(7) - 꿈 / dream

1.3K 123 11
                                        

Teruntuk kamu,

Honestly, I don't want to write this--sebagian ya, tentu aja karena aku malu--tapi alasan sebenarnya karena aku benar-benar gak ingin kamu baca. Aku gak ingin kamu tau--because my writings are always a little too cheesy and somehow messy. Aku gak ingin kamu merasa gak nyaman kalau kamu tau apa isi pikiranku nantinya. That's why I prefer to keep my thoughts to my self. Tapi kali ini, sekeras apapun aku coba untuk mengubur pikiranku, aku tetap aja gak bisa. Rasanya ada yang mengganjal dan rasa itu mau gak mau membuatku gak nyaman. Maka aku putuskan untuk menuliskannya, siapa tau bebanku jadi ringan, kan?

So here's a thing; I dream about us last night.

Mimpinya gak jelas banget. Serius. Aku juga gak mengerti kenapa, tapi satu-satunya yang aku tau kamu ada di sana. Di dalam mimpiku, we met at a wedding. Aku gak tau itu pesta siapa, but I think your family is the one who threw the party since you wear a black tuxedo while welcoming the guest. Even in my dreams, I know that we're on non-speaking term. Jadi aku langsung masuk aja ke ruangan resepsi, ngelewatin kamu seakan kamu gak ada.

I rarely remember my dreams, tapi mimpi yang ini, entah kenapa aku bisa ingat dengan jelas. Aku bahkan ingat baju apa yang aku pakai waktu itu; dress bernuansa peach muda, rambut ikal yang disanggul dengan hiasan mahkota silver.

Aku gak tau apa yang aku lakukan di dalam ruangan resepsi karena seperti sedang menonton film, adegan berikutnya segera berganti. Kali ini aku berjalan ke luar ruangan. Kamu masih di sana, berdiri gak jauh dari pintu, sibuk melihat sekeliling kalau-kalau ada tamu yang baru datang. Kamu gak melihat aku, tentu saja. Gak mau, mungkin merupakan kata yang lebih tepat. Gak jauh dari kamu, aku bisa melihat Mama dan Papa kamu, berdiri bersisian sambil tertawa. Aku gak pernah bertemu orang tua kamu sebelumnya di dunia nyata, seharusnya aku gak tau bagaimana wajah mereka. Tapi di mimpiku, somehow I just know that they're both your parents. With no hesitation, I'm just sure.

The next thing that I did suprise me too. Tiba-tiba aja aku jalan ke arah Mama Papa kamu, ngelewatin kamu dan menyalam mereka. Serius. Salam yang pakai acara cium tangan segala and I did not do it in the awkward way. I did it naturally like I've done it a thousand times already. Sebagai balasannya, your parents greet me warmly with huge smiles and little talks.

Setelah mengobrol sebentar dengan orang tua kamu, aku mengalihkan pandangan ke arahmu. Kamu masih di tempatmu, berdiri dengan sorot kaget dan bibir yang terkatup rapat. Mungkin kaget karena aku tiba-tiba menghampiri orang tuamu? Entahlah. Yang jelas, aku hanya bisa mengamati kamu, penasaran dengan reaksimu. Cukup lama kita saling tatap sampai akhirnya kamu tersenyum. Serius. Awalnya senyum kecil, lalu perlahan senyum itu menyebar ke seluruh wajahmu hingga sorot dingin yang belakangan kamu lemparkan padaku luntur sepenuhnya. Aku balas tersenyum, tentu saja. And just like that, we both keep looking at each other with a big grin plastered on our face. There's no words needed, but I know that we're beyond happy.

I don't know how or why, but the next thing I know is we're standing next to each other. You said something and I replied and we had small talks in which my real self can't hear. There are smiles and laughs and warmth and suddenly you just put your hand on my cheeks without warning. Aku kaget, tentu saja. But you act like it's not a big deal because you keep smiling while your thumb caressed my cheeks gently. The beating heart and warmth was real. Even my real self can feel it. But somehow, all of this cell in my brain shake me up because even in my dreams I can hear a voice telling me, "Ini cuma mimpi. This feels nice, of course. Tapi ini cuma mimpi. When you wake up, the warmth will be gone and so does he."

And just like that, aku bangun di pagi hari dengan rasa lega dan sedikit kecewa. Aku juga gak mengerti kenapa aku merasa lega dan kecewa di saat yang bersamaan, tetapi yang jelas, bermimpi tentang kita bukan satu dari sekian banyak hal yang kuharapkan. We looks so well in  dreams that it turns into a torture  when I wake up.

I can't help but think about it for the rest of the day. Aku gak mengharapkan apa pun, tentu saja. Aku juga gak mengekspektasikan apa pun. Orang bilang ketika kita bermimpi tentang seseorang berarti kita rindu dengan orang tersebut. Aku gak tau, but maybe I do miss you at times. Rasa itu gak konstan. Rasa itu hilang timbul, muncul sesuka hatinya, membuatku susah sendiri. Tapi aku gak menyesal, gak juga marah pada diriku sendiri atau merasa bersalah. Aku udah berhenti merasakan hal-hal semacam itu. Untuk sekarang, aku ingin tenang-tenang aja. I'll admit what I truly feel and do what makes me happy. I will not depend my happiness on others ever again dan aku harap kamu juga melakukan hal yang sama.

Jadi kurasa sampai di sini dulu ceritaku. You look happy and I'm glad you do. I also wish you well and I will keep on wishing on that.

Be safe,
wherever you are,
have a safe journey.

memoir(^○^)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang