-----------
Kehadiranmu nyata, seperti rasa sakit yang enggan untuk pergi. Ragamu berada di sini, tetapi jiwamu telah lama berencana untuk pergi meninggalkan inangnya.
-----------
Kesedihan itu nyata dan sekarang menghampiriku. Aku mengira bahwa hidupku akan sempurna saat aku bisa menikah dengan Claire. Memiliki putri secantik Alanis walaupun ia tidak sempurna. Sisa hidupku dan Claire hanya kami gunakan untuk Alanis, karena memang ia adalah seorang putri yang pantas mendapatkan penjagaan dan perhatian lebih dari kami.
Dan pada akhirnya tragedi itu datang. Kebahagiaan itu sedikit terkikis kala aku mengijinkan Alanis untuk pergi ke Rusia. Apakah aku bodoh dengan mengijinkan Alanis ke Rusia, sementara aku begitu menjaganya dan mengetahui kenyataan tentang hal pahit yang terjadi di masa lalu. Mungkin aku memang bodoh karena sejak dulu cinta yang selalu membuat aku bodoh.
Ya, aku begitu mencintai Leonard Caradoc. Aku dan Claire yang merawat ia sejak bayi. Aku yang memandikannya, aku yang selalu menyanyikan lagu lullaby untuknya. Bahkan aku sudah bersama dengan Leonard jauh sebelum kebersamaanku yang nyata bersama anak kandungku sendiri. Leonard dan Alanis sudah menjadi bagian dari jiwaku.
Dan pada akhirnya, aku lengah. Aku telah dikalahkan oleh rasa cintaku sendiri yang sedemikian besar. Leonard telah melakukan kesalahan yang sangat fatal. Kesalahan yang seharusnya tidak terampuni. Kesalahan yang harusnya membuat aku seketika itu juga membunuhnya. Aku, Yanez Caradoc, tidak akan pernah diam ketika melihat seseorang yang paling berharga dalam hidupku terluka, terlebih itu adalah darah dagingku sendiri.
Tetapi... bagaimana jika luka yang menganga itu adalah luka yang digoreskan oleh pisau yang ada dalam genggaman seorang Leonard Caradoc? Apakah aku tega menghabisinya? Apakah aku tega untuk tidak mengampuninya? Ia terlalu berharga untukku. Posisinya sama seperti Alanis. Bahkan aku merasa, aku lebih dekat dengan Leonard karena ia memiliki banyak kesamaan denganku.
Akhirnya aku hanya mampu memberikan kata maaf untuk seorang Leonard dari dalam hatiku. Aku pada akhirnya membiarkan Keanu yang melakukan tugasnya sebagai seorang ayah untuk menghukum Leonard. Dan Keanu lebih memilih untuk memindahkan Leonard ke Rusia. Keputusan yang cukup membuat aku terkejut. Karena kepergian Leonard tentu akan meninggalkan luka bagi Alanis.
Dan apa yang terjadi setelah Leonard tidak ada? Alanis berubah. Hampir setiap malam ia menangis hanya untuk mencari seorang Leon. Ia mogok makan, ia selalu bermimpi tentang Leon, dan ia sedikit-sedikit menjadi lebih pendiam.
Sepuluh tahun berlalu dan rasanya aku telah menghapus segala kenangan buruk itu. Aku mempercayai Leonard karena aku mencintainya. Aku membiarkan Alanis melanjutkan sekolahnya ke Rusia karena aku percaya bahwa Leonard telah berubah. Aku yakin ia memiliki kekasih di sana dan melupakan Alanis yang mungkin hanya menjadi cinta monyetnya. Dan yang membuatku semakin yakin adalah, Leonard tidak akan tega menyakitiku dengan berani melakukan kesalahan yang sama untuk kedua kali.
Sebuah kata yang bernama restu, mungkin itu yang menjadi pokok permasalahan dari kisah mereka. Apakah aku kejam dengan tidak memberikan restu? Mungkin aku terlihat kejam dengan segala yang aku lakukan yang melukai kedua anakku sendiri dengan sedemikian rupa. Tetapi... apakah mereka mengetahui apa yang aku rasakan sebagai seorang ayah yang sejak kecil membesarkan mereka dengan penuh cinta?
Pantaskah ini yang aku terima? Aku hanya tidak mau kehilangan kedua anakku. Kedua anakku yang ternyata menyimpan cinta hingga usia mereka dewasa. Yang tak dapat tertahankan hingga menghasilkan buah cinta yang kini ada di dalam kandungan Alanis. Dan mengapa aku masih dengan begitu tega tidak merestui mereka?
![](https://img.wattpad.com/cover/55906679-288-k906194.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Alanis "a forbidden love"
RomanceDi bawah langit Rusia Kita meretas cinta Meleburkan batas ketidakbenaran Mengisi tiap gores kidung kehidupan Hingga takdir menentukan jalannya... Di bawah langit Rusia Aku, Alanis Caradoc... Dan inilah kisah cinta terlarangku... ...