal?
Sarah kemudian memutuskan untuk mewawancarai beberapa artis lainya perihal kesuksesan Michael dan teman-teman satu bandnya yang akrab di sapa 5 Second of Summer. Gadis itu kemudian menghampiri Niall Horan yang sedang duduk sendirian.
"Permisi," ucap Sarah lembut dan memperkenalkan dirinya. Sarah bisa melihat kalau Niall kelihatanya mabuk, matanya benar-benar merah dan cara bicaranya juga mulai aneh. Namun ia berpura-pura tidak sadar akan hal itu.
"Jadi Niall, apa pendapatmu tentang kesuksesan 5 Second of Summer?" tanya Sarah sambil mengeluarkan alat perekam suara dan memencet tombol on.
Nial terlihat terkekeh pelan, entah apa yang lucu. "Mereka hebat. They deserve it." Kemudian Niall terlihat mengarahkan telunjuknya ke belakang Sarah dan bergumam, "Why don't you ask that giant Christmas tree behind you?"
Sarah mengernyit heran ke arah Niall namun seketika berubah kaku saat mendapati siapa yang berada tepat di belakangnya dan tersenyum manis kearahnya.
"Sudah ku duga itu kau." Michael melemparkan senyum terbaiknya. "You look hot in that little black dress." sambungnya dengan jahil.
"Quoting my song, eh?" cetus Niall tiba-tiba sambil tertawa keras. Sarah memutar mata melihat tingkah Niall yang benar-benar mabuk.
Michael kemudian meletakkan tanganya di pinggang Sarah dan menarik gadis itu menjauh dari Niall. "He's drunk." bisiknya di telinga gadis itu, membuat Sarah kembali merasakan sensasi aneh seakan perutnya di aduk-aduk yang terakhir kali di rasakanya saat ia di High School dulu.
"I know." ucap Sarah pelan setelah mendapatkan kembali suaranya yang tiba-tiba hilang. Ia kemudian melepaskan tangan Michael yang sedari tadi memeluk pinggangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
memoir(^○^)
Randomand i'll give away a thousand days just to have another one with you. (a scribbled down wound of a pessimistic seventeen).
