----------
Ketidakberdayaan ini mendekapku dan menghantarkan dinginnya yang membekukan. Membuatku mati dalam rengkuhannya.
-----------
Aku benci berada di dalam ketidakberdayaan. Seperti saat ini ketika untuk bermonolog pun aku tak mampu. Hanya bisa mendengar segala kata bagai mata pedang yang menggores hati. Aku tak mampu menggerakkan raga, namun otakku masih bekerja untuk menangkap segala apa yang terjadi di hadapanku.
Sekali lagi, aku benci terhadap ketidakberdayaan ini.
"Menikahlah dengan putriku. Jadilah ayah untuk bayi yang ada dalam kandungannya. Karena hanya dengan itu, Leon bisa menebus semua kesalahannya terhadapku!"
Seketika aku dihantam oleh rasa sesak. Ingin aku mengangkat tubuhku dan berlutut kembali di hadapan Daddy Yanez, memohon dengan segala kelemahanku bahwa aku tidak akan bisa hidup tanpa Alanis, tetapi ketidakberdayaan ini mengurungku dalam dekapannya. Aku tak mampu bergerak. Bahkan ketika Keanu mencoba untuk mengangkat tubuhku.
Aku tidak berdaya. Dan hanya dada bidang Keanu saat ini yang bisa menjadi tempat untuk aku bersandar. Tubuhku bergetar, aku menggigil dalam derasnya hujan. Pelukan Keanu pun tak mampu memberikan kehangatan dalam kebekuan ini. Jantungku berpacu begitu cepat, membuat sekujur tubuhku semakin nyeri.
"Paman, aku tidak akan menikahi perempuan yang tidak mencintaiku meskipun aku sangat mencintainya. Lagipula, Alanis sudah menjadi adik iparku sejak pernikahannya dengan Leon."
Aku menarik sudut bibirku, membentuk senyum samar saat mendengar penolakan Kenny. Dalam dekapan Keanu, aku mencoba membuka kelopak mataku yang seperti selalu tertarik ke bawah dan terasa berat untuk terbuka. Sebelum ketidaksadaran menyedotku ke dalam pekatnya, aku tetap mempertahankan fungsi otakku agar bisa menangkap apa yang mereka bicarakan.
"Tidak ada pernikahan antara Alanis dan Leon. Jangan sebut aku Yanez Caradoc jika tidak bisa membatalkannya. Kalian tetap harus menikah. Ini adalah solusi terbaik dan konsekuensi yang harus diterima oleh Leon."
Sesak yang lebih sakit seketika menyergapku. Keanu yang merasakan bahwa dadaku naik turun begitu berat segera membopongku dan membawaku ke tempat yang teduh. "J-jangan m-menikah," desahku yang aku sendiri tidak yakin semua yang ada di sini mendengarnya kecuali Keanu. Tetapi Keanu diam. Aku bisa merasakan tetes air matanya yang jatuh di pipi basahku. Jemarinya mencoba untuk mengusap sisa darah yang ada di wajahku.
"Kak! Itu bukan solusi terbaik. Alanis sedang hamil dan kondisinya tidak baik. Lalu kakak memaksa ia untuk menikah?" Suara Mommy Claire terdengar begitu kecewa.
Mom, tolong bantu kami! Aku hanya bisa menggumamkan kalimat itu di dalam hati.
"Mommy...." Kini suara isak Alanis yang terdengar begitu pilu. Aku yakin ia juga tak lagi mampu berkata-kata.
Aku mengisyaratkan Keanu untuk sedikit mengangkat tubuhku agar aku bisa memandang Alanis. Alanis kini sedang dipeluk oleh Mommy Claire. Wajahnya pucat. Dan yang membuatku miris adalah... selang oksigen yang terpasang di hidungnya. Rasanya aku ingin sekali mencabutnya dan memberikan segala oksigen yang aku miliki untuknya.Tanpa perlu ada alat itu, aku bisa membuatnya tetap bertahan hidup karena aku oksigennya dan ia oksigenku!
Ah, Sayang, maafkan aku sudah membuat kita terjerumus ke dalam lingkaran setan tak berujung ini. Lingkaran setan yang aku ciptakan dan pada akhirnya membunuh diri kita sendiri. Dan saat ini, dosaku tak terampuni. Penebusanku mungkin hanya dengan nyawaku.
Alanis memandang ke arahku. Ia menatapku sendu, begitu juga aku. Tetapi aku tidak bisa melakukan apa-apa kali ini. Ingin aku merengkuhnya dan membawanya lari, tetapi begerak saja aku tidak mampu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alanis "a forbidden love"
RomanceDi bawah langit Rusia Kita meretas cinta Meleburkan batas ketidakbenaran Mengisi tiap gores kidung kehidupan Hingga takdir menentukan jalannya... Di bawah langit Rusia Aku, Alanis Caradoc... Dan inilah kisah cinta terlarangku... ...