Dear you,
Aku gak mengerti kamu.
There I said it.
Ada jutaan hal di dunia ini yang gak bisa aku mengerti. Aku gak tau kenapa Matahari yang hanya terlihat seperti titik kecil di langit luas mampu mencipta tetes keringat di dahi para pejalan kaki. Aku gak pernah tau kenapa tetes Hujan yang dingin sering kali digunakan mereka yang hatinya patah untuk menyembunyikan tangis. Terlebih lagi, aku tidak pernah tau kenapa Bintang selalu diidentikan dengan sumber harapan. Aku tidak pernah mengerti bagaimana bisa manusia menggantungkan angan pada perhiasan langit yang mungil itu.
Namun aku tidak pernah mempermasalahkan ketidaktahuanku tentang mereka. Perihal Matahari, Bintang dan Hujan.
Tetapi kamu, demi Tuhan, aku membenci ketidakmengertianku tentang kamu. Aku membenci diriku sendiri karena tidak bisa memahami apa arti tatapan yang kamu lemparkan padaku saat kedua mata kita beradu. Aku membenci diriku sendiri karena tidak cukup pintar untuk mengerti isyarat di balik tiap kata yang meluncur dari bibirmu. Terlebih lagi, aku membenci diriku sendiri karena tidak mampu menerjemahkan bahasa tubuhmu yang seharusnya mampu memberitahuku sesuatu.
Aku benci ketidaktahuan ini. Dear, kamu bahkan lebih sulit dari soal matematika yang kucoba kerjakan semalaman suntuk karena takut dimarahi guru saat sekolah dulu. Kamu lebih sulit dari rangkaian listrik yang kukerjakan saat ujian praktek untuk mata pelajaran fisikaku. Kamu bahkan lebih sulit dari berlembar-lembar soal bahasa arab yang mereka bagikan padaku tahunan yang lalu.
Jadi coba beritahu aku; perihal kamu, sifatmu dan hatimu, di mana aku bisa mencari kunci jawabannya?
PS. mudah-mudahan harganya tak semahal kunci jawaban Ujian Nasional yang sedang marak beredar, ya.
![](https://img.wattpad.com/cover/7361312-288-k217650.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
memoir(^○^)
Randomand i'll give away a thousand days just to have another one with you. (a scribbled down wound of a pessimistic seventeen).